Kenali Object Permanence, Salah Satu Tonggak Perkembangan Anak
Object permanence dapat dilatih dari permainan cilukba
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama bermain petak umpet atau cilukba dengan si Kecil? Jika Mama pernah bermain petak umpet dan cilukba dengan balita, maka Mama telah membantunya mengembangkan object permanence.
Ini mengajarkan anak bahwa orang dan benda tertentu akan tetap ada, bahkan ketika ia tidak dapat melihat atau mendengarnya. Object permanence adalah salah satu tonggak perkembangan yang akan dipelajari anak selama tahun pertama kehidupannya.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang object permanence dan mengapa itu penting bagi perkembangan balita, simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini yuk!
1. Apa itu object permanence?
Dilansir dari Nursery World, object permanence atau objek permanen adalah ketika seorang anak memahami bahwa masih adanya benda-benda dan orang-orang, bahkan ketika ia tidak dapat melihatnya atau mendengarnya.
Ini adalah tonggak perkembangan penting dan konsep yang dipelopori oleh psikolog anak Jean Piaget. Mama dapat mengukur pemahaman balita tentang object permanence dengan melihat reaksinya ketika Mama menyembunyikan mainan favoritnya.
Jika anak tampak bingung atau kesal dan tidak mencari mainan, berarti ia belum memahami konsepnya. Namun, jika si Kecil mulai mencari mainan itu, ia tahu bahwa mainan itu masih ada dan menginginkannya kembali!
Indikator lainnya adalah reaksi anak saat Mama meninggalkan ruangan. Jika anak tidak merespon, ia masih belum memahami objek permanen. Namun, jika anak menjadi kesal dan ingin mengikuti Mama, maka ia telah memahami konsepnya.
2. Mengapa object permanence masuk sebagai tonggak perkembangan anak?
Dalam beberapa bulan pertama kehidupan, bayi masih melihat dunia "di sini dan sekarang". Sementara bayi mengenali beberapa wajah yang ia kenal, perkembangan memorinya masih berada pada tahap paling awal dan ia menjelajahi dunianya melalui gerakan dan indera.
Mulai memahami object permanence menandakan perkembangan penting dalam memori kerja bayi, karena itu berarti anak mulai dapat membentuk dan memp\ertahankan, representasi mental suatu objek, serta juga menandai awal dari pemahaman bayi tentang konsep-konsep abstrak.
Di mana sebelumnya bayi menghuni dunia yang hanya terdiri dari hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dan disentuh, kini ia memasuki dunia yang lebih permanen. Dengan pemahaman tentang object permanence, balita dapat bereksplorasi dan berinteraksi dengan cara yang lebih kompleks.
3. Kapan object permanence akan berkembang?
Dilansir dari Very Well Mind, Piaget mengemukakan bahwa ada enam tahap yang terjadi selama tahap perkembangan sensorimotor, antara lain:
Lahir sampai usia 1 bulan: refleks
Selama bagian paling awal dari tahap sensorimotor, refleks adalah cara utama bayi memahami dan menjelajahi dunia. Respons refleksif seperti terkejut merupakan cara bayi berinteraksi dengan lingkungannya.
Usia 1 hingga 4 bulan: pengembangan skema baru
Selanjutnya, reaksi sirkular primer mengarah pada pembentukan skema baru. Seorang bayi mungkin secara tidak sengaja mengisap ibu jarinya dan menyadari bahwa itu menyenangkan. Ia kemudian akan mengulangi tindakan tersebut karena terasa menyenangkan.
Usia 4 hingga 8 bulan: tindakan yang disengaja
Sekitar usia 4 hingga 8 bulan, bayi mulai lebih memperhatikan dunia di sekitarnya. Ia bahkan akan melakukan tindakan untuk membuat respons. Piaget menyebutnya sebagai reaksi sirkular sekunder.
Usia 8 hingga 12 Bulan: eksplorasi lebih besar
Antara usia 8 hingga 12 bulan, tindakan yang disengaja menjadi jauh lebih jelas. Bayi akan menggoyangkan mainan untuk menghasilkan suara, dan responsnya terhadap lingkungan menjadi lebih kohesif dan terkoordinasi.
Usia 12 hingga 18 bulan: percobaan dan kesalahan
Reaksi sirkular tersier muncul selama tahap kelima. Ini melibatkan percobaan and kesalahan, dan balita mungkin mulai melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
Usia 18 hingga 24 bulan: munculnya object permanence
Piaget percaya bahwa pemikiran object permanence ini mulai muncul antara 18 dan 24 bulan. Pada titik ini, anak-anak menjadi mampu membentuk representasi mental dari objek. Karena ia secara simbolis dapat membayangkan hal-hal yang tidak dapat dilihat, dan memahami object permanence.
4. Bagaimana cara mengembangkan keterampilan object permanence pada anak?
Berinteraksi dengan dan bermain dengan si Kecil sejak usia dini adalah salah satu cara terbaik untuk membantu mengembangkan keterampilan penting seperti object permanence.
Permainan sederhana dapat memberi balita kesempatan untuk melatih keterampilan dan menjelajahi dunia di sekitarnya. Beberapa hal yang mungkin dapat Mama lakukan untuk mendukung keterampilan ini antara lain:
Cilukba: Permainan klasik dan sederhana ini adalah cara cepat dan mudah untuk menghibur balita. Mama dapat memainkannya dengan menutupi wajah sendiri atau menyembunyikan mainan anak di balik benda lain. Setelah menyembunyikan mainan, tanyakan di mana mainan itu sebelum mengungkapkan barangnya.
Menyembunyikan benda: Ambil beberapa mainan anak dan sembunyikan di tempat yang mudah diakses olehnya. Ini bisa menyembunyikan mainannya di belakang mainan lain atau menyelipkannya di bawah selimut atau bantal. Kemudian dorong anak untuk mencari barang-barang tersebut.
5. Apa dampak jika terus melatih object permanence pada balita?
Object permanence sering bertepatan dengan kecemasan perpisahan atau separation anxiety. Untuk bayi kecil, orang dewasa yang "tidak terlihat" akan langsung hilang dari pikirannya, hilang dari pikiran' ketika mereka meninggalkan ruangan. Namun, itu sering berubah pada usia sekitar delapan bulan.
Pada usia ini, seorang anak tidak hanya menangkap objek permanen tetapi juga telah mengembangkan keterikatan yang kuat dengan orang dewasa yang signifikan dalam hidupnya, yaitu orangtua.
Tidur siang dan tidur malam di kamar sendiri dapat menjadi masalah. Dilansir dari Nursery World, banyak orangtua yang melaporkan bahwa anak mulai menunjukkan tingkat kecemasan yang tinggi ketika mereka pergi.
Melatih anak dengan rutinitas perpisahan, seperti tidur mandiri dapat membantu meringankan kecemasan ini, dan sebagian besar balita pada akhirnya akan belajar melalui pengalaman bahwa orangtuanya akan selalu kembali.
Munculnya object permanence merupakan tonggak perkembangan penting dan penanda perkembangan kognitif pada anak-anak. Penting untuk diingat, bagaimanapun, bahwa semua anak berkembang pada tingkat yang berbeda.
Jika Mama khawatir tentang pemahaman anak seputar object permanence atau memiliki kekhawatiran lain tentang tonggak perkembangan, bicarakan dengan dokter anak. Dalam banyak kasus, intervensi dan pengobatan dini dapat memberikan hasil yang lebih baik.