Kementerian Kesehatan RI membagi penanganan gizi buruk pada anak dibagi atas 3 fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase stabilisasi
Fase stabilisasi dilakukan ketika kondisi klinis dan metabolisme anak belum sepenuhnya stabil dan butuh sekitar 1-2 hari untuk memulihkannya.
Tujuannya adalah untuk memulihkan fungsi organ-organ yang terganggu serta pencernaan anak agar kembali normal. Anak akan diberikan formula khusus berupa F 75 atau modifikasinya.
Fase stabilisasi dilakukan dengan cara ini:
- Pemberian susu formula sedikit tapi sering
- Pemberian susu formula setiap hari
- ASI diberikan setelah susu formula khusus
2. Fase transisi
Fase transisi terjadi saat perubahan pemberian makanan tidak menimbulkan masalah bagi kondisi anak. Biasanya fase ini berlangsung selama 3-7 hari dengan pemberian susu formula khusus berupa F 100 atau modifikasinya.
Fase transisi dilakukan dengan cara berikut:
- Pemberian formula khusus dengan frekuensi sering dan porsi kecil. Paling tidak setiap 4 jam sekali.
- Jumlah volume yang diberikan pada 2 hari pertama (48 jam) tetap menggunakan F 75.
- ASI tetap diberikan setelah anak menghabiskan porsi formulanya.
- Jika volume pemberian formula khusus tersebut telah tercapai, tandanya anak sudah siap untuk masuk ke fase rehabilitasi.
3. Fase rehabilitasi
Fase rehabilitasi terjadi ketika nafsu makan anak sudah kembali normal dan sudah bisa diberikan makanan agak padat melalui mulut atau oral.
Namun, jika si Kecil belum sepenuhnya bisa makan secara oral, pemberiannya bisa dilakukan melalui selang makanan (NGT).
Fase ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu sampai indiktor status gizi BB/TB-nya mencapai -2 SD dengan memberikan F 100.
Secara bertahap, nantinya porsi menu makanan anak bertekstur padat bisa mulai ditambah dengan mengurangi pemberian F 100.
Demikian ciri anak kekurangan gizi dan penanganannya. Semoga membantu ya, Ma.