5 Hal yang Belum Bisa Dilakukan Otak Balita yang Sedang Berkembang
Ada peran besar orangtua dalam membantu anak memahami semua hal
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sama seperti kemampuan anak untuk melakukan hal-hal kecil hingga sesuatu yang kompleks, otak anak juga memerlukan waktu untuk berkembang. Bukan sebuah rahasia lagi, bahwa 1000 hari pertama kehidupan anak adalah masa emas dimana otak menyerap berbagai stimulus yang diberikan.
Salah satu alasan kenapa anak suka tantrum atau mudah tersulut emosi hanya karena hal kecil adalah karena otaknya sedang dalam masa pertumbuhan.
Si Kecil tentu belum selihai orang dewasa dalam mengendalikan emosi, mengatur diri sendiri, atau menenangkan diri.
Orangtua punya peran yang besar untuk mengajarkan anak hal-hal tersebut, dengan penuh kesabaran dan terus diulang setiap hari.
Ada 5 hal yang belum bisa dilakukan otak balita yang sedang berkembang. Cari tahu jawabannya bersama Popmama.com yuk!
1. Mengatur dan mengendalikan emosi layaknya orang dewasa
Saat memasuki usia balita, anak masih dalam proses mengembangkan struktur dan jaringan otak yang membantu mengelola emosi. Itulah mengapa, mereka sering kesulitan mengatur emosi dibandingkan orang dewasa.
Menangis adalah cara mereka berekspresi. Saat mereka menangis, biarkan dan jangan minta mereka untuk menahan emosinya. Lebih baik membiarkan mereka menangis dan mereka berhasil mengekspresikan emosi yang dirasa, dibandingkan meredam emosinya sebelum diekspresikan.
Selain itu, mengendalikan emosi adalah sebuah keterampilan yang membutuhkan latihan dan waktu. Hal ini harus diajarkan secara bertahap, dan harus memiliki jam terbang yang memadai. Orangtua wajib memberikan contoh respon emosi yang tepat sebagai salah satu contoh bentuk pengendalian emosi.
2. Mengerti konsep waktu
Waktu memiliki konsep yang abstrak, yang mana tidak bisa disentuh dan dilihat. Otak balita masih belajar tentang bagaimana cara memproses sesuatu yang abstrak ini. Kebanyakan, balita akan mengenal definisi waktu dari kebiasaan mereka sehari-hari.
Anak mungkin akan memiliki pemahaman tentang durasi waktu, namun belum memiliki kemampuan untuk memahami konsep waktu dengan cara yang lebih kompleks, atau lebih fleksibel.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya koneksi saraf anak dan kemampuan kognitif yang berkembang, anak akan menjadi lebih baik dalam mengatur dan memahami waktu.
3. Kendali impuls utama
Pengendalian impuls tidak terjadi secara alami pada balita. Tugas orangtua adalah mengajarkan dan menunjukkan bagaimana anak bisa mengeluarkan impulse yang sehat secara aman.
Pengendalian impulse memerlukan kemampuan untuk berhenti sejenak, dan mengatur respon langsung. Semua dibantu oleh Prefrontal Cortex, yaitu bagian dari otak yang memiliki tugas dan tanggung jawab besar, salah satunya mengendalikan impulse response.
Karena PFC balita masih berkembang dan belum sepenuhnya berfungsi, balita kekurangan alat kognitif yang berfungsi untuk menolak impuls
4. Punya pemikiran yang rasional
Otak balita belum membentuk area berpikir rasional. Jadi, ketika ada sesuatu yang orangtua anggap rasional, bagi anak itu sepenuhnya adalah perasaan yang valid dan nyata yang mereka alami.
Egosentrisme, atau sebuah teori perkembangan kognitif Jean Piaget menunjukkan bahwa anak seringkali menggambarkan dunia sesuai dengan perspektif mereka, sehingga membuat anak sulit memahami bahwa orang lain mungkin memiliki perspektif yang berbeda.
Kurangnya kemampuan anak menerima perspektif yang berbeda ini, menunjukkan bahwa mereka belum mampu berpikir logis.
Namun seiring berjalannya waktu, otak anak akan berkembang dan mampu berpikir dengan lebih rasional
5. Mengungkapkan perasaan secara verbal
Memahami perasaan yang dirasakan bukanlah hal mudah. Jangankan balita, orang dewasa pun kadang butuh waktu untuk memahami, dan mengungkapkan perasaan kepada orang lain.
Regulasi emosi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Ini merupakan sebuah keterampilan yang harus dikembangkan secara bertahap, dan anak seringkali kesulitan dalam mengelola perasaan yang kuat, seperti marah, sedih, atau cemas. Mereka pun sering sulit mengenali perasaan tersebut, sehingga akan kesulitan pula dalam menyampaikan perasaan ini ke orang lain.
Saat anak masih belum bisa melabeli perasaannya, reaksi yang diberikan cenderung lebih bersifat naluri dan kurang terkontrol. Perasaan besar yang mereka alami, sangat mungkin membuat mereka overwhelmed. Seiring bertambahnya usia, anak pun akan bisa mulai mengenali, melabeli, dan mengontrol beragam perasaan yang dirasakan.
Itulah beberapa hal yang belum bisa dilakukan anak saat balita. Banyaknya organ yang masih berkembang membuat mereka belum terampil dan terasah dalam melakukan beberapa hal. Ma, selalu temani anak dalam melewati segala fase kehidupan mereka ya!
Baca juga:
- 7 Perilaku Anak 2 Tahun, Energetik dan Suka Tantangan
- 7 Tips Memupuk Kesabaran saat Menjaga Anak Usia Batita
- 7 Langkah Mudah agar Anak Berhenti Ngempeng