TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Video Viral: Seorang Balita Ditarik dan Diseret Topeng Monyet

Anak mungkin trauma setelah alami ini, bagaimana agar orangtua bisa melakukan pendekatan ke anak?

Pixabay/a_m_o_u_t_o_n

Media sosial sedang dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan seorang bocah diseret oleh topeng monyet hingga jatuh ke aspal. 

Kejadian yang sangat mengerikan ini terjadi di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukomanungal, Kota Surabaya pada Sabtu (2/3/2020). Awalnya seperti atraksi topeng monyet secara umu tentu mengundang perhatian banyak orang, termasuk anak-anak. 

Alih-alih ingin melihat pertunjukan topeng monyet di sebuah gang kecil, namun kejadian buruk justru menimpa seorang bocah karena tiba-tiba ada monyet yang menyerang dan menyeretnya cukup jauh. 

Penyerangan yang terjadi di depan pawang tukang monyet tersebut sontak membuat warga sekitar menjadi panik dan berteriak. 

Video seorang balita yang diseret oleh topeng monyet ini bisa dilihat di Instagram milik @ndorobeii. 

"TKP Surabaya Barat. Hati-hati saat melihat komedi monyet," tulis @ndorobeii pada unggahannya di Instagram.

Terkait dengan kejadian ini, Mama pun semakin perlu berhati-hati untuk tetap mengawasi setiap aktivitas anak. 

Selain itu, orangtua perlu memahami bahwa ada beberapa pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa trauma anak ketika mengalamai kejadian buruk. 

Bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan oleh orangtua? Tak perlu khawatir karena kali ini Popmama.com telah merangkumnya. 

Semoga ini bisa menjadi pembelajaran berharga ya, Ma.  

1. Jadilah pendengar yang baik dan dengarkan ketakutannya

Freepik

Ketika anak berusaha untuk menceritakan tentang ketakutan terkait kejadian buruk yang baru saja menimpanya, maka orangtua perlu menjadi pendengar yang baik. 

Setiap orang yang mengalami kejadian buruk tentu mengalami rasa takut, begitu juga dengan anak-anak. 

Jika anak mulai bercerita dan membahas mengenai ketakutanya pasca diseret oleh monyet, maka usahakan untuk tidak dipotong. Biarkan anak bercerita dan menjabarkan ketakutan yang mungkin masih dirasakannya. 

Dengan bercerita, maka si Kecil dapat meluapkan apa yang ada di hati dan menjadi lebih lega setelahnya. 

2. Yakinkan anak bahwa dirinya sudah aman

Freepik/senivpetro

Seperti yang diungkapkan oleh Sharon Stanley, Ph.D., penulis Relational and Body-Centered Practices for Healing Trauma: Lifting the Burdens of the Past, untuk membantu seseorang yang mengalami peristiwa traumatis dibutuhkan proses yang tenang. 

Sebagai orangtua, Mama juga perlu berusaha untuk tenang dan tidak mudah panik. Kepanikan hanya akan membuat anak terbawa perasaan tersebut dan kembali merasa ketakutan. 

Jika anak sudah bercerita terkait kejadian buruk dan ketakutan yang sedang dirasakan, maka perlu menyakinkan si Kecil bahwa sekarang dirinya sudha aman. 

Sesekali berikanlah pelukan dan ciuman di kening anak, sehingga membantu anak menjadi lebih percaya diri. 

Keberadaan orangtuanya akan memberikan kesadaran bahwa anak telah aman dan semua sudah kembali seperti biasa.

3. Carilah kegiatan yang bisa menghibur anak 

Freepik

Sebagai mengembalikan keceriaan di wajah si Kecil, Mama bisa mencarikan berbagai kegiatan sederhana yang tentunya bisa menghibur. 

Hal ini dapat membantu dalam mengurangi rasa takut dan trauma pada anak. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan, mulai dari menemani anak bermain, tertawa bersama atau mendengarkan lagu favoritnya. 

Kegiatan tersebut secara tidak langsung dapat perlahan-lahan membantu anak melupakan trauma yang dialaminya. 

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua sebagai pertolongan pertama agar anak terhindar dari rasa trauma. 

Namun, jika diperlukan Mama bisa berkonsultasi secara online dengan psikolog anak. Ini menjadi salah satu cara terakhir yang bisa dilakukan untuk memulihkan rasa trauma terkait pengalaman buruk pada anak. 

Semoga tips ini berguna dan selalu pastikan untuk memerhatikan perkembangan si Kecil ya, Ma. 

Baca juga: 

The Latest