7 Tips Menghilangkan Perilaku Agresif pada Anak
Perilaku agresif memang bikin pusing, tapi bisa dihilangkan kok, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring dengan bertambahnya usia, anak akan mulai bertemu teman baru dan belajar bersosialisasi.
Masa ini menjadi masa yang krusial bagi anak. Mereka yang sebelumnya hanya mengenal Papa, Mama, dan anggota keluarga lainnya, kini harus bertemu dan berteman dengan anak-anak lain seusia mereka.
Tidak jarang anak akan berperilaku agresif terhadap anak lainnya. Tapi tenang saja, Ma. Hal ini tidak berarti anak Mama akan tumbuh menjadi anak yang nakal.
Setiap anak memiliki kecenderungan berperilaku agresif karena mereka masih bereksperimen mengenai cara bersosialisasi. Mereka juga belum mengerti cara mengontrol emosi negatif mereka.
Untuk itu, penting sekali peran orangtua dalam mengarahkan dan mendisiplinkan mereka. Yuk, simak tujuh tips dari Popmama.com untuk meghilangkan perilaku agresif anak berikut:
1. Pastikan anak mengerti hal yang baik dan buruk
Anak adalah kertas putih yang masih kosong. Masih banyak hal yang belum dimengerti oleh mereka. Oleh karenanya, peran Mama dalam mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk tidak dapat ditawar-tawar.
Ajarkan mereka bahwa memukul adalah perbuatan yang buruk. Berikan pengertian bahwa teman mereka akan merasa sakit jika mereka memukulnya.
Yang perlu diingat, hindari memberi pelajaran dengan cara hukuman fisik. Mungkin Mama ingin membuat anak jera dengan membuat mereka merasakan sakitnya pukulan secara langsung.
Tapi pesan ini tidak akan sampai pada anak. Yang terburuk, anak mungkin berpikir bahwa memukul boleh dilakukan selama dilakukan pada yang lebih lemah.
2. Berikan anak ruang dan intervensi ketika dibutuhkan
Sebagai orangtua, berikan ruang untuk anak bersosialisasi. Sikap protektif Mama pasti akan langsung terpanggil ketika melihat anak berseteru dengan temannya. Tapi ingat, Ma. Waktu ini adalah waktu bagi mereka belajar bersosialisasi dan menyelesaikan masalah.
Peran Mama tetap diperlukan ketika perseteruan antara anak semakin membesar dan melibatkan kekerasan fisik.
Pada saat ini, jangan ragu untuk melerai mereka. Jelaskan bahwa tidak peduli siapa yang memulai duluan, memukul tetap tindakan yang salah.
3. Berikan hukuman yang tidak menyakitkan untuk mendisiplinkan anak
Hukuman adalah salah satu metode mendisiplinkan anak, tetapi bukan metode utama. Berikan hukuman kecil yang tidak melukai anak ketika mereka berperilaku negatif, seperti memukul temannya, berteriak, atau membanting barang.
Salah satu hukuman yang bisa Mama coba adalah dengan menyuruh mereka diam di tempat tertentu selama beberapa waktu.
Dengan cara ini, secara tidak langsung anak dipaksa menenangkan diri. Jangan ragu untuk menegur mereka ketika mereka pergi dari tempat yang ditentukan sebelum batas waktu habis. Setelah anak tenang, segera beri penjelasan dan peluk mereka agar mereka tetap merasa dicintai.
4. Ajarkan anak cara positif untuk mengungkapkan perasaan negatif
Perasaan negatif mungkin merupakan hal baru bagi anak dan mereka belum tau cara menghilangkannya.
Hal ini mendorong mereka untuk berperilaku agresif. Untuk itu, daripada hanya menyuruh mereka berhenti, lebih baik Mama mengajarkan cara positif untuk mengungkapkan perasaan negatif.
Ada banyak cara positif yang bisa dilakukan, salah satunya dengan kata-kata. Ajarkan mereka untuk menjelaskan apa yang sedang mereka rasakan.
Kalimat seperti, “Aku marah karena mainanku rusak,” atau “Aku sedih karena kakak mengambil kue bagianku,” akan sangat membantu. Nggak hanya bagi anak, tapi juga bagi orang lain agar bisa memahami emosi mereka dan mencari solusi.
5. Berikan pujian ketika anak berperilaku baik
Hukuman adalah salah satu metode mendisiplinkan anak, begitu pula pujian. Bahkan, pujian memainkan peranan yang lebih penting.
Jika anak mendapat hukuman ketika berperilaku agresif, tentunya mereka berhak mendapat pujian ketika berperilaku baik. Pujian menjadi tanda bahwa mereka melakukan hal yang benar.
Jangan ragu untuk memuji mereka ketika mereka membagi makanannya dengan teman mereka atau menolong teman mereka yang jatuh. Tidak hanya berdampak baik pada anak, pujian juga dapat meningkatkan hubungan Mama dengan anak, lho!
6. Berikan teladan bagi anak
Anak adalah peniru yang paling baik. Oleh karena itu, salah satu cara paling efektif untuk menghilangkan perilaku agresif anak adalah dengan memberikan contoh secara langsung. Pastikan Mama menjadi panutan yang baik ketika mengungkapkan emosi negatif.
Ingat untuk selalu menjaga perilaku Mama ketika sedang berada di dekat Anak. Hal ini berlaku tidak hanya ketika berinteraksi dengan anak, tapi juga ketika Mama berinteraksi dengan orang lain.
Bahkan tidak ada salahnya jika Mama mengambil waktu menyendiri untuk meluapkan emosi negatif agar tidak dilihat oleh anak.
7. Jangan merasa bersalah ketika mendisiplinkan anak
Ternyata untuk menghilangkan perilaku agresif, tidak hanya anak yang perlu dilatih, tetapi Mama juga, lho! Meskipun marah di luar, pastinya Mama sering merasa bersalah dan tidak tega ketika mendisiplinkan anak.
Ada keinginan untuk segera melunak dan kembali memeluk si Anak. Ternyata, keinginan ini harus dihindari.
Hilangkan rasa ragu, bersalah, atau sedih ketika mendisiplinkan anak. Jika anak melihat perasaan Mama yang sesungguhnya, bisa saja mereka memahaminya sebagai kemenangan. Mereka akan merasa bahwa mereka benar dan Mama adalah “orang jahat”nya.
Nah, inilah tujuh tips untuk menghilangkan perilaku agresif pada anak. Selamat mencoba dan pantang menyerah ya, Ma!
Baca juga:
- 7 Aturan di Rumah Demi Menjaga Keselamatan Anak Mama
- Cara Mengajarkan Potty Training untuk Anak Perempuan
- 5 Jenis Superfood Ini Baik untuk Kesehatan Anak