7 Tanda Balita Kurang Waktu Tidurnya
Penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda bahwa balita mungkin tidak mendapatkan tidur cukup
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, mengamati pola tidur balita adalah kunci penting untuk memastikan kesehatan dan perkembangannya yang optimal. Tidur yang cukup sangat penting bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif mereka.
Namun, terkadang balita tidak mendapatkan tidur yang cukup, dan ini bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari mereka.
Berikut ini Popmama.com akan membahas beberapa tanda balita kurang tidur yang mungkin ditunjukkan.
1. Menjadi hyper di penghujung hari
Salah satu tanda bahwa balita mungkin tidak tidur cukup adalah jika mereka menjadi sangat hiperaktif di penghujung hari. Ini adalah momen ketika tubuh mereka seharusnya bersiap untuk istirahat, namun, mereka justru menunjukkan tingkat energi yang tidak wajar.
Meskipun terlihat kelelahan, mereka tampaknya tidak bisa menenangkan diri, bahkan ketika waktu tidur sudah dekat. Fenomena ini mungkin menjadi dilema bagi orangtua yang mencoba memahami mengapa balita mereka begitu sulit untuk meredakan diri menjelang tidur.
Hal ini juga bisa menimbulkan kekhawatiran bahwa pola tidur mereka mungkin terganggu atau bahwa mereka mengalami kesulitan tertidur karena kelebihan stimulasi. Beberapa balita mungkin mulai berperilaku impulsif atau merasa gelisah, yang dapat menyulitkan mereka untuk masuk ke dalam pola tidur yang nyaman.
Menyadari bahwa balita mengalami kesulitan mengelola tingkat energi mereka di penghujung hari bisa menjadi petunjuk bahwa ada sesuatu yang harus diatasi dalam rutinitas tidur atau aktivitas harian mereka.
Mungkin ada perubahan yang diperlukan dalam lingkungan tidur mereka, seperti memastikan kamar tidur mereka tenang dan gelap, atau mengurangi paparan mereka terhadap stimulasi seperti televisi atau permainan video sebelum tidur.
2. Mengamuk lebih dari biasanya
Ketika balita tidak mendapatkan tidur yang cukup, perubahan dalam perilaku mereka sering kali menjadi jelas. Salah satu indikator yang paling terlihat adalah kecenderungan mereka untuk mengamuk lebih dari biasanya.
Kurangnya tidur dapat memberikan dampak yang signifikan pada keseimbangan emosional balita. Ketika tubuh dan pikiran mereka tidak mendapat istirahat yang cukup, mereka mungkin merasa lebih mudah tersinggung dan rentan terhadap stres.
Sebagai hasilnya, mereka cenderung menunjukkan reaksi yang berlebihan terhadap situasi kecil yang sebelumnya mungkin tidak memicu tanggapan emosional yang serupa.
Mengamuk bisa menjadi cara balita untuk mengekspresikan ketidaknyamanan atau frustrasi mereka atas kelelahan yang mereka rasakan. Mereka mungkin tidak memiliki kapasitas untuk menahan diri atau mengekang emosi mereka seperti biasanya karena kurangnya istirahat yang memadai.
Sebagai orangtua, penting untuk tidak hanya menangani gejala yang terlihat, tetapi juga untuk mencari akar penyebab dari perilaku tersebut. Mengembangkan rutinitas tidur yang konsisten dan memberikan lingkungan tidur yang nyaman dapat membantu mengurangi kecenderungan balita untuk mengamuk.
Pendidikan emosional juga bisa menjadi alat yang berguna dalam membantu mereka belajar cara mengatasi dan mengekspresikan emosi mereka dengan lebih seimbang.
3. Sore hari adalah waktu terburuk
Salah satu indikator bahwa balita mungkin tidak mendapatkan tidur yang cukup adalah ketika mereka mulai menunjukkan peningkatan ketidaknyamanan dan ketidakmampuan untuk bersantai menjelang malam.
Sore hari, yang seharusnya menjadi waktu untuk bersantai dan menenangkan diri setelah hari yang penuh dengan aktivitas, dapat menjadi momen yang sulit bagi mereka karena kelelahan mulai terasa.
Pada sore hari, ketika tubuh balita seharusnya memulai proses persiapan untuk tidur malam yang nyenyak, mereka mungkin mulai menunjukkan tanda-tanda ketidakmampuan untuk rileks dan merasa tidak nyaman.
Mereka mungkin menjadi mudah marah atau gelisah, sulit untuk fokus pada aktivitas, dan cenderung menjadi rewel atau menangis tanpa alasan yang jelas. Ini adalah reaksi alami dari tubuh mereka terhadap kelelahan dan kekurangan tidur yang mereka alami.
Ketika sore hari menjadi momen yang sulit bagi balita Anda, ini juga dapat memengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan. Orangtua mungkin merasa terbebani oleh tantangan yang dihadapi anak mereka menjelang tidur, sementara balita mungkin merasakan ketegangan dan ketidaknyamanan dalam lingkungan keluarga yang seharusnya santai.
4. Bertingkah laku sangat manja
Perilaku manja pada balita dapat menjadi respons alami terhadap kurangnya tidur yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Dalam upaya untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut, mereka mungkin mencari perlindungan dan dukungan dari orang dewasa yang mereka percayai, seperti orangtua.
Hal ini dapat tercermin dalam permintaan konstan untuk dipeluk, dipegang, atau dihibur, bahkan dalam situasi yang seharusnya tidak memerlukan kehadiran orang dewasa.
Bagi orangtua, perilaku ini mungkin menimbulkan tantangan tambahan dalam menjaga keseimbangan antara memberikan perhatian yang diperlukan kepada balita dan memenuhi tuntutan lain dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, penting untuk diingat bahwa perilaku manja pada balita seringkali merupakan cara mereka untuk mengekspresikan kebutuhan emosional dan fisik mereka, terutama ketika mereka merasa lelah atau tidak nyaman akibat kurang tidur.
5. Tidak tidur dengan mudah saat jam tidur
Meskipun terlihat kelelahan, balita yang kekurangan tidur sering menghadapi kesulitan untuk tertidur saat jam tidur tiba. Fenomena ini bisa menjadi tantangan besar bagi orangtua, karena mereka melihat anak mereka tampaknya sangat lelah namun sulit untuk masuk ke dalam pola tidur yang nyaman dan mendalam. Sebagai hasilnya, balita mungkin berjuang untuk tertidur atau bahkan terbangun berkali-kali selama malam.
Kesulitan ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama-tama, kurangnya tidur yang memadai selama siang hari atau malam sebelumnya bisa membuat balita merasa terjaga dan tidak nyaman ketika waktunya tidur tiba. Tubuh mereka mungkin belum memperoleh istirahat yang cukup untuk merasa benar-benar lelah dan siap untuk tidur.
Selain itu, faktor lingkungan juga dapat memainkan peran penting dalam kesulitan tidur balita. Suasana kamar tidur yang tidak nyaman atau terlalu ramai, pencahayaan yang terlalu terang, atau suara-suara yang mengganggu dapat menghambat kemampuan balita untuk masuk ke dalam pola tidur yang dalam dan mendalam.
Terkadang, kesulitan tidur juga bisa menjadi hasil dari kebiasaan tidur yang tidak sehat atau kurangnya rutinitas yang konsisten sebelum tidur. Misalnya, paparan terhadap layar elektronik seperti televisi atau tablet dapat mengganggu ritme tidur balita dan membuatnya sulit untuk tertidur dengan mudah.
Orangtua dapat membantu membantu anak merasa lebih rileks dan siap untuk masuk ke dalam pola tidur yang nyaman dengan membacakan cerita sebelum tidur, memijat atau memeluk mereka dengan lembut, atau menggunakan teknik relaksasi seperti meditasi ringan atau bernyanyi.
6. Cepat tidur di stroller atau mobil
Tidur yang cepat terjadi saat balita berada di stroller atau mobil sering kali menjadi indikator bahwa mereka sedang mengalami kelelahan yang akut dan mendesak. Ini bisa terjadi karena kurangnya tidur yang memadai di malam sebelumnya, atau mungkin karena aktivitas yang sangat intensif atau merangsang selama hari itu.
Sebagai respons terhadap kelelahan yang mendalam, tubuh balita cenderung segera masuk ke dalam mode tidur saat mereka berada dalam lingkungan yang tenang dan stabil seperti stroller atau mobil.
Namun, meskipun tidur yang cepat mungkin terlihat sebagai solusi yang efektif untuk meredakan kelelahan balita, ini sebenarnya tidak memberikan tidur yang berkualitas atau memadai untuk mereka. Tidur di stroller atau mobil tidak memberikan lingkungan yang optimal untuk istirahat yang nyaman dan mendalam, karena mereka mungkin tidak dapat mencapai fase tidur yang dalam atau tetap dalam posisi yang nyaman untuk waktu yang lama.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi orangtua untuk memprioritaskan kualitas tidur balita di tempat tidur mereka sendiri di rumah. Ini bisa melibatkan pembuatan rutinitas tidur yang konsisten dan memberikan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang di rumah.
Selain itu, jika perjalanan panjang atau aktivitas luar biasa di luar rumah tak terhindarkan, penting untuk memastikan bahwa balita mendapatkan istirahat yang cukup sebelum dan setelah perjalanan, serta memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk beristirahat di tempat tidur mereka sendiri setelah kembali.
7. Lebih rawan celaka
Kekurangan tidur pada balita memiliki dampak yang lebih luas daripada hanya membuat mereka lelah atau rewel. Salah satu dampak yang sering diabaikan adalah peningkatan risiko kecelakaan.
Kurang tidur dapat memengaruhi keseimbangan dan koordinasi motorik balita, membuat mereka lebih rentan terhadap berbagai jenis kecelakaan. Mereka mungkin tampak lebih canggung atau tidak stabil dalam gerakan mereka, yang dapat meningkatkan risiko jatuh atau terluka.
Perkembangan keseimbangan dan koordinasi motorik adalah aspek penting dari pertumbuhan dan perkembangan balita. Saat tidur yang cukup, otak balita memiliki waktu untuk memproses informasi dan mengkonsolidasikan keterampilan motorik yang telah dipelajari selama hari itu.
Namun, ketika balita tidak mendapatkan tidur yang cukup, proses ini dapat terganggu, menyebabkan penurunan dalam kemampuan mereka untuk menjaga keseimbangan dan koordinasi gerakan mereka.
Dampak dari kurangnya tidur pada keseimbangan dan koordinasi motorik balita juga dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, berlari, atau bermain.
Mereka mungkin menjadi lebih canggung dalam gerakan mereka, sering kali terjatuh atau menabrak objek di sekitar mereka tanpa alasan yang jelas. Ini meningkatkan risiko cedera, terutama saat mereka berada di lingkungan yang berisiko seperti taman bermain atau rumah dengan tangga.
Itulah beberapa tanda balita tidak mendapatkan tidur yang cukup. Jika Papa dan Mama melihat tanda-tanda di atas pada anak, penting untuk mencari cara untuk memperbaiki pola tidurnya dan memberikan lingkungan yang mendukung tidur yang berkualitas
Baca juga:
- Setop Kebiasaan Mendorong Nasi dengan Kuah saat Suapi Anak
- Cara Simpel Agar Anak Nggak GTM Lagi, Tiru Nikita Willy!
- Cara Menjelaskan ke Balita Jika Ingin Mengadopsi Anak untuk Jadi Adik