Kisah Keenan, Balita Usia 1 Tahun yang "Mendaki" Gunung Prau
Keenan justru marah saat terlalu lama berhenti untuk istirahat, Mamanya strong banget!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di tengah hektiknya kehidupan perkotaan, hobi mendaki gunung telah menjadi pilihan populer di kalangan masyarakat, tidak terkecuali bagi anak-anak hingga orang dewasa.
Sebuah kisah inspiratif datang dari sepasang suami istri, Anisa dan Asep, yang tak hanya mencintai kegiatan mendaki gunung, tetapi juga mengajak buah hati mereka, Keenan, yang baru berusia 1 tahun, untuk turut serta.
Sang Mama, Anisa, juga kerap berbagi pengalaman unik mereka, memberikan informasi, dan memberikan tips praktis seputar bagaimana mengajak bayi atau batita menikmati keindahan alam melalui kegiatan mendaki gunung.
Berikut informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
1. Menurut Anisa, mengenalkan Keenan ke alam menjadi langkah penting dalam perkembangannya
Pasangan suami istri yang hobi mendaki gunung, Asep Supriatna dan Anisa Mawarningrum, merayakan momen indah pernikahan mereka pada 29 Agustus 2021.
Kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan kehadiran buah hati laki-laki, Keenan Alfatih Sagarmatha, yang lahir pada 26 September 2022. Pernikahan ini menjadi awal dari petualangan baru bagi keluarga kecil mereka.
Keenan, yang masih bayi, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hobi orangtuanya yang gemar bermain di alam. Meskipun usianya sangat muda, Keenan sudah diajak berkemah oleh Asep dan Anisa.
Sang Mama meyakini bahwa pengenalan Keenan ke alam bebas ini menjadi langkah penting dalam perkembangannya.
Keyakinannya terletak pada pandangan bahwa alam mampu membentuk karakter manusia secara positif, serta mendukung optimalitas dan kebaikan perkembangan sang buah hati.
2. Saat mendaki Gunung Prau, Keenan justru "marah" saat terlalu lama berhenti istirahat
Keenan, pada usia delapan bulan, telah mengikuti orangtuanya dalam sebuah petualangan mendaki gunung Prau yang memiliki ketinggian melebihi 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Dalam perjalanan menuju gunung Prau melalui jalur Patak Banteng, Sang Mama memberikan cerita menarik tentang sikap Keenan yang luar biasa. Sepanjang perjalanan, Keenan tenang dan kalem.
Ia justru menunjukkan reaksi yang tidak terduga saat perjalanan terhenti untuk istirahat. Anisa menceritakan bahwa Keenan seolah "marah" jika perjalanan berhenti terlalu lama, sehingga mereka hanya istirahat selama 10 menit.
Namun menurutnya, perjalanan menuju Prau menjadi lebih efisien karena Keenan yang tidak betah terlalu lama berhenti.
Ingin melihat seperti apa keceriaan Keenan dengan orangtuanya saat berada di Gunung Prau? Intip potretnya di bawah ini ya!
3. Kerap bertemu dengan orangtua dan balita lain saat mendaki gunung
Saat mendaki gunung, pengalaman Keenan dan orangtuanya tidak jarang diwarnai dengan pertemuan yang tak terduga.
Beberapa kali, Keenan menemui teman-teman balita lain dan orangtua mereka dalam perjalanan mendaki.
Tidak hanya sekadar melewati jalur berbatu, sang Mama juga menyukai ide orangtua lainnya untuk mengajak anak-anak bermain kotor dan berkemah di tempat-tempat indah.
Sehingga melalui petualangan ini, Anisa tak ragu membangun ikatan pertemanan dengan orangtua lain yang memiliki semangat petualangan yang sama.
4. Sebelum mendaki, pentingnya persiapan yang matang pada orangtua dan anak
Meskipun Keenan berhasil mendaki Gunung Prau dengan ketinggian lebih dari 2000mdpl, sang Mama memberikan peringatan bijak terkait pendakian gunung bersama bayi atau batita.
Ia menegaskan bahwa pendakian gunung dengan anak-anak memerlukan persiapan yang matang, baik dari pihak orangtua maupun anak.
Tak hanya kesiapan fisik, tetapi juga mental dan logistik, seperti perlengkapan keamanan yang harus dimiliki. Karena kesiapan anak merupakan tanggung jawab orangtua.
“Please Jangan di contoh jika belum siap (papa, mama dan Keenan) , jangan dicontoh jika belum berlatih sampai terlatih jangan dicontoh jika tanpa perlengkapan yang safety” tulis Anisa dalam captionnya.
5. Sang Mama kerap memberikan tips parenting melalui akun instagram pribadinya
Anisa turut memberikan kiat parenting melalui akun Instagram pribadinya, di mana salah satu saran yang diutarakan adalah pentingnya bagi orangtua untuk "Hidup" demi menjalani kehidupan anak setiap harinya.
Pemahaman ini mencerminkan ide bahwa keterlibatan dan kepedulian orangtua tidak hanya sebatas eksistensi fisik, tetapi melibatkan peran aktif dalam setiap aspek kehidupan anak.
Baginya, "hidup" di dunia anak tidak sekadar menjadi "ada atau berwujud"; melainkan, orangtua perlu ikut serta, menjalani, merasakan, dan mewujudkan proses pola asuh dalam kehidupan anak.
Contohnya, ketika orangtua mengajak buah hati bermain di taman, ia menegaskan bahwa keterlibatan orangtua tidak boleh terbatas pada bermain ponsel di sela-sela menunggu, tanpa memerhatikan anaknya.
Sebaliknya, ia menyarankan agar orangtua aktif mencari taman bermain yang memungkinkan mereka bermain bersama anak, menciptakan momen berharga dan memperkuat ikatan antara orangtua dan anak dalam kehidupan sehari-hari.
Nah itulah bagaimana kisah menarik Keenan, balita usia 1 Tahun yang "mendaki" Gunung Prau, bersama orangtuanya.
Semoga kisah keberanian Keenan dan orangtuanya dapat menjadi inspirasi bagi para orangtua untuk mulai mengajak anak mengenal alam dengan cara yang aman dan menyenangkan ya!
Baca juga:
- Mengenal Winda, Anak 9 Tahun yang Telah Mendaki Lebih dari 20 Gunung
- Kisah Anak 10 Tahun Berhasil Mendaki Puncak Gunung Rinjani, Keren!
- Ajari Anak Sejarah Gunung Merapi, Sudah Ribuan Tahun dan Alami Erupsi