Ini 6 Tips Memilih Botol Susu yang Aman Buat si Kecil
Yang mahal belum tentu aman, lho!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meski semua Mama ingin memberi ASI penuh selama dua tahun, kadang ada kondisi tertentu yang menghambat proses ini. Pada situasi ini keberadaan botol susu dan dot akan sangat membantu. Ada Mama yang mesti memberikan ASIP dengan botol karena bekerja. Lalu ada juga yang produksi ASI-nya kurang lancar, sehingga kebutuhan si Kecil dipenuhi dengan bantuan susu formula.
Selain itu, botol susu juga banyak digunakan menjelang proses penyapihan. Mendekati usia dua tahun, Mama mulai mengurangi ASI untuk si Kecil dan memberikan susu formula. Biasanya produksi ASI pun menurun seiring dengan pertambahan usianya.
Nah, selama ini ada berapa jenis botol susu yang sudah Mama tahu? Di pasaran cukup banyak jenis botol dengan bentuk dan bahan yang berbeda. Harganya pun beragam dari yang ramah di kantong hingga fantastis. Lalu apakah botol susu berharga mahal sesuai dengan kualitasnya? Karena tidak sedikit juga mitos beredar tentang bahayanya botol susu bagi kesehatan si Kecil.
Di bawah ini Popmama.com punya beberapa tips yang perlu Mama tahu sebelum membeli botol susu. Simak yuk!
1. Kenali bentuk botol susu
Sekilas mungkin botol-botol susu di pasaran terlihat sama saja, hanya ada perbedaan warna, tinggi, dan ukuran. Dilansir dari kidspot.com.au, variasi tinggi dan ukuran ini ternyata mempengaruhi kenyamanan si Kecil lho! Anak berusia setahun ke atas sudah bisa memegang botol susunya sendiri. Bentuk botol dengan diameter terlalu besar bisa membuatnya kesulitan memegang. Memilih diameter kecil tapi botol terlalu tinggi pun kurang nyaman.
Solusinya, Mama coba untuk membeli dua botol dengan bentuk berbeda lalu mencobakannya terlebih dahulu. Mana yang lebih nyaman baginya, baru membeli dengan bentuk serupa untuk cadangan.
2. Kenali karakteristik dot
Botol susu ada yang bagian atasnya menggunakan sedotan, dot, atau corong berlubang menyerupai sippy cup. Bagi Mama yang memilih botol susu dengan dot, kenali karakteristiknya terlebih dahulu. Mulai dari bahan pembuat, ukuran, lubang alir, hingga masa kadaluarsa. Jangan salah, dot bisa kadaluarsa lho Ma! Bekas gigitan dan lama pemakaian dot bisa membuat teksturnya menipis dan lubang alirnya membesar.
Dot biasanya terbuat dari bahan silikon dan lateks. Dot lateks teksturnya lebih lembut dan fleksibel, namun masa pakainya lebih singkat. Sementara dot silikon lebih tahan lama dan bentuknya tidak mudah berubah, namun fleksibilitasnya kalah dari lateks. Mama mau pilih yang mana?
3. Kenali bahan pembuat botol
Pernahkah Mama mendengar soal BPA? Botol susu yang berbahan plastik biasanya dikhawatirkan tidak BPA-free. Apa itu BPA? Dikutip dari artikel resmi BPOM, BPA atau bisfenol-A adalah bahan utama pembuatan plastik polikarbonat yang biasanya digunakan sebagai botol minuman, botol susu bayi, kemasan makanan, hingga peralatan medis.
Senyawa bisfenol-A memiliki dua sifat kelarutan, di mana dalam kondisi bebas mudah terlarut dengan lemak. Sedangkan dalam tubuh (jika tertelan), BPA bersifat larut air terutama pada metabolisme hati. Bisfenol-A ini memiliki struktur kimia yang menyerupai esterogen (hormon seks wanita). Maka keberadan BPA dalam kadar tertentu dapat menggangu sistem hormonal.
Nah, di pasaran sebenarnya banyak jenis botol susu berbahan non-plastik. Ada yang berbahan silikon, kaca, dan stainless steel. Tapi tentu saja harganya jauh lebih mahal dan tidak mudah didapat. Untuk botol susu berbahan kaca, biasanya dilengkapi dengan sarung pelapis dari silikon untuk mengurangi potensi bahaya. Ketiga jenis botol ini juga memiliki masa kadaluarsa yang lebih lama lho, Ma! Lebih awet dan tidak mudah rusak.
4. Perhatikan tanda-tanda fisik dan psikis si Kecil
Tidak hanya karakteristik botol susu dan dot, bagaimana pengaruh pada si Kecil juga mesti diperhatikan. Apakah ia nyaman dengan botol dan dotnya, adakah efek terhadap kesehatan, dan sebagainya. Hentikan pemakaian atau ganti dengan jenis yang lain jika muncul ketidaknyamanan.
5. Perhatikan fitur anti-kolik
Dilansir dari modernmom.com, beberapa botol secara khusus dirancang untuk anti-kolik. Setiap botol tersebut dirancang berbeda, namun pada dasarnya desain botol memungkinkan udara dilepaskan ke dalam botol, dan bukan ke perut bayi. Kolik diperkirakan berasal dari jalur pencernaan, dan gas di jalur pencernaan. Hal ini sangat dibenci oleh bayi, karena ia akan merasa perutnya kembung.
6. Mudah dibersihkan
Kebersihan botol bayi adalah hal yang paling utama, oleh sebab itu Mama perlu memilih botol susu yang mudah dibersihkan setelah digunakan. Terdapat beberapa bahan dari botol susu yang susah sekali dibersihkan membuat sisa susu menempel dan dapat menyebabkan bakteri sehingga dapat menimbulkan permasalahan kesehatan pada si Kecil.
Baca juga: Cara Memilih Dot yang Tepat untuk Bayi