5 Efek Negatif Saat Orangtua Sering Bohong pada Anak
Si Kecil bisa salah persepsi, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak tidak mengerti konsep berbohong, kecuali diajarkan oleh orang lain. Orangtua mungkin secara tidak sadar suka melakukan kebohongan pada anak. Hati-hati efek negatifnya!
Kebohongan, baik itu white lie sekalipun, tetap tidak baik dilakukan pada orang lain, apalagi pada anak. Jika Mama sering bohong pada si Kecil, hati-hati bahaya yang mengintai.
Sebuah studi psikologi yang dilakukan oleh peneliti Anyang Technological University menunjukkan efek buruk berbohong pada anak,
Apa saja efek buruknya? Berikut Popmama.com rangkumkan untuk Mama.
1. Memberikan efek negatif sampai mereka dewasa
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Experimental Child Psychology, kebohongan yang sering dilakukan orangtua ke mereka akan membekas sampai lama, bahkan sampai mereka dewasa.
Dalam penelitian ini dilibatkan 379 orang dewasa yang dahulu pernah mengalami kebohongan orangtuanya.
Hasilnya, responden ini mengaku suka membohongi orangtuanya saat mereka beranjak dewasa.
Selain itu, para responden ini juga mengaku menghadapi tantangan sosial dan psikologis yang lebih besar. Seperti contoh, mereka suka melakukan agresi, melanggar aturan dan berperilaku impulsif.
2. Anak jadi tidak percaya lagi pada orangtuanya
Pada umur balita, otak anak sedang berkembang dengan luar biasa. Salah satu efeknya, si Kecil jadi senang bertanya dan seringnya tanpa henti.
Berbohong untuk membuat segalanya lebih mudah dan cepat selesai bukanlah solusi yang baik.
Di kala orangtua mengajarkan betapa pentingnya bersikap jujur, mereka malah melakukan kebohongan. Secara tak langsung, orangtua sedang mengenalkan konsep kebohongan pada anak
Sering berbohong membuat anak kehilangan kepercayaan pada orangtuanya. Secara perlahan, anak akan sulit percaya pada Mama atau Papa karena sering mendapati ucapan orangtuanya tidak bisa dipercaya.
3. Anak akan meniru yang dilakukan orangtuanya
Ini bisa terjadi pada anak balita. Di kala mereka belum mengetahui konsep kebohongan adalah sesuatu yang tidak baik, orangtuanya malah mengajarkan berbohong.
Mereka bisa dengan mudah mengikuti apa yang dilakukan Mama dan Papanya. Parahnya, mereka tidak akan merasa bersalah karena menganggap sikap seperti ini tidak buruk karena orangtuanya juga melakukannya.
Anak juga jadi kerap mengikuti kebohongan yang dilakukan orangtuanya. Jika sudah begitu, jangan memarahinya saat ia berbohong, karena Mama juga melakukan hal yang sama.
4. Menimbulkan ketakutan yang tidak berdasar
Salah satu kebohongan yang tidak sadar Mama lakukan adalah saat mengucapkan kalimat ancaman.
Seperti contoh, "Kalau nakal nanti disuntik pak dokter", atau "Ayo tidur nanti digigit monster".
Dengan sering melontarkan kalimat seperti itu, mereka jadi lebih mudah merasa takut. Sayangnya, rasa takutnya ini tidak berdasar.
Saat harus ke dokter, ia akan panik ketakutan karena sering dibohongi dengan momok dokter yang menakutkan.
Tak mau kan seperti itu?
5. Menganggap berbohong adalah jalan keluar
Jika Mama atau Papa suka berbohong untuk menyelesaikan pembicaraan dengan si Kecil, maka ia akan belajar dari sana.
Mereka akan menganggap bahwa berbohong adalah salah satu jalan keluar paling aman jika tidak ingin membahas kejujuran.
Tentu hal ini sangat berbahaya untuk pembentukan karakternya.
Tak mau kan, Ma, jika si Kecil jadi anak yang bisa mudah berbohong? Hindari berbohong pada anak dan ajarkan anak belajar menerima kenyataan.