Cari Tahu Ciri-Ciri Anak Autis Hiperaktif, Jangan Diabaikan!
Gejala hiperaktif sering diabaikan karena dianggap sebagai bagian perkembangan anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gangguan spektrum autisme atau Autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan sosial dan komunikasi. Seorang anak dapat didiagnosis gangguan spektrum autisme sejak berusia 18-24 bulan.
Sebagian besar anak dengan gangguan autis memiliki hiperaktivitas sebagai gejala penyerta. Hiperaktif adalah keadaan di mana anak-anak aktif secara tidak normal atau tidak biasa.
Biasanya anak dengan hiperaktivitas tidak dapat menunda keinginannya dan mereka mengalami masalah perhatian.
Sayangnya, gejala autis yang satu ini seringkali diabaikan orangtua karena menganggapnya sebagai bagian perkembangan anak-anak balita pada umumnya. Namun jika dibiarkan, hiperaktif dapat memengaruhi otak dan dapat menyebabkan beberapa masalah emosional juga.
Agar dapat memahami perbedaannya, kali ini Popmama.com telah menyiapkan informasi seputar ciri-ciri anak autis hiperaktif dan penanganannya yang perlu orangtua pahami. Yuk simak!
1. Apa itu hiperaktif?
Hiperaktif adalah keadaan di mana seorang anak bisa sangat aktif. Ketika anak menjadi hiperaktif, ini bisa disebabkan karena adanya rasa kecemasan atau tertekan karena orang-orang di sekitarnya, yang tidak benar-benar tahu atau merasa sulit untuk mengatur perilakunya atau menanggapinya.
Dilansir dari otsimo, hiperaktif diduga disebabkan oleh kurangnya sekresi dopamin di otak anak-anak. Bagian depan otak memiliki masalah fungsional dan sebagian besar bersifat turun-temurun.
Hiperaktivitas dapat dicurigai jika anak sudah memasuki usia Taman Kanak-Kanak, di mana ia kesulitan mengikuti kegiatan kelompok.
2. Ciri-ciri anak autis hiperaktif
Ciri-ciri hiperaktivitas pada setiap balita juga berbeda-beda. Namun, pada umumnya anak dengan hiperaktif seringkali tergesa-gesa dan tidak sabaran. Selain itu, ada beberapa ciri-ciri anak autis hiperaktif lainnya yang perlu Mama ketahui:
- Berbicara dengan menyela orang lain
- Tidak bisa fokus untuk waktu yang lama
- Melakukan gerakan tiba-tiba
- Sebagian besar waktu mendapat masalah karena ingin segera mendapatkan apa yang diinginkan.
Anak autis pada umumnya sudah memiliki kesulitan dalam lingkungan sosial, misalnya seperti kesulitan dalam membuka percakapan, mengakhiri percakapan, interaksi teman sebaya, bergabung dengan teman sebaya, mengartikan bahasa wajah dan tubuh, memantau gerakan sosial.
Kombinasi autis dan hiperaktif, bisa menyebabkan orangtua cukup kesulitan untuk mengontrol anaknya.
3. Penanganan anak autis hiperaktif yang berbeda-beda setiap individu
Autisme adalah suatu kondisi di mana individu akan terpengaruh sepanjang hidupnya, sedangkan hiperaktivitas dapat cenderung membaik.
Dapat diamati bahwa individu dengan autisme kebanyakan mengalami gangguan perhatian ini, tetapi akan lebih akurat untuk menganggapnya hanya sebagai gejala. Seringkali, perawatan obat direkomendasikan untuk perawatan dan pengendaliannya.
Namun, anak juga membutuhkan dukungan psikologis dari seorang ahli. Pendampingan tersebut akan lebih membantu dalam hal perkembangan anak dan juga akan membantu anggota keluarga dalam mengatur perilakunya secara lebih tepat.
Penting juga untuk diingat bahwa penanganan dan perawatan setiap anak autis hiperaktif berbeda-beda setiap individu. Perawatan akan ditentukan setelah kondisi anak ditentukan dengan jelas oleh tes yang dilakukan oleh spesialis.
4. Kegiatan yang bisa dilakukan orangtua bersama anak autis hiperaktif
Dengan menemukan cara untuk menyalurkan hiperaktivitas ke dalam aktivitas produktif, Mama dapat mengajari anak untuk menggunakan energinya sebagai "bahan bakar" kreativitas.
Berikut adalah lima cara untuk memenuhi kebutuhan anak yang membutuhkan lebih banyak gerakan fisik sambil mendapatkan lebih banyak kendali:
Olahraga
Aktivitas fisik sangat penting bagi seorang anak, jadi hampir semua olahraga mulai dari bersepeda hingga berenang akan bermanfaat bagi balita.
Selain itu, anak juga bisa belajar seni bela diri, seperti Karate, Kung Fu atau Tae Kwon Do bisa sangat bermanfaat karena keseimbangan sempurna antara konsentrasi mental dengan tenaga fisik yang dibutuhkan.
Kelas tari, akting, atau musik
Bergantung pada minat anak, mempelajari alat musik, mengikuti kelas drama, atau belajar koordinasi melalui menari, semuanya bisa menjadi kegiatan yang sangat baik.
Memainkan alat musik membutuhkan kedua sisi otak untuk bekerja pada saat yang sama, yang membantu melatih otak untuk melakukan banyak tugas, sementara menari memungkinkan anak-anak mengeluarkan energi sambil tetap mengendalikan gerakan.
Akting, meski tidak terlalu fisik dibandingkan menari atau olahraga, membantu si Kecil untuk melatih keterampilan menghafal dan berhubungan dengan sisi kreatif. Bermain karakter dan adegan yang berbeda membantunya menyalurkan energi dan emosi menjadi sesuatu yang produktif.
Seni dan kerajinan
Proyek seni dan kerajinan sangat bagus untuk mengajar anak-anak bertindak berdasarkan ide dan mengubah konsep kreatif menjadi sesuatu yang konkret.
Apakah anak menikmati melukis, membuat patung lilin, menjahit, mengambil ide dan melihatnya sampai selesai bisa sangat memotivasi anak, terutama di usia kecil.
Berkemah dan kegiatan di luar ruangan
Udara segar, alam, dan aktivitas fisik dapat membantu anak autis hiperaktif menggunakan energinya untuk sesuatu yang positif. Membawa anak berkemah adalah kesempatan bagus untuk mengajarinya tentang alam dan membantunya mengembangkan beberapa keterampilan praktis.
Membantu di sekitar rumah
Jika anak memiliki lonjakan energi, jangan membiarkannya duduk di depan TV atau bermain video game. Alih-alih, tanyakan apakah anak ingin membantu Mama menyiapkan makan malam atau melakukan beberapa tugas sederhana seperti membersihkan debu.
Anak-anak sering menikmati waktu berkualitas seperti ini bersama orangtua, dan itu juga memberikannya rasa tanggung jawab dan membantunya bangga dengan pekerjaannya.
5. Cara mendukung anak dengan autis hiperaktif
Mendukung anak yang mengalami autisme hiperaktif memerlukan pemahaman, kesabaran, dan pendekatan yang tepat dari orangtua. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu Mama mendukung anak:
- Pendidikan dan pemahaman: orangtua perlu memperoleh pemahaman yang baik tentang autisme dan hiperaktivitas. Belajar tentang karakteristik, kebutuhan, dan tantangan yang dialami anak dengan autisme hiperaktif dapat membantu orangtua menghadapinya dengan lebih baik.
- Mencari dukungan profesional: konsultasikan dengan dokter, psikolog, atau terapis yang berpengalaman dalam autisme. Mereka dapat memberikan pengetahuan dan strategi yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan anak.
- Komunikasi efektif: berkomunikasilah dengan anak secara jelas dan sederhana. Gunakan kalimat pendek dan bahasa tubuh yang sesuai untuk membantunya memahami instruksi atau permintaan.
- Menjadwalkan rutinitas: Menjadwalkan kegiatan harian yang terstruktur dapat membantu anak merasa lebih aman dan nyaman. Pastikan jadwal tersebut mencakup waktu untuk bermain, belajar, istirahat, dan aktivitas fisik.
- Ciptakan lingkungan yang mendukung anak: kurangi gangguan suara dan visual yang berlebihan. Sediakan area yang tenang di rumah yang dapat digunakan sebagai tempat beristirahat atau menghindari sensori yang berlebihan.
- Berikan penguatan positif kepada anak: misalnya ketika anak melakukan hal-hal yang baik atau berhasil menyelesaikan tugas. Hal ini dapat berupa pujian, hadiah kecil, atau bentuk penguatan lainnya yang sesuai dengan minatnya.
- Belajar mengelola stres: pastikan orangtua juga menjaga keseimbangan dan kesehatan diri sendiri. Memberikan dukungan pada anak dengan autis hiperaktif dapat menuntut energi dan waktu yang besar. Cari waktu untuk beristirahat dan mencari dukungan dari orang terdekat.
Itulah ciri-ciri anak autis hiperaktif yang perlu orangtua ketahui.Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang unik, dan pendekatan yang tepat adalah dengan memahami individualitas mereka.
Dengan kesabaran, pemahaman, dan dukungan yang tepat, Mama dapat membantu anak dengan autisme hiperaktif untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, serta menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung baginya.
Baca juga:
- 5 Ciri Tidur Anak Autis, Sulit Tidur hingga Alami Sleep Apnea
- Unik! Anak dengan Autisme Dapat Menulis Beragam Font secara Manual
- Kisah Viktor Bevanda, Anak Pengidap Autisme yang Jago Menggambar