7 Tips Mengatasi Balita yang Terlalu Banyak Minum Susu
Minum susu berlebihan ternyata juga bisa menyebabkan kecanduan susu pada balita
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Susu adalah minuman yang menjadi bagian bergizi dari pola hiduo sehat untuk anak-anak sejak usia dini.
Susu merupakan sumber protein, lemak, potasium, Vitamin D, dan kalsium yang sangat baik untuk anak-anak yang tidak memiliki alergi protein susu atau intoleransi laktosa.
Namun, seperti makanan dan minuman lain, balita bisa mengonsumsi terlalu banyak hal yang baik hingga jadi berdampak buruk hingga mengalami kecanduan susu.
Menurut American Academy Of Pediatrics (AAP) merekomendasikan 16 ons susu murni atau 2 cangkir untuk bayi antara 12-24 bulan. Sedangkan untuk balita yang berusia antara 2-3 tahun membutuhkan 24 ons atau 3 cangkir sehari.
Dilansir dari Fostering and Autism menjelaskan bahwa balita yang kecanduan susu umumnya akan mengkonsumsi 40-60 ons susu sehari atau sekitar lima sampai delapan cangkir, sehingga menggantikan nutrisi yang diperlukan.
Mengonsumsi terlalu banyak susu dapat menyebabkan zat besi dalam darah anak-anak turun di bawah tingkat normal. Salah satu masalah umum lainnya bila anak minum terlalu banyak susu adalah sembelit hingga mengalami kenaikan berat badan.
Jika si Kecil sering mengonsumsi susu secara berlebihan, ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk menguranginya.
Berikut Popmama.com telah merangkum 7 tips mengatasi balita yang terlalu banyak minum susu. Yuk simak!
1. Menghindari makanan dengan gluten
Hampir semua jenis susu sapi pada dasarnya bebas gluten. Namun sayangnya, di dalam beberapa produk susu terdapat kandungan gluten yang berasal dari perasa atau bahan lainnya.
Karena si Kecil menyukai susu dan beberapa produk dairy lainnya, ia mungkin telah mendapatkan asupan gluten dari sana. Gluten memiliki efek yang sama pada otak anak seperti casomorphin dan opiat.
Casomorphin (fragmen protein) dari susu yang dicerna mengikat otak balita dengan cara yang sama seperti heroin dan morfin. Ini secara bertahap menghasilkan kecanduan susu.
Karena itu, Mama perlu mengganti makanan dan minuman lain dengan produk bebas gluten. Si Kecil mungkin tidak dapat membedakannya jika susu hariannya tidak dihilangkan.
2. Mulai singkirkan susu produk diary dari pola makan anak
Salah satu cara mudah untuk mengurangi asupan susu balita adalah dengan tidak mengisi cangkir sepenuhnya. Alih-alih memberikan satu cangkir penuh, kini masukkan setengah atau 3/4 gelas. Mama juga dapat menawarkan air sebagai gantinya.
Selain itu, balita dengan kecanduan susu, juga sering menerima makanan lain yang mengandung susu atau diary food. Ini termasuk keju, yogurt, dan es krim. Ia juga jarang makan buah, sayur, daging, atau makanan lain.
Sehingga, setelah diet balita bebas gluten, Mama dapat menarik beberapa produk yang mengandung protein susu tersebut.
Jauhi makanan yang mengandung protein tambahan seperti kasein, buttermilk, susu bubuk kering, dan krim asam untuk mengurangi asupan protein yang telah didapatkan balita dari minum banyak susu.
Sehingga, penting untuk membaca label komposisi dengan cermat saat mengganti makanan dan minuman balita.
3. Seimbangkan mikroflora usus balita
Minum terlalu banyak susu dapat memengaruhi kehidupan bakteri atau mikrobioma baik dan buruk di usus. Sehingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit, kembung, kram, dan diare.
Maka itu, Mama perlu menyeimbangkannya sesegera mungkin, dengan cara memberikan makanan dan minuman kaya probiotik seperti yogurt bebas pewarna & pemanis buatan, sayuran fermentasi, diet vegetarian, dan lebih sedikit gula dan pemanis tambahan.
Mama juga dapat berkonsultasi dengan dokter anak untuk menguji apakah mikrobioma usus balita sehat. Umumnya dokter akan meminta sampel kotoran, untuk memeriksa bakteri yang ada.
4. Mandi garam epsom
Mandi garam epsom dapat menyehatkan balita yang kecanduan susu dengan kandungan magnesium dan belerangnya. Mineral ini dapat membantu melepaskan racun dari hati, ginjal, dan usus.
Dari mana racun ini berasal?
Dilansir dari Baby Gaga, balita yang mengonsumsi terlalu banyak susu, pengenalan makanan lain selain susu dapat mengubah bioma usus.
Untuk alasan ini, Mama dapat mengajak balita berendam dalam garam Epsom selama 20-30 menit di malam hari.
5. Memberikan tambahan lemak sehat
Selain mandi garam Epsom, memasak dengan minyak sehat juga akan menyehatkan balita yang terlalu banyak mengonsumsi susu.
Mama dapat menggunakan minyak kelapa, minyak zaitun, atau minyak dari kacang-kacangan untuk membuat saus, memasak, dan memanggang.
Selanjutnya, sertakan suplemen minyak ikan dalam makanan balita. Suplemen ini kaya akan asam lemak omega 3 yang tidak tersedia dalam susu.
6. Memberikan makanan dengan kandungan mineral
Pastikan makanan si Kecil juga mengandung mineral. Mineral membantu tubuh balita berkembang, tumbuh, dan tetap sehat. Mereka juga membangun tulang yang kuat dan mengirimkan impuls saraf. Balita membutuhkan mineral seperti kalsium, zat besi, kalium, dan zinc.
Makanan kaya zat besi termasuk daging merah, kacang-kacangan, buah-buahan kering, sayuran hijau tua, biji-bijian, telur, dan ikan.
Kemudian, makanan yang kaya potasium antara lain pisang, kentang dengan kulitnya, kacang polong, tomat, dan buah jeruk. Sedangkan daging sapi, ayam, kacang-kacangan, dan polong-polongan kaya akan zinc.
Memasukkan mineral ini ke dalam menu makanan balita akan bermanfaat baginya saat masa transisi mengurangi konsumsi susu.
7. Berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli terapi okupasi
Jika si Kecil suka mengisap botol susu untuk menenangkan diri, Mama perlu berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli terapi okupasi tentang aktivitas sensorik terbaik untuk mengatasinya.
Selain itu, Mama juga perlu membicarakan dengan dokter bila balita menunjukkan keengganan makanan, misalnya sulit mengonsumsi makanan dengan tekstur dan lebih suka minum susu.
Nah itulah 7 tips mengatasi balita yang terlalu banyak minum susu. Mengurangi pemberian susu akan sulit selama beberapa minggu pertama. Ini mungkin menyebabkan balita akan sangat gelisah, mengamuk, menangis dalam waktu lama, dan berhenti makan.
Pastikan agar Mama tak menyerah, dan fokuslah pada kenyataan bahwa Mama sedang membantunya beradaptasi dengan gaya hidup yang lebih sehat.
Baca juga:
- Bahaya Kecanduan Minum Susu pada Anak-anak
- 3 Cara Mudah Atasi Alergi Susu Sapi pada Anak Sejak Dini
- Fakta di Balik Susu Aneka Rasa dalam Kemasan untuk Anak, Sehatkah?