Setop Kebiasaan Mendorong Nasi dengan Kuah saat Suapi Anak
Ada makna yang buruk dibalik kebiasaan mendorong nasi dengan kuah saat suapi anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika anak GTM, rasanya disitu dunia Mama mulai runtuh. Berbagai macam cara dicoba untuk mendapatkan solusi dari masalah ini. Hingga, tak sedikit yang memutuskan untuk meminta bantuan ahli agar si Kecil mau makan lagi.
Melalui podcast Mom’s Corner yang dipandu oleh Nikita Willy, dr. Dimple Nagrani menjelaskan bahwa setiap anak yang enggan makan pasti memiliki alasan.
“Tidak ada anak yang iseng aja, mingkem, pingin Mamanya nangis, pingin Mamanya bete karena anaknya nggak mau makan. Beberapa alasan yang paling basic adalah (1) anaknya belum lapar (2) anaknya lagi ngantuk. Jadi, jadwal itu ternyata nomor satu,” ucap dr. Dimple Nagrani.
Solusi lain yang diberikan saat anak sedang mogok makan adalah orangtua suka tanpa sadar memberikan makan berupa nasi dan kuah saat suapi anak makan. Padahal, ini adalah hal yang salah.
Ma, setop kebiasaan mendorong nasi dengan kuah saat suapi anak, ya! Berikut penjelasan dari dr. Dimple Nagrani yang telah Popmama.comrangkum untuk Mama.
1. Feeding Rules yang tepat dan harus diterapkan orangtua
Feeding Rules atau penerapan pola makan untuk bayi dan anak harus diajarkan sejak dini agar menjadi kebiasaan baik yang dijalani oleh anak. Berikut beberapa feeding rules yang diajarkan oleh dr. Dimple Nagrani:
- Anak wajib puasa 2-3 jam sebelum makan. Puasa maksudnya tidak boleh mengunyah apapun kecuali minum air putih. DBF on demand (menyusui secara langsung) juga tidak dianjurkan selama anak puasa. Tujuannya agar anak benar-benar lapar, dan nafsu makannya tidak menurun karena camilan-camilan yang tidak sengaja diberikan oleh Mama dan Papa selama kurun waktu puasa.
- Anak makan selama 30 menit, tidak boleh lebih karena anak hanya bisa fokus selama 30 menit. Lebih dari 30 menit, anak tidak lagi tertarik dengan makanannya dan mudah dialihkan dengan hal menarik di sekitarnya.
- Jauhkan anak dari distraksi sedikitpun, karena anak tidak mampu multitasking. Jika ada hal yang diinginkan, itu akan mendistraksi anak saat ia sudah tidak lapar, bukan saat dia kenyang. Sebuah fakta menarik diungkapkan oleh dr. Dimple, yaitu anak paling banyak terdistraksi dengan kipas angin
2. Mendorong nasi dengan kuah saat suapi anak jadi kebiasaan yang harus dihindari
Dalam akun Youtube.com/Nikita Willy Official dr. Dimple Nagrani menjelaskan mengapa mendorong nasi dengan kuah saat suapi anak adalah suatu hal yang harus dihindari dan segera dihentikan jika sudah menjadi kebiasaan. Memang, anak akan lebih cepat makan. Namun ternyata, ada sinyal buruk yang kita berikan kepada anak secara tidak sadar.
“Kalau kita mendorong dengan sop atau kuah, kita meminta anak untuk menelan tanpa mengunyah. Itu yang akan bikin anak super duper kembung dan memiliki masalah mengunyah. Jadi kalau kita kasih makanannya itu banjir, nasinya bener2 berenang di dalam sop, seolah kita kasih tau dia untuk “telan aja dek”. dan itu kasih sinyal yang salah untuk anak,”
Jika sudah terlambat dan menjadi kebiasaan, kita wajib menghentikan hal ini dengan segera karena akan mengganggu oromotor. Ternyata masalah oromotor ada hubungannya dengan reaksi kita dalam memberi makan ke anak. Semakin cepat dihentikan akan semakin baik, terutama saat anak masih kecil. Akan jauh lebih mudah mengubah kebiasaan anak berusia satu tahun, dibanding anak yang sudah dewasa.
3. Manfaat mengunyah
Mengunyah mungkin terdengar sepele, dan bisa dilakukan oleh semua manusia. Padahal, proses mengunyah sangat penting untuk dilatih. Mengutip jurnal yang diterbitkan australianassociationoforofacialmyology.org.au mengunyah merupakan salah satu oral journey pada tumbuh kembang anak.
Gerakan mengunyah akan melatih otot bibir, lidah, dan rahang agar berfungsi dengan sempurna. Lebih dari itu, mengunyah juga berkaitan dengan perkembangan wajah, menelan yang benar, normal yang pencernaan dan juga berhubungan dengan kemampuan konsentrasi dan memori kita.
4. Manfaat mengenal tekstur makanan
Memberikan variasi tekstur makanan kepada si Kecil juga menjadi Oral Journey anak. Dengan mengenal berbagai macam tekstur, akan mengajarkan anak untuk mengunyah, membantu perkembangan bicara, dan mendorong anak untuk menerima tekstur yang berbeda.
Orang yang enggan makan makanan tertentu karena teksturnya, biasanya memiliki trauma saat kecil atau memiliki sensory issue yang terbawa hingga dewasa. Kesalahan yang tanpa sadar orangtua lakukan dalam mengenalkan tekstur pada anak adalah suka salah menaikkan tekstur dari bubur ke nasi tim, padahal anak nggak suka tekstur yang grenjel.
dr. Dimple menyarankan agar tekstur makanan padat diubah lebih kering dan bukan tim, sehingga si Kecil tidak menemui tekstur grenjel-grenjel yang akan membuat anak bingung bagaimana untuk mengunyahnya.
Seru sekali ya Ma, membahas seputar GTM dan anak yang enggan untuk makan. Anak yang masih sangat kecil butuh bimbingan dari orangtua agar bisa belajar, dan mengenali sinyal serta emosi yang dirasakan oleh tubuhnya. Termasuk, yang berkaitan dengan makan. Anak belajar, orangtua pun ikut belajar. Semoga artikel ini bermanfaat!
Baca juga:
- Cara Simpel Agar Anak Nggak GTM Lagi, Tiru Nikita Willy!
- Lucunya Anak Nikita Willy, Issa Ketiduran saat Makan
- 10 Benda Berbahaya yang Bisa Sebabkan Balita Tersedak