7 Ciri-Ciri Alergi pada Anak, Penting untuk Orangtua Pahami
Alergi pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin meningkat setiap tahunnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Alergi merupakan masalah kesehatan yang semakin meningkat setiap tahunnya, mempengaruhi banyak anak di seluruh dunia. Gejala-gejalanya bisa bervariasi, mulai dari tanda-tanda yang tampak pada kulit hingga gangguan pernapasan yang serius.
Penting bagi orangtua untuk memahami gejala-gejala ini agar dapat mengenali potensi alergi pada anak-anak.
Berikut ini telah Popmama.com rangkum beberapa ciri-ciri alergi pada anak menurut Dokter Spesialis Anak Ian Suryadi Suteja dan laman resmi Healthline.com. Yuk, simak informasinya sebagai berikut.
1. Lipatan Dennie Morgan, terdapat 1-2 garis di kelopak mata bawah
Salah satu tanda yang sering diabaikan namun penting untuk diperhatikan adalah lipatan Dennie Morgan, yang terlihat sebagai 1-2 garis di kelopak mata bawah. Meskipun terlihat sepele, lipatan ini sebenarnya dapat menjadi indikasi kuat adanya alergi kulit, seperti eczema atau atopi.
Menurut penelitian, lipatan Dennie Morgan terjadi pada 52-77% anak yang menderita alergi kulit. Yang menarik, karakteristik lipatan ini dapat bervariasi antara individu, baik dalam ketebalan maupun ukurannya.
Meskipun sering kali dianggap sebagai ciri fisik biasa, pengamatan terhadap lipatan Dennie Morgan dapat menjadi langkah awal yang penting dalam mengidentifikasi adanya masalah alergi pada anak. Oleh karena itu, pemahaman akan tanda-tanda seperti lipatan Dennie Morgan menjadi penting dalam upaya deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap alergi kulit pada anak-anak.
2. Allergic shiner, kelopak mata bawah yang menghitam
Allergic shiner, atau kelopak mata bawah yang menghitam, sering kali dianggap sebagai tanda fisik yang tidak terlalu mencolok, namun memiliki keterkaitan yang kuat dengan alergi pernapasan. Fenomena ini terjadi ketika pembuluh darah di sekitar mata mengalami peradangan dan pembesaran akibat respon alergi.
Meskipun gejala ini dapat dianggap sebagai tanda kelelahan atau kurang tidur, sebenarnya ada keterkaitan langsung dengan kondisi alergi, terutama alergi pernapasan.
Anak-anak yang mengalami allergic shiner seringkali juga mengalami gejala seperti hidung meler, bersin-bersin, dan gatal pada hidung. Penting untuk dipahami bahwa kemunculan allergic shiner bukanlah hanya karena kurang tidur, melainkan merupakan reaksi tubuh terhadap alergen tertentu.
Menariknya, studi menunjukkan bahwa jika seorang anak memiliki tanda ini, kemungkinan besar (sekitar 76-100%) ia juga menderita alergi pernapasan. Oleh karena itu, pengamatan terhadap kelopak mata yang menghitam ini dapat menjadi petunjuk awal yang penting bagi orangtua untuk mencari bantuan medis dan mengelola kondisi alergi anak dengan tepat.
3. Lidah berpulau (geographic tongue)
Lidah berpulau, yang dalam istilah medis dikenal sebagai geographic tongue, adalah suatu kondisi di mana permukaan lidah memiliki bercak-bercak berwarna tidak merata yang menyerupai peta geografis. Meskipun mungkin tampak mencolok, kondisi ini umumnya tidak menyebabkan rasa sakit atau gejala lainnya.
Hal ini sering kali disalahartikan sebagai sariawan atau infeksi jamur karena kesamaan penampilannya dengan kondisi-kondisi tersebut. Namun, perlu dicatat bahwa geographic tongue adalah suatu kondisi yang berbeda dengan sariawan atau infeksi jamur, dan tidak memerlukan perawatan khusus kecuali jika menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan.
Hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 33% orang yang menderita alergi atau asma juga melaporkan keluhan geographic tongue yang muncul secara berkala. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara kondisi alergi pernapasan dengan kemungkinan terjadinya geographic tongue.
Meskipun hubungan ini belum sepenuhnya dipahami, pengamatan terhadap geographic tongue pada seseorang mungkin dapat memberikan petunjuk tambahan tentang kondisi alergi yang mungkin dialaminya.
4. Mata berair, merah, atau bengkak
Dilansir dari Healthline.com, mata yang berair, merah, atau bengkak dapat menjadi petunjuk awal adanya reaksi alergi pada anak. Gejala ini sering dianggap remeh, namun, jika berlangsung lebih dari satu atau dua minggu, perlu dicurigai adanya alergi.
Selain itu, jika anak juga mengalami gatal pada mata, mulut, atau tenggorokan, serta kecenderungan untuk menggaruk telinga, ini dapat menjadi tanda tambahan dari reaksi alergi yang lebih kompleks. Gejala-gejala seperti pilek yang berlangsung secara kronis juga perlu diperhatikan, karena hal ini bisa menjadi indikasi adanya alergi yang mendasarinya.
Menurut American Academy of Pediatrics, kondisi ini kemungkinan merupakan manifestasi dari alergi, seperti demam atau rinitis alergi, yang merupakan bentuk alergi paling umum pada anak-anak. Penting untuk memperhatikan apakah gejala tersebut muncul kembali pada waktu yang sama setiap tahunnya, karena ini bisa menjadi petunjuk tambahan untuk menetapkan diagnosis alergi yang lebih pasti.
5. Batuk kering disertai lendir
Batuk kering disertai lendir bening dapat menjadi tanda tambahan dari adanya alergi pernapasan pada seorang anak. Meskipun seringkali dianggap sebagai gejala umum dari infeksi pernapasan, batuk ini dapat menunjukkan adanya reaksi alergi terhadap berbagai alergen seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan peliharaan.
Penting untuk memperhatikan bahwa lendir yang dihasilkan biasanya berwarna bening, berbeda dengan lendir yang berwarna kuning atau hijau yang biasanya terkait dengan infeksi bakteri.
Selain itu, saat mengamati anak saat bermain, perhatikan apakah mereka tampak mudah lelah atau lebih cepat merasa lelah dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Ini juga dapat menjadi tanda tambahan dari alergi pernapasan, karena reaksi alergi yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan energi pada anak.
Dengan demikian, pemantauan terhadap gejala batuk dan kelelahan, serta pengamatan terhadap lendir yang dihasilkan, dapat membantu dalam pengenalan dini dan manajemen yang tepat terhadap alergi pernapasan pada anak-anak.
6. Napas pendek
Napas pendek merupakan salah satu gejala khas dari asma, suatu kondisi paru-paru kronis yang mempengaruhi sebagian besar populasi di Amerika Serikat, dengan sekitar 25 juta orang yang terkena dampaknya, atau sekitar 8% dari total populasi.
Penderita asma seringkali mengalami gejala seperti batuk dan sesak napas, yang sering dijelaskan sebagai napas pendek yang terasa sulit dan tidak nyaman. Penting untuk dicatat bahwa gejala asma dapat muncul dan menghilang secara tidak terduga, membuat kondisi ini menjadi tidak terduga dan mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya.
Berbagai pemicu dapat memicu serangan asma, termasuk infeksi virus seperti flu, aktivitas fisik yang intens, perubahan suhu yang drastis, paparan terhadap alergen seperti debu atau bulu hewan peliharaan, serta iritan seperti asap rokok atau wewangian yang kuat.
Oleh karena itu, pengenalan dan pemahaman terhadap gejala asma, termasuk napas pendek, serta faktor-faktor pemicu yang mungkin memperburuk kondisi, sangatlah penting dalam manajemen yang efektif terhadap asma pada individu yang terkena dampaknya.
7. Mulut gatal
Mulut gatal adalah gejala umum yang dialami banyak orang. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi virus atau jamur atau alergi terhadap makanan, serbuk sari, lateks, obat-obatan, dan banyak lagi.
Jika disebabkan oleh alergi, mulut gatal sering disebut dengan sindrom alergi oral. Meskipun beberapa penyebab mulut gatal mungkin ringan, penyebab lainnya dapat mengancam nyawa.
Jika anak mengalami mulut gatal, mungkin anak alergi terhadap makanan atau serbuk sari tertentu. Dalam hal ini, anak mungkin menderita sindrom alergi mulut, suatu kondisi yang biasanya dimulai pada masa remaja dan dewasa. Sindrom alergi mulut bahkan bisa terjadi ketika anak mengonsumsi makanan yang mungkin mereka makan tanpa masalah sebelumnya.
Nah, itulah beberapa ciri-ciri alergi pada anak yang haru orangtua pahami sebagai langkah penting dalam upaya deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap berbagai kondisi alergi. Dengan memperhatikan tanda-tanda ini dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan, orangtua dapat membantu anak-anak mengatasi alergi dengan lebih baik. Melalui kesadaran akan gejala dan pengetahuan tentang cara mengelola kondisi ini, diharapkan anak-anak dapat mengalami peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.
Baca juga:
- 5 Penyebab Napas Lewat Mulut pada Anak, Alergi hingga Kebiasaan Buruk
- Benarkah Anak yang Alergi Susu Sapi Dapat Berisiko Alami Stunting?
- Penyebab Alergi Makanan pada Anak dan Cara Mengatasinya