Apakah Gen dari Orangtua Memengaruhi Sifat Anak?
Ternyata, ada beberapa faktor yang memengaruhi sifat anak lho, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orang memiliki kepribadiannya masing-masing. Pada dasarnya, kepribadian adalah pola karakteristik pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang.
Kepribadian seseorang dibentuk oleh sifat-sifat atau karakteristik yang berbeda dengan orang lain. Kita bisa memiliki beberapa sifat yang sama dengan orang lain, tapi tidak bisa 100 persen sama.
Oleh karena itu, orang yang satu dengan yang lain tidak bisa dibanding-bandingkan. Sebab, setiap orang unik.
Anak pun memiliki kepribadian yang berbeda dengan Papa dan Mamanya. Anak mungkin memiliki sifat-sifat yang sama dengan orangtua sehingga ada peribahasa “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Namun, ia tetap memiliki sifat-sifat yang berbeda.
Lalu, seberapa besar gen berpengaruh pada kepribadian anak, ya? Bagaimana perubahan sifat kepribadian anak? Apa saja prinsip dasar dalam kepribadian anak?
Untuk mengetahuinya, yuk simak Apakah Gen dari Orangtua Memengaruhi Sifat Anak? yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini, dilansir dari laman verywellmind.com.
1. Seberapa besar gen berpengaruh pada kepribadian anak?
Untuk membuktikan hal ini, para peneliti telah mempelajari keluarga, anak kembar, anak angkat, dan keluarga asuh untuk memahami seberapa besar pengaruh gen pada kepribadian anak.
Pada tahun 1979 hingga 1999, peneliti mempelajari 350 pasang anak kembar dalam penelitian Minnesota Study of Twins Reared Apart. Para peserta terdiri dari anak kembar identik dan fraternal yang dibesarkan bersama ataupun terpisah.
Hasilnya, kepribadian anak kembar identik serupa, baik yang dibesarkan bersama maupun terpisah. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa aspek kepribadian dipengaruhi oleh genetika.
Selain faktor genetika, faktor lingkungan juga berperan dalam membentuk kepribadian anak. Penelitian anak kembar tersebut menunjukkan bahwa anak kembar identik memiliki sekitar 50 persen sifat yang sama, sedangkan anak kembar fraternal memiliki sekitar 20 persen sifat yang sama.
Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat kepribadian itu kompleks. Faktor genetika dan faktor lingkungan berinteraksi sedemikian rupa untuk membentuk kepribadian setiap individu.
2. Bagaimana perubahan sifat kepribadian anak?
“People change”, manusia itu berubah. Mama pernah mendengar kata-kata ini?
Memang benar bahwa manusia pasti mengalami perubahan dalam caranya bersikap. Namun, perubahan cenderung sulit jika menyangkut beberapa sifat yang luas dan dominan.
Kalaupun terjadi perubahan pada sifat-sifat ini, perubahan tersebut cenderung sangat halus. Perubahannya tidak terjadi secara drastis dan tiba-tiba.
Misalnya, anak yang sangat ekstrovert atau yang mendapatkan energi dari interaksi sosial bisa jadi lebih pendiam seiring bertambahnya usia. Bukan berarti ia berubah menjadi seorang introvert. Hanya saja, sifat ekstroversinya telah mendapat sedikit modifikasi.
Ia masih ramah dan suka berteman. Namun, mungkin lama-lama ia merasa bahwa ia juga menikmati kesendirian atau ketenangan.
Anak yang introvert pun bisa mengalami hal serupa. Seiring bertambahnya usia, ia bisa berubah menjadi lebih ekstrovert.
Bukan berarti ia tiba-tiba ingin menjadi pusat perhatian atau ingin rutin berpesta setiap minggu. Hanya saja, mungkin lama-lama ia merasa bisa menikmati acara sosial dan energinya tidak terlalu terkuras setelah menghabiskan waktu bersosialisasi.
Dalam kedua contoh ini, sifat kepribadian inti anak tidak berubah sama sekali. Hanya ada pergeseran halus pada sifat-sifat utamanya yang dibentuk dari pengalaman seiring berjalannya waktu.
3. Apa saja prinsip dasar dalam kepribadian anak?
Dalam buku Handbook of Personality: Theory and Research yang ditulis oleh Roberts, Wood, dan Caspi, dijelaskan tentang prinsip-prinsip dasar dalam kepribadian. Setidaknya ada 4 prinsip sebagai berikut.
- Prinsip pengembangan identitas
Anak akan mengembangkan identitas yang lebih kuat seiring bertambahnya usia dan kedewasaan. Kedewasaan membuat anak memiliki komitmen yang lebih besar dan memelihara rasa diri tersebut.
Ketika masih muda, anak masih dalam masa mengeksplorasi peran dan identitas yang berbeda. Ketika sudah lebih dewasa, ia mulai setia pada identitas yang telah ia tempa selama hidupnya.
- Prinsip kedewasaan
Seiring bertambahnya usia, anak akan cenderung lebih menyenangkan, stabil secara emosional, dan dominan secara sosial.
- Prinsip plastisitas
Sifat-sifat kepribadian cenderung stabil dan tidak kaku. Sifat-sifat kepribadian tunduk pada pengaruh lingkungan pada setiap tahap kehidupan anak.
- Prinsip kontinuitas peran
Prinsip kontinuitas peran adalah konsistensi peran yang mengarah pada kontinuitas dalam sifat-sifat kepribadian daripada konsistensi dalam lingkungan.
Itulah penjelasan mengenai Apakah Gen dari Orangtua Memengaruhi Sifat Anak?. Ternyata, sifat anak memang diwariskan oleh orangtua, tapi juga dibentuk oleh lingkungan pada setiap tahap kehidupannya.
Baca juga:
- 5 Alasan Mengapa Jangan Memaksa Anak untuk Berbagi
- Dukung Kecerdasan Anak dengan Memadukan Aktivitas Belajar dan Bermain
- 5 Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Anak Suka Meniru