7 Cara Menanamkan Perilaku Positif pada Anak Usia 3 Tahun
Selalu persiapkan antisipasi pada perilaku buruk si Kecil yang berulang
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, Mama perlu terus belajar bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak berdasarkan usianya. Hal ini karena setiap anak berkembang setiap tahunnya, dan pengetahuannya terus bertambah.
Misalnya selama tahun ketiganya, si Kecil benar-benar mulai memahami bahwa tubuh, pikiran, dan emosinya adalah miliknya. Ia juga sudah bisa merasa senang, sedih, takut atau marah, walaupun belum bisa membedakannya.
Keinginan untuk terus mengeksplorasi dan ketidaktahuan perasaan dalam diri ini bisa menyebabkan frustasi dan menimbulkan perilaku buruk di waktu mendatang. Untuk mencegah perilaku buruk balita, penting bagi orangtua untuk menanamkan perilaku positif sejak usia dini.
Lantas bagaimana caranya?
Untuk membantu Mama, berikut Popmama.com akan membahas tujuh cara menanamkan perilaku positif pada anak usia tiga tahun.
1. Kurangi memarahi, lebih banyak mencintai
Memarahi hingga berteriak adalah mekanisme pertahanan yang seringkali orangtua gunakan saat mendisiplinkan anak, namun tak jarang ini hanya menyebabkan perubahan perilaku jangka pendek.
Selain kurang efektif, berteriak juga dapat menyakiti anak-anak lebih dari yang Mama sadari, misalnya dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan psikologis yang nyata.
Daripada berteriak dan menghukum dengan keras, anak membutuhkan pola asuh yang positif untuk perkembangan otak yang sehat.
Dilanisr dari Childrens MD, seorang profesor psikiatri anak dan direktur Program Pengembangan Emosi Dini di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis, Joan Luby, menunjukkan penelitiannya tentang kaitannya memarahi anak dengan perkembangan otak.
Penelitiannya menunjukkan bahwa mengasuh balita secara positif dalam situasi stres, sebenarnya terkait dengan peningkatan ukuran area otak tertentu. Jika Mama mendapati diri terlalu banyak memarahi dan meneriaki anak, cobalah pilihan lain untuk mendisiplinkannya.
2. Menyelaraskan diri dengan kebutuhan anak
Kunci untuk membesarkan anak-anak yang sehat secara emosional adalah penyesuaian, atau seberapa baik Mama mengenali kebutuhan si Kecil pada saat tertentu.
Misalnya, ketika anak melakukan perilaku buruk, cobalah untuk mengidentifikasi akar dari perilaku buruk anak, mengapa ia tidak mau makan atau mengapa ia mengamuk.
Sebelum memberikan time-out sebagai respons "menghukum" anak untuk merefleksikan perilaku yang salah. Sebaliknya, orangtua yang selaras perlu bertanya “mengapa” seorang anak berperilaku tidak baik.
Ketika memahami akar dari perilaku buruk seorang balita, Mama dapat lebih memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan perilaku positif jangka panjang dengan lebih baik.
3. Berikan perhatian pada anak yang berperilaku buruk untuk mencari perhatian
Bukan rahasia umum lagi jika si Kecil yang berusia tiga tahun mengambil ponsel dari tangan Mama, memukul-mukul keyboard laptop saat mengetik, atau menjatuhkan semua tumpukan cucian, ini adalah caranya untuk mendapatkan perhatian penuh.
Jadi, segera setelah menyadari balita mencoba menarik perhatian Mama, berikan ia perhatian penuh selama beberapa waktu.
Tatap matanya, ajukan beberapa pertanyaan, dan dengarkan jawabannya. Gunakan bahasa tubuh yang menunjukkan perhatian, seperti meletakkan ponsel dan menutup laptop.
Selain itu, balita yang berusia tiga tahun sebagian besar membutuhkan banyak pelukan dan sentuhan. Maka bersiaplah untuk meletakkan pekerjaan dan peluk anak, beberapa kali sehari.
Jangan lupa untuk mengatakan, "Aku mencintaimu," terutama ketika balita berperilaku tidak baik.
4. Antisipasi perilaku buruk yang berulang
Anak-anak, seperti orang dewasa, memiliki pola perilaku buruk. Mereka melakukan kesalahan yang sama berulang kali.
Untuk itu, penting bagi Mama untuk mengetahui pelanggaran berulang yang seringkali anak lakukan, campur tangan lebih awal dan dorong anak untuk membuat pilihan yang baik.
Misalnya, jika Mama selalu kesulitan menyuruh balita yang menolak tidur di malam hari, Mama dapat memberikan penawaran dengan mengatakan, "Jika Mama membacakan cerita untukmu malam ini, apakah kamu akan tidur lebih cepat?"
Anak mungkin akan memberikan penawaran lain seperti, ingin dibacakan buku apa atau mungkin lebih ingin dinyanyikan. Ikuti permintaan anak yang paling masuk akal.
Dengan memberinya kendali atas sedikit masalah, Mama dapat memegang kendali lagi atas situasi tersebut.
5. Tetapkan harapan dan batasan yang sesuai dengan usia anak
Penting bagi Mama untuk menetapkan harapan yang jelas, misalnya dengan menulis daftar aturan keluarga. Untuk balita usia tiga tahun, buatlah daftarnya singkat dan sederhana.
Misalnya, saat berbicara gunakan suara yang lembut dan penuh kasih, mematuhi Mama dan Papa, dan jangan menyakiti orang lain
Berbicara tentang mematuhi orangtua, penting juga lho untuk mengajarkan anak tentang kepatuhan sejak dini. Anak-anak tidak dilahirkan patuh, sehingga Mama harus mengajarkannya. Anak usia tiga tahun secara alami mencari kuasa dan akan melawan kepatuhan.
Untuk menanamkan kepatuhan adalah, ketika anak menunjukkan kepatuhan pada apa yang Mama katakan, berikan pujian dan penguatan positif saat makan malam atau sebelum tidur. Ini akan memotivasi anak untuk melakukannya lagi secara terus menerus.
6. Puji upaya anak, bukan hasilnya
Cobalah untuk memuji 10 kali sesering Mama mengoreksi si Kecil, tetapi pujilah dengan cara yang benar. Yaitu dengan memuji upayanya dalam berperilaku baik, bukan hasil.
Misalnya dengan mengatakan, "Mama senang kamu berusaha untuk mengungkapkan perasaanmu dengan baik, kamu akan semakin baik lagi seiring waktu"
Terlalu banyak pujian sebenarnya dapat memiliki efek bumerang pada pencapaian anak-anak, itu dapat menetapkan standar terlalu tinggi dan membuatnya takut gagal.
Jika Mama bingung bagaimana cara menetapkan kapan memberikan pujian, gunakanlah bagan stiker perilaku.
Tempelkan bagan stiker dan mulailah mencatat perilaku apa yang diharapkan pada anak yang berusia tiga tahun. Ketika balita berhasil memenuhi pencapaiannya, berikan hak istimewa seperti pergi di taman bermain atau camilan tambahan.
7. Konsistensi adalah kuncinya
Konsistensi tidak berarti memberikan hukuman keras atau berteriak, namun itu berarti secara konsisten menangani masalah perilaku yang sama.
Misalnya, si Kecil yang berusia tiga tahun perlu merapikan mainannya setelah bermain di rumah. Aturan ini juga harus ditetapkan ketika anak sedang bermain ke rumah nenek atau berlibur.
Ini juga termasuk cara mendisiplinkannya, jika di rumah anak diberikan konsekuensi berupa pengambilan hak istimewa untuk menggunakan ponsel, maka ia juga harus mendapatkan konsekuensi yang sama di tempat lain.
Penting bagi orangtua untuk bekerja sama dengan anggota keluarga dan orang dewasa lainnya untuk menetapkan peraturan ini.
Nah itulah beberapa cara menanamkan perilaku positif pada anak usia 3 tahun. Mungkin tidak mudah, namun ini harus dilakukan orangtua. Karena pendidikan karakter positif sejak usia dini dapat memengaruhi kepribadian anak hingga usia remaja dan dewasa nanti.
Baca juga:
- Setop Menghukum Anak! 5 Cara Menggunakan Teknik Disiplin Positif
- 5 Dampak Positif Mengajarkan Anak untuk Murah Senyum
- 9 Kalimat Afirmasi Positif untuk Meningkatkan Semangat Remaja