Bahaya Memberikan Susu untuk Balita Sebelum Tidur Malam Hari
Biasa memberikan susu pada anak sebelum tidur bisa membuat gigi berlubang lho, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama pernah memberikan anak segelas susu sebelum tidur? Minum segelas susu hangat sebelum tidur merupakan kebiasaan yang telah banyak dilakukan dari generasi ke generasi, sebagai cara untuk meningkatkan ketenangan, menghilangkan kecemasan, dan membuat tidur anak menjadi lebih nyenyak.
Selain itu Mama juga mungkin tidak perlu khawatir jika si Kecil akan kelaparan di malam hari, dan hal ini juga dapat membantu Mama jika anak memiiliki masalah makan di siang hari karena pilih-pilih makanan.
Meskipun banyak yang memberkan segelas susu pada anak sebelum tidur, apakah rutinitas ini baik untuk anak?
Berikut ini Popmama.com akan membahas selengkapnya tentang dampak memberikan susu pada anak sebelum tidur. Yuk Ma, simak informasinya di bawah ini!
1. Laktosa pada berbagai jenis susu berisiko membuat anak mengalami kerusakan gigi
Apakah Mama sering memberikan anak segelas susu favoritnya sebelum tidur di malam hari? Jika iya, maka rutinitas ini perlu dihentikan.
Dilansir dari manchestereveningnews.co.uk, para orangtua dihimbau sebaiknya untuk menghentikan pemberian susu pada balita setiap malam, karena dapat merusak giginya. Faktanya, laktosa yang merupaka sejenis gula, ditemukan dalam susu sapi, ASI, dan banyak susu formula untuk anak. Laktosa berisiko membuat anak mengalami kerusakan gigi.
Menurut mitos, fakta, dan statistik yang ditulis oleh DentaVox tentang gigi anak-anak, ketika tidur di malam hari manusia memproduksi lebih sedikit air liur untuk melindungi kita dari gigi berlubang. Alternatif yang baik, adalah minum air putih dibandingkan dengan susu.
2. Orangtua perlu menyimpan botol susu sebelum anak berusia satu tahun
Pada tahun 2017, DentaVox juga melaporkan bahwa seorang dokter gigi di Salford, mendesak orangtua untuk menyimpan atau membuang botol susu anak sebelum mencapai usia satu tahun, tujuannya untuk membatu mencegah kerusakan gigi.
Adlyn Burton, seorang ahli kebersihan gigi dan terapis Love The Dentist, telah melihat anak-anak berusia tiga tahun membutuhkan pencabutan dan penambalan karena lubang di giginya.
Ia pun mengatakan, membiarkan anak terus menggunakan botol bayi untuk minum susu setelah usia satu tahun adalah faktor utama penyebab kerusakan gigi. Terutama jika anak dibiarkan minum susu sebelum tidur di malam hari.
"Botol bayi untuk minum susu, hanya sampai usia satu tahun. Jus, minuman manis dan teh tidak boleh diberikan dalam botol bayi. Terutama balita tidak boleh dibiarkan tidur dengan botol di mulutnya karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan gigi." ujar Adlyn pada wawancaranya dengan M.E.N's Manchaster Family.
Ia juga menambahkan bahwa menyusu di malam hari membuat gigi anak dipenuhi gula, yang merusak enamel dan gigi anak.
3. Selain susu, minuman manis lain dapat menempel di gigi dan mengakibatkan gigi berlubang
Dilansir dari themoosedentist.com, saat minuman manis menempel di gigi sepanjang malam, bakteri akan menempel sehingga menghasilkan asam yang memakan enamel gigi, hal ini lah yang menyebabkan anak mengalami gigi berlubang.
Walaupun susu tidak semanis jus, tetapi seiring waktu susu bisa mulai membusuk jika mengendap sepanjang malam.
Hal ini juga sama seperti membiarkan botol atau gelas balita anti tumpah di tempat tidur yang berbahaya bagi gigi. Begitu anak memiliki gigi, maka ia berpotensi menghabiskan atau menghisap botol yang berada di sekitarnya.
Agar menjaga gigi anak tetap sehat dan bersih, Mama perlu mengetahui apa saja tips dan trik yang efektif. Mama bisa coba beberapa tips dan trik di bawah ini:
Tips dan Trik untuk Menjaga Gigi anak Tetap Sehat dan Bersih
Ikuti tips dan trik di bawah ini untuk menjaga gigi anak tetap sehat dan bersih sepanjang hari:
Kunjungan gigi pertama anak harus saat gigi pertamanya tumbuh
Anak harus mengunjungi dokter gigi untuk pertama kalinya segera setelah gigi pertamanya tumbuh, yang biasanya antara 6 dan 12 bulan. Hal ini dilakukan karena Salah satu penyebab utamanya adalah karies anak usia dini, yang sebelumnya dikenal sebagai kerusakan gigi pada botol bayi atau karies menyusui.
Kerusakan pada gigi ini juuga berkembang pada usia yang sangat dini, belum lagi fakta bahwa bakteri penyebab gigi berlubang bisa berpindah dari ibu ke bayi. Jadi semakin dini anak mengunjungi dokter gigi, maka semakin tinggi peluang untuk mencegah masalah gigi yang lebih lanjut.
Biarkan anak mencoba untuk menyikat gigi sejak dini
Memang tidak ada aturan yang jelas tentang kapan bisa memulai membiasakan anak untuk menyikat gigi. Beberapa dokter gigi menyarankan Mama mulai menyikat gigi anak saat ia mulai bisa terkoordinasi dengan sempurna, namun National Health Service (NHS) menyarankan, menyikat gigi anak sampai usia tiga tahun, dan kemudian beralih ke pengawasan saja.
Namun, sebaiknya anak bisa mulai membangun kebiasaan sejak dini, jadi Mama bisa biarkan anak untuk mencoba menyikat gigi sendiri segera setelah Mama kira anak bisa melakukannya. Namun jangan lupa untuk mengawasi dan memastikan anak sikat gigi dengan bersih setelahnya.
Hindari mengabaikan kerusakan gigi susu anak
Mengabaikan kerusakan gigi selalu dapat menyebabkan masalah yang lebih serius, tidak terkecuali gigi susu. Jika tidak ditangani, dapat menjadi abses yang dapat mengakibatkan situasi darurat dan pengalaman yang menyakitkan untuk anak.
Selain itu, mencabut gigi yang rusak dapat menyebabkan pergeseran gigi lainnya sehingga tidak ada cukup ruang gigi dewasa untuk tumbuh. Terakhir, anak juga membutuhkan gigi mereka untuk perkembangan bicara dan nutrisi yang tepat.
Menjaga kebersihan mulut anak segera setelah ia lahir
Kebersihan mulut anak dapat dimulai segera setelah ia lahir. Kabar baiknya, 51 persen orangtua menyadari hal tersebut. Karies anak usia dini adalah penyakit gigi yang sangat umum, jadi pastikan Mama melakukan apa yang diperlukan untuk mencegahnya.
Anak dapat menggunakan dental floss untuk membersihkan gigi
Mama bisa membersihkan gigi anak dengan benang gigi atau dental floss setiap hari setelah gigi susu atau permanennya sudah saling menempel, yaitu antara usia dua dan enam tahun.
Saat anak sudah cukup besar, Mama dapat membantu anak belajar benang gigi secara mandiri, kira-kira pada usia 10 tahun. Karena flossing yang tidak benar dapat merusak gusi, pastikan Mama mengawasi anak sampai ia bisa membersihkan gigi menggunakan dental floss dengan baik.
Anak boleh menggunakan sikat gigi manual atau sikat gigi elektrik
Para ahli mengatakan bahwa jika seorang anak menyikat selama dua menit dalam dua kali sehari dan berhasil mencapai setiap bagian mulutnya, maka tidak masalah apakah sikat yang digunakan manual atau elektrik.
Bagaimanapun, sikat gigi elektrik tidak berbahaya bagi anak. Sikat gigi elektrik bahkan memiliki beberapa fitur untuk digunakan oleh anak, seperti tampilan berwarna cerah atau bertema, pengatur waktu, koneksi ke aplikasi seluler, yang dapat membuat pengalaman menyikat gigi lebih menyenangkan.
Anak sebaiknya tidak segera menyikat gigi setelah makan
Menyikat setelah makan bukanlah ide yang baik, karena asam dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi cenderung melunakkan enamel untuk sementara waktu. Hal ini pun berlaku untuk anak-anak dan orang dewasa.
Hindari memberikan jus buah atau smoothie secara berlebihan
Tidak diragukan lagi bahwa jus buah buatan sendiri adalah alternatif yang lebih baik untuk minuman bersoda atau soda manis, karena paling tidak jus buah mengandung bahan-bahan yang dikenal. Namun, jangan lupa bahwa buah dikemas dengan fruktosa, gula buah alami.
Saat dihaluskan atau dijus, seratnya akan hilang dan berubah menjadi cairan fruktosa tinggi. Segelas jus apel mengandung sekitar tujuh sendok teh gula, yang hampir sama dengan cola. Fakta ini, dikombinasikan dengan fakta bahwa buah seringkali memiliki rasa yang sangat asam juga, membuat jus buah hampir sama berbahaya dalam hal risiko kerusakan gigi.
Pertimbangkan untuk mengganti jus dengan buah-buahan segar dan pilih opsi rendah gula seperti blueberry dan stroberi.
Mengurangi pemberian camilan manis saja bukan cara yang ampuh melindungi gigi berlubang
Sistem pencernaan manusia mulai memproses makanan dengan air liur, memecah karbohidrat menjadi gula sederhana, yang menyebabkan bakteri gigi memakannya hingga jadi berluban.
Oleh karena itu, sering ngemil menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit gigi, baik manis maupun asin. Gigi berlubang juga merupakan penyakit menular yang artinya dapat juga ditularkan ke anak dari orangtuanya.
Selain itu, minuman manis juga memengaruhi gigi. Jadi sayangnya, hanya mengurangi atau menghilangkan permen bukanlah cara yang ampuh menuju gigi bebas berlubang.
Nah itu dia Ma, alasan tidak boleh memberikan susu sapi atau susu formula di malam hari saat anak ingin tidur. Secara umum, kerentanan terhadap kerusakan sebenarnya dapat dicegah dengan pola makan yang sehat, kebersihan yang baik dan kunjungan ke gigi secara teratur.
Untuk melindungi kesehatan gigi anak, Mama bisa mengganti susu dengan air mineral di malam hari sebelum tidur.
Baca juga:
- Daftar Lengkap Susunan Kabinet Indonesia Maju yang Perlu Anak Hafal
- Jangan Sampai Salah Pilih, Berikut Tips Memilih Susu untuk Anak
- Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Anak yang Tidak Suka Minum Susu