Sindrom Reye: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Mudah marah dan gelisah merupakan salah satu gejala sindrom reye
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sindrom reye termasuk dalam kondisi yang serius. Hal ini karena dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada organ hati dan juga otak. Biasanya sindrom ini banyak terjadi pada anak-anak yang baru saja sembuh dari infeksi virus, seperti flu.
Walaupun begitu, pada kasus lain sindrom ini dapat pula menyerang orang dewasa. Sindrom ini terjadi karena terganggunya proses metabolisme yang terjadi pada organ hati ketika anak sedang terkena infeksi dari virus.
Hal ini pun dapat menyebabkan terjadinya penurunan gula darah serta penumpukan amonia dalam darah yang kemudian dapat berdampak pada otak.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi lengkap mengenai sindrom reye yang perlu Mama ketahui.
1. Apa itu sindrom reye?
Sindrom reye merupakan kondisi yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada liver hati dan juga otak. Sindrom ini biasanya terjadi pada anak-anak yang mengalami fase penyembuhan setelah terinfeksi dari sebuah virus, terutama virus flu ataupun cacar air.
Sindrom ini memiliki gejala yang membuat orang yang terkena menjadi kebingungan, kejang, ataupun kehilangan kesadaran sehingga harus membutuhkan terapi secepatnya.
Adanya diagnosis awal serta terapi yang dilakukan untuk menangani sindrom reye dapat menyelamatkan nyawa sang anak. Selain itu, penggunaan obat aspirin ternyata juga dikaitkan dengan sindrom reye.
Anak yang baru saja sembuh dari cacar maupun gejala flu sebaiknya tidak menggunakan aspirin. Gunakanlah obat alternatif yang lebih aman dibandingkan aspirin.
2. Gejala terjadinya sindrom reye
Gejala dari sindrom reye ini biasanya mulai muncul setelah 3-5 hari setelah anak terserang infeksi virus. Gejala yang ditimbulkan pada setiap anak berbeda-beda berdasarkan usianya. Pada anak yang masih berusia di bawah 2 tahun, biasanya memiliki gejala diare serta napas yang tersenggal.
Berbeda dengan itu, anak yang berusia lebih tua memiliki gejala awal sindrom reye, seperti lesu, mudah merasa ngantuk serta muntah.
Gejala sindrom reye ini juga dapat terjadi lebih parah sehingga membuat kondisi menjadi lebih buruk, di antaranya:
- Bingung, meracau, mengigau, atau bahkan berhalusinasi
- Mudah tersinggung dan perilakunya menjadi lebih agresif
- Lemah atau bahkan kelumpuhan di tungkai
- Kejang
- Tingkat kesadaran menurun
3. Penyebab terjadinya sindrom reye
Sindrom reye awalnya terjadi ketika mitokondria pada sel hati mengalami kerusakan. Mitokondria ini merupakan sebuah struktur kecil yang berada di dalam sitoplasma dan berperan penting dalam menjaga fungsi dari hati.
Dengan adanya kerusakan pada mitokondria ini akan membuat hati menjadi tidak dapat membuang racun yang berada di dalam darah. Sehingga akan mengakibatan racun menjadi menumpuk di dalam darah.
Selain itu, juga akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada seluruh organ tubuh serta terjadinya pembengkakan otak. Sebenarnya belum diketahui penyebab pasti dari terjadinya sindrom reye.
Namun, penggunaan aspirin yang diberikan pada anak yang terinfeksi virus diduga dapat memperparah terjadinya kerusakan mitokondria hati.
Tidak hanya itu, penggunaan aspirin yang diberikan pada anak remaja yang mempunyai gangguan oksidasi asam lemak juga dapat menjadi pemicu dari timbulnya sindrom reye.
Gangguan oksidasi asam lemak ini merupakan sebuah kelainan genetik yang terjadi sehingga membuat tubuh tidak dapat memecahkan asam lemak.
4. Faktor risiko terjadinya sindrom reye
Sindrom reye juga dapat terjadi karena beberapa faktor risiko yang terjadi, di antaranya:
- Adanya penggunaan aspirin yang digunakan untuk mengobati infeksi parah. Salah satunya seperti flu, cacar air ataupun infeksi pernapasan
- Mempunyai riwayat ataupun kondisi yang menyebabkan terjadinya gangguan dalam metabolisme serta oksidasi asam lemak
5. Cara mengobati terjadinya sindrom reye
Pengobatan dalam sindrom reye ini sebenarnya memerlukan perawatan dari rumah sakit. Bahkan, pada kasus yang cukup berat memerlukan perawatan di ruang ICU. Selain itu, tanda vital pun juga akan di monitor secara rutin.
Berikut ini beberapa pengobatan yang biasanya diberikan selama masa perawatan, di antaranya:
- Cairan infus, diberikan melalui selang infus terutama yang mengandung glukosa dan elektrolit.
- Diuretik, pengobatan yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya tekanan di dalam otak serta meningkatkan terjadinya pembuangan cairan melalui urin.
- Pengobatan untuk mencegah terjadinya pendarahan, pengobatan ini membutuhkan vitamin K, plasma, serta trombosit.
- Antikonvulsan, pengobatan yang digunakan untuk mengontrol terjadinya kejang
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai sindrom reye yang perlu Mama ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- Sindrom Nefrotik pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
- Progeria: Pengertian, Gejala, dan Penyebab
- Kejang Parsial Kompleks pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan