Manfaat dan Efek Samping Vaksin MMR bagi Balita
Menghindari anak dari virus campak, gondong, serta rubella
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemberian imunisasi pada anak sejak dini merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit infeksi berbahaya. Salah satu jenis vaksin yang harus diberikan pada anak adalah vaksin MMR.
Banyak dokter yang menyarankan vaksin MMR diberikan pada bayi atau anak. Karenya berbagai virus penyebab penyakit dapat mengintai anak dimana dan kapanpun. Sehingga tak boleh dianggap sepele.
Sesuai sebutannya, vaksin MMR dapat melindungi anak dari penyakit Measles (campak), Mumps (gondongan), dan Rubella.
Untuk mengetahui manfaat dan efek samping dari vaksin MMR, berikut ini Popmama.com telah mengulasnya di bawah ini:
Kapan Waktu yang Tepat untuk Memberikan Vaksin MMR pada Anak?
Vaksin MMR diberikan pada anak saat berusia 15 hingga 18 bulan, lalu pada usia 6 tahun akan diberikan vaksin MMR tambahan.
Vaksin MMR dilakukan setelah anak mendapatkan vaksin campak dasar dengan jarak waktu minimal 6 bulan. Tujuannya dilakukan vaksin MMR adalah untuk merangsang dan membantu proses pembentukan sistem imun atau antibody pada tubuh.
Jika tidak diberikan rangsangan tersebut, maka sistem imun atau antibody di tubuh anak akan kurang kuat untuk melawan virus penyebab ketiga penyakit tersebut.
1. Vaksin MMR dapat memberikan perlindungan pada anak terhadap tiga penyakit
Vaksin MMR tentunya dapat memberikan perlindungan pada anak terhadap penyakit gondong, campak, dan juga rubella.
Karena setelah diberikan vaksin, secara otomatis tubuh anak akan membentuk sistem imun atau antibody yang siap siaga untuk melawan virus penyebab dari tiga penyakit MMR.
Tentunya, dengan diberikan vaksin ini, dapat memperkecil risiko anak terkena virus yang disebabkan oleh MMR dibandingkan dengan tidak melakukan vaksin.
2. Meringankan penyakit apabila sistem imun atau antibody anak tidak bekerja maksimal
Dengan memberikan anak vaksin MMR, dapat membantunya untuk meringankan penyakit apabila sistem imun atau antibody anak tidak bekerja secara maksimal dalam melawan virus penyebab penyakit gondong, campak, dan rubella.
Vaksin MMR dapat membantu anak dalam menyerang virus sehingga tidak akan terlalu memberikan dampak yang serius dan kondisi yang parah bagi tubuh anak.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar virusnya sudah dilawan terlebih dahulu oleh sistem imun yang terbentuk dalam tubuh.
3. Efek samping jenis ringan dan berat yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin MMR
Vaksin sendiri, termasuk dalam jenis obat sehingga dapat menimbulkan efek samping bagi anak. Reaksi yang ditimbulkan biasanya jarang dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, pada kasus yang sangat jarang, vaksin dapat menimbulkan masalah yang serius.
Efek samping pemberian vaksin MMR pada tingkat ringan seperti:
- Nyeri pada bagian yang disuntik
- Demam ringan
- Kemerahan pada area yang disuntik
Jika ini terjadi, biasanya mulai pada waktu dua minggu setelah pemberian vaksin MMR. Kemungkinan untuk terkena efek samping akan menurun ketika vaksin kedua anak.
Namun, terdapat efek samping lain yang mungkin muncul tetapi sangat jarang terjadi, yaitu:
- Kejang seperti mata terbelalak dan tersentak, yang diakibatkan oleh demam tinggi.
- Ruam pada seluruh tubuh
- Trombosit rendah yang bersifat sementara
- Tuli
- Kerusakan pada otak
Kondisi berat ini terjadi hanya 1 dari 1 juta anak yang diberikan vaksin MMR, sehingga kemungkinannya sangat kecil untuk menyebabkan cedera serius.
Namun efek samping anak yang tidak diimunisasi justru lebih berbahaya karena ia tidak memiliki kekebalan tubuh untuk melawan penyakit yang menular tersebut.
4. Isu mengenai Vaksin MMR yang dapat menyebabkan autisme
Vaksin MMR sempat menjaid kontroversi yang dikatakan berpotensi menyebabkan autisme. Isu ini beredar saat seorang anak di Amerika mengenai penurunan dalam kemampuan komunikasi dan perubahan perilaku setelah vaksin MMR.
Potensi tersebut juga diungkapkan oleh penelitian dokter Wakefield yang mengatakan adanya kemungkinan hubungan antara vaksin MMR dengan kasus autisme. Serta kejadian yang dialami oleh anak tersebut juga tidak bisa menjadi acuan.
Sebab penelitian di Amerika yang dilakukan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa MMR aman untuk diberikan pada anak serta tidak ada kaitannya dengan autisme.
Sehingga, vaksin MMR bukanlah penyebab dari autisme, karena kondisi itu erat kaitannya dengan faktor genetik.
Dengan diberikannya vaksin MMR anak dapat hidup terbebas dari gondong, campak, dan rubella. Anak akan tumbuh sehat tanpa takut dengan virus yang mengintainya. Namun, Mama juga harus tetap menjaga pola hidup sehat anak ya!
Baca juga:
- Demi Kesehatan Nastusha, Chelsea Olivia Lakukan Vaksinasi di Singapura
- Mama, Mari Kenali Perbedaan Antara Efek Samping dan Alergi Vaksin
- Vaksinasi Wajib untuk Anak 1-3 Tahun