Gejala Glue Ear, Penyebab Gangguan Pendengaran pada Anak
Kenali gejalanya dan ketahui perawatannya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Para Mama pasti ingin melihat anaknya selalu sehat. Namun, terkadang harapan tak sesuai dengan kenyataan, bisa saja tiba-tiba jatuh sakit. Jika sudah melihat anak sakit, Mama pasti langsung sigap memberi obat atau membawanya ke rumah sakit agar cepat sembuh kembali.
Akan tetapi, ada beberapa penyakit yang tidak langsung diketahui dan terdeteksi karena tidak terlihat, seperti glue ear. Penyakit ini terdapat di dalam kuping sehingga sulit untuk diketahui secara instan. Penyakit ini biasanya menyerang anak balita hingga anak berumur 10 tahun.
Gejalanya akan diketahui jika mama telah memahami ada yang tidak beres dari pertumbuhan anak, khususnya saat mendengar dan berbicara.
Coba pahami lebih jauh tentang glue ear yuk Ma. Cari tahu bagaimana cara mendeteksi dan menyembuhkannya.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum berbagai informasi tentang glue ear yang perlu Mama ketahui.
Simak yuk, Ma!
1. Apa itu glue ear?
Glue ear adalah kondisi yang umum terjadi di masa kanak-kanak di mana cairan lengket seperti lem menumpuk di tengah-tengah telinga. Hal ini menyebabkan gangguan pendengaran pada si Kecil sehingga mengakibatkan keterlambatan berbicara.
Biasanya, keterlambatan bicara itulah yang membuat para orangtua mengajak anak balitanya ke dokter umum karena takut terdapat gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada sang anak.
Glue ear yang sering dialami oleh anak-anak ini belum diketahui penyebab pastinya. Diperkirakan cairan ini berkembang ketika tabung Eustasius tidak berfungsi dengan baik.
Tabung Eustasius adalah saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah ke belakang hidung. Fungsinya untuk menjaga tekanan udara yang sama di kedua sisi gendang telinga, dan ketika gagal, tekanan turun dan ruang diisi dengan cairan yang bocor dari jaringan sekitarnya.
Penumpukan cairan tersebut mengganggu gerakan normal tiga tulang kecil yang mengirimkan getaran suara ke telinga bagian dalam.
Kondisi ini sangat umum terjadi Ma. Terutama pada anak-anak prasekolah. Sedangkan untuk anak 6 tahun ke atas biasanya lebih jarang untuk mengalami ini.
Diperkirakan, sekitar 90% anak-anak akan mengalami setidaknya satu kali kondisi glue ear sebelum mereka berusia 10 tahun.
Dari seluruh kasus glue ear pada anak, 50% terjadi karena adanya infeksi telinga. Kasus ini akan membaik dalam waktu tiga bulan.
2. Gejala glue ear yang perlu diketahui
Sebagian orangtua bisa jadi tidak mengetahui anaknya memiliki cairan seperti lem di dalam kupingnya. Sebab, pada umumnya anak-anak balita belum memahami kondisi pada dirinya. Selain itu, ia mungkin belum bisa menjabarkan keluhannya kepada Mama.
Begitu pun dengan orangtua, karena cairan ini terdapat di dalam telinga dan tak bisa dilihat oleh mata, terkadang Mama tidak sadar si Kecil mengalami kondisi glue ear.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui gejala glue ear pada anak. Berikut ini gejala yang perlu diketahui oleh orangtua untuk mengetahui apakah anaknya mengalami glue ear atau tidak:
1. Kehilangan pendengaran mulai dari ringan sampai sedang
Gejala ini dapat mama perhatikan melalui aktivitas sehari-hari anak. Misalnya, ia menghiraukan ucapan Mama atau bahkan tidak menjawab ketika ditanya, selalu meminta Mama mengulang ucapan Mama, jika menonton tv atau media digital lainnya, dia selalu menambah volumenya lagi dan lagi, dan hal lainnya yang berhubungan dengan pendengaran.
2. Keterlambatan bicara
Gejala ini dapat ditandai dengan perkembangan bahasa anak yang tidak berkembang sebaik anak lain seusianya.
3. Perawatan untuk anak yang mengalami glue ear
Perawatan biasanya hanya dilakukan jika glue ear pada anak bertahan lebih dari tiga bulan dan jika ada risiko bicara yang tertunda.
Jika sudah lebih dari tiga bulan, biasanya grommet atau T-tube dimasukkan ke telinga yang terkena glue ear. Alat ini membiarkan udara melewati gendang telinga, menjaga tekanan yang sama di kedua sisi.
Ini adalah prosedur kecil dan anak Anda akan sembuh total dalam beberapa hari, meskipun ia mungkin mengalami sakit telinga ringan dan telinga mungkin mengeluarkan cearan atau darah sedikit pada awalnya. Ini normal.
Dokter mungkin meresepkan obat tetes telinga. Jika tidak, Mama dapat membantu membuat si Kecil lebih nyaman dengan parasetamol atau ibuprofen.
Grommet dan T-tube akan dilepas dari telinga antara 9 dan 15 bulan kemudian, saat masalah sudah teratasi. Namun, dalam 30% kasus, diperlukan grommet lain.
Mama tak perlu khawatir dan panik jika anak mengalami glue ear. Sebab, kondisi ini dapat pulih kembali kok. Yang terpenting Mama tetap di sisinya dan merawatnya.
Sedangkan perihal keterlambatan bicara, anak-anak yang mengalami glue ear akan segera menyusul teman-temannya begitu pendengarannya pulih.
Baca juga:
- 11 Pengobatan Alami untuk Mengatasi Sakit Telinga pada Anak
- Jangan Salah, Ma! Ini 5 Cara Merawat Kesehatan Telinga Anak
- Gejala Otitis Media, Infeksi Telinga pada Balita yang Mengganggu