5 Kalimat Untuk Mendukung Anak yang Pemalu Tanpa Menghakiminya
Ucapan yang salah justru bisa mengurangi kepercayaan dirinya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perilaku pemalu adalah normal pada bayi dan anak-anak kecil. Beberapa anak yang dianggap "pemalu" sangat sensitif, artinya sangat sadar dan sangat terpengaruh oleh lingkungannya. Yang lain memiliki kepribadian introvert, artinya membutuhkan waktu jauh untuk nyaman saat berkumpul bersama orang lain.
Dan sebagian dari orangtua yang berpikir bahwa anaknya "pemalu" biasanya menganggap anak merasa canggung atau cemas dalam situasi sosial. Rasa malu sering disalahartikan.
Orang berpikir anak pemalu pasti punya masalah dan citra diri yang buruk.
Tetapi sebagian besar waktu, label ini kurang tepat. Karena itu hanya bagian dari temperamennya, yang merupakan cara unik berinteraksi dengan dunia. Lantas, apa yang harus dilakukan orangtua dari anak yang pemalu? dan bagaimana dapat mendukung dan membantnya tumbuh tanpa memaksanya untuk berubah?
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa kalimat untuk mendukung anak yang pemalu tanpa menghakiminya. Yuk simak!
1. Berhentilah melihat rasa malu anak sebagai kelemahan
Hindari mengatakan "Dia malu", cobalah untuk mengatakan "Dia belum siap untuk mengatakan halo sendiri"
Dilansir dari HuffPost, kebanyakan anak menunjukkan keengganan saat bertemu orang baru. Itu sangat normal dan rasa malu awal itu adalah bagaimana anak memasuki ruang baru dan menyesuaikan sikapnya. Hal ini sepenuhnya sesuai dengan perkembangan bagi anak kecil untuk merasa malu dalam lingkungan baru.
Bahkan, rasa malu yang seringkali dianggap kelemahan, bisa menjadi manfaat. Rasa malu dapat membantu anak berpikir sebelum bertindak, yang berarti bersifat protektif, dan bahkan dapat membuatnya tampak lebih tenang dan dapat dipercaya.
Dilansir dari The Cut, para ahli yang telah mempelajari rasa malu, mendesak orangtua dan orang dewasa lainnya untuk tidak menganggap malu sebagai cara bersosialisasi yang lebih baik atau lebih buruk pada anak, hanya cara bersosialisasi yang berbeda.
2. Berempati dengan kekhawatiran anak dan hindari mempermalukannya
Hindari mengatakan "Jangan jadi anak yang kasar, kasih sapa dulu", cobalah untuk mengatakan "Ia akan menyapa jika sudah siap".
Mengakui apa yang dirasakan anak, tanpa penilaian negatif, membantunya merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Memberinya kesan bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya hanya akan membuatnya merasa lebih buruk tentang dirinya sendiri, dan karenanya lebih tidak aman.
Berempati dengan anak juga akan membantunya mengembangkan empati, yang akan meningkatkan keterampilan sosialnya dan membantunya terhubung dengan orang lain.
3. Ajari anak keterampilan sosial dasar untuk merespons orang lain
Hindari mengatakan "Jadi anak yang sopan, ucapkan halo", cobalah untuk mengatakan "Bagaimana kamu ingin menyapanya? Apakah kamu ingin melambaikan tangan atau tos untuk menyapanya?"
Anak-anak seringkali perlu diajari untuk melakukan kontak mata, berjabat tangan, tersenyum, dan menanggapi obrolan yang sopan dengan tepat.
Buat permainan dari keterampilan sosial dan praktikkan di rumah. Mama dapat mengambil dua boneka dan minta anak memerankan skenario dengan cara yang lucu untuk membuat anak tertawa, yang meredakan kecemasan anak tersebut.
Selama bermain, sering-seringlah bertanya kepadasi Kecil, "Apa yang harus dia katakan? Apa yang harus dia lakukan?"
4. Ajari anak untuk mempercayai kompas moralnya, dan ketidaknyamanan itu tidak apa-apa
Hindari mengatakan "Maafkan anakku," cobalah untuk mengatakan "Ia hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri"
Sebagian besar dari kita berpikir bahwa ketika kita merasa tidak nyaman, kita harus berlari ke arah lain. Tetapi ketidaknyamanan adalah bagian dari sebagian besar situasi baru, dan itu berarti itu adalah bagian dari cara kita tumbuh.
Sehingga penting untuk mengajari si Kecil bahwa tidak apa-apa untuk merasa tidak nyaman. Ketika ia merasa tidak nyaman, ia perlu menenangkan dirinya sendiri sehingga bisa berpikir jernih. Kemudian, bantu anak evaluasi situasinya. Apakah ada bahaya yang sebenarnya? Dalam hal ini, carilah bantuan yang dapat dipercaya.
Tapi bahaya jarang terjadi. Seringkali, ketidaknyamanan menandakan situasi baru. Dalam hal ini, mungkin ada sesuatu yang baru untuk dipelajari. Seiring waktu, pengalaman positif akan membangun kepercayaan, dan ia mungkin akan menikmati dan menghargai proses penemuan itu.
5. Bantu anak belajar cara berteman
Hindari mengatakan "Dia terlalu malu", cobalah mengatakan "Ia sedang belajar untuk membangun hubungan"
Setiap anak tak langsung mengembangkan keterampilannya sendiri, sehingga penting untuk untuk membangun keterampilan sosial.
Bermain peran dengan anak, dapat mengajarkannya bagaimana memerhatikan dan merespons ketika orang lain menegur, bagaimana bergabung dengan permainan di taman bermain, bagaimana memperkenalkan diri kepada anak lain di sebuah perkumpulan, dan bagaimana memulai teman bermain.
Misalnya, anak-anak yang berhasil bergabung dengan kelompok biasanya mengamati terlebih dahulu, dan menemukan cara untuk menyesuaikan diri dengan kelompok, daripada hanya menerobos masuk. Membaca buku tentang keterampilan sosial dan kemudian bermain peran akan sangat membantu.
Nah itulah lima cara untuk mendukung anak yang pemalu tanpa menghakiminya. Memberi label anak sebagai 'pemalu' secara sengaja atau tidak sengaja menempatkan penilaian pada mereka. Ini bisa membuat anak merasa ada yang salah dengan dirinya.
Jika tak diperhatikan, seiring waktu, seorang anak dapat mulai menginternalisasinya, dan itu dapat memperkuat perilaku dan memengaruhi kepercayaan dirinya yang menurun.