TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Manfaat Sensory Play untuk Tumbuh Kembang Anak yang Jarang Diketahui

Kira-kira apa saja sih manfaat sensory play untuk anak?

Freepik/jcomp

Artikel ini sudah ditinjau secara medis oleh dr. Maria Christina Shycha Moenardi, SpA, Dokter Spesialis Pediatri (Anak) di Siloam Hospitals Bekasi Sepanjang Jaya

Sensory play atau permainan sensorik merupakan jenis permainan yang melibatkan semua indra yang dimiliki anak. Indra tersebut mencakup sentuhan, penciuman, penglihatan, suara, dan rasa. Tujuan permainan ini untuk mendorong eksplorasi, kreativitas, dan pembelajaran.

Selain itu, setiap pengalaman baru dengan indra berbeda yang dilewati anak lewat sensory play juga akan dapat membangun koneksi saraf otak. Dengan begitu, semakin sering anak melakukan sensory play, maka arsitektur otaknya akan semakin berkembang.

Tidak sampai di situ saja, sensory play ternyata juga dapat mengatasi sistem proprioseptif dan vestibular. Mereka adalah dua sistem sensorik yang selama ini sering kali diabaikan.

Indra proprioseptif mengacu pada kesadaran akan tubuh. Indra ini berfungsi membantu anak untuk tahu posisi bagian tubuh satu sama lain dan memberi tahu seberapa besar gaya yang perlu dikeluarkan anak saat memegang, mendorong, menarik, atau mengangkat benda.

Di sisi lain, Indra vestibular, yang juga dikenal sebagai indra pergerakan atau keseimbangan, memungkinkan anak menjaga keseimbangan untuk beraktivitas.

Perlu Mama ketahui, tujuan dari sensory play tidak selalu untuk mencapai hasil tertentu, tetapi juga memungkinkan anak bereksperimen secara bebas dengan bahan dan tekstur yang berbeda.

Selama ini, sensory play memang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatannya seperti melalui bermain slime, pasir, mengendarai sepeda, bermain air, permainan imajinatif, mendengarkan musik, lukisan jari, dan masih banyak lagi.

Sensory play berperan penting dalam pembelajaran dan perkembangan anak, baik sejak lahir hingga usia dini. Sebab, sebagian besar pembelajaran datang melalui kemampuan dalam menggunakan indra untuk menyimpan informasi.

Kegiatan sensory play pun memiliki sejumlah manfaat yang baik untuk tumbuh kembang anak. Akan tetapi, manfaat tersebut justru jarang diketahui banyak orang. Lantas, apa saja manfaatnya?

Lebih jelasnya, berikut Popmama.com telah merangkum manfaat sensory play untuk tumbuh kembang anak secara detail.

Yuk Ma, mari kita simak penjelasannya berikut ini!

Sensory Play: Manfaat, Jenis Kegiatan, dan Rekomendasi Kegiatan Sensory Play untuk Anak Berdasarkan Usia

1. Mendukung perkembangan otak

Freepik

Kegiatan sensory play memang sangat penting untuk perkembangan otak anak. Hal itu karena stimulasi sensorik sangat penting untuk integrasi sensorik dengan perkembangan kognitif.

Sebagai informasi, integrasi sensorik mengacu pada kemampuan otak untuk menerima dan memproses informasi sensorik dari lingkungan dan membuat respons yang tepat.

Nah, sensory play memungkinkan si Kecil untuk terlibat dengan berbagai tekstur, suara, bau, serta pemandangan. Itulah yang akan membantu anak untuk mengembangkan pemrosesan sensoriknya.

Misalnya, si Kecil dapat melakukan eksplorasi dengan berbagai aroma dan tekstur adonan mainan, atau mendengarkan berbagai suara yang dihasilkan alat musik. Semuanya itu akan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan keterampilan integrasi sensorik mereka.

Saat anak belajar mengintegrasikan informasi sensorik dari lingkungannya, mereka akan menjadi lebih siap untuk merespons berbagai situasi dan tantangan yang ada sehari-hari, sehingga itu menjadi landasan bagi kesuksesan dan kesejahteraan mereka di masa depan.

Terlebih lagi, permainan sensorik juga sangat bagus untuk mendorong perkembangan kognitif, lho. Perkembangan ini mengacu pada bagaimana si Kecil berpikir, mengeksplorasi, dan memahami dunia di sekitar mereka.

Sensory play pun mendukung pembelajaran melalui eksplorasi, rasa ingin tahu, pemecahan masalah, dan kreativitas dengan membangun hubungan pikiran dan tubuh.

Aktivitas seperti melukis dengan jari dan bermain alat musik dapat merangsang pikiran dan membangun koneksi saraf di otak. Itu akan membantu pembelajaran dan penyimpanan informasi menjadi lebih mudah seiring pertumbuhannya.

Psikolog dari Swiss, Jean Piaget (1896-1980) bahkan mengatakan bahwa anak-anak memerlukan rangsangan dan pengalaman lingkungan untuk memandu perkembangan kognitif mereka. Menurutnya, jenis permainan ini merupakan kunci perkembangan otak anak.

Lewat sensory play, Piaget pun menyarankan agar anak-anak mencerna pengetahuan baru dan menyimpannya untuk referensi di kemudian hari.

2. Mendukung keterampilan bahasa

Freepik

Menariknya, keterampilan bahasa anak dapat berkembang secara alami melalui sensory play.

Hal itu disebabkan saat anak berpartisipasi dalam permainan apa pun, termasuk sensory play, maka dia belajar lewat lingkungannya dan mempelajari cara mengomunikasikan emosi, keinginan dan kebutuhan.

Dengan melibatkan indra yang dimilikinya, anak akan belajar bagaimana menggambarkan apa yang mereka lakukan dan bagaimana rasanya, sehingga pada akhirnya menggunakan kata-kata yang lebih deskriptif untuk berkomunikasi.

Keterampilan bahasa lisan kuat yang dibentuk dengan cara tersebut nantinya dapat menjadi landasan bagi mereka untuk belajar membaca.

Selain itu, ketika si Kecil menggunakan otot-otot di jari dan tangan selama sensory play, mereka akan dapat membangun keterampilan menulis yang dibutuhkan untuk bahasa tertulis.

3. Mendorong pengembangan keterampilan motorik

Freepik

Aktivitas sensory play juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan motorik yang penting untuk kekuatan fisik dan gerakannya.

Seperti diketahui, anak akan menggunakan keterampilan motorik setiap hari untuk beraktivitas, mulai dari berjalan, merangkak, dan melakukan tugas-tugas seperti salah satunya membuka resleting.

Keterampilan motorik halus dibutuhkan untuk menjalankan tugas yang memerlukan gerakan otot kecil. Kegiatan itu seperti mengikat tali sepatu, menulis, dan mengencangkan resleting pakaian.

Lewat permainan taktil yang berfokus pada membangun, menuang, dan mencampur, anak akan membangun kemampuannya untuk menggunakan kelompok otot kecil dan mengoordinasikan gerakan.

Aktivitas bermain seperti mengerjakan adonan mainan dan melukis dengan jari tentu akan sangat baik untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak.

Di sisi lain, keterampilan motorik kasar juga tidak kalah penting untuk aktivitas yang membutuhkan gerakan otot besar. Kegiatan ini seperti duduk, merangkak, berlari, dan melompat.

Aktivitas sensorik seperti melompat di atas trampolin dapat meningkatkan pengembangan keterampilan motorik kasar.

4. Mendukung perkembangan sosial emosional

Freepik

Perkembangan sosial emosional melibatkan pengaturan emosi dan membangun hubungan positif dengan teman sebaya maupun orang dewasa. Perlu Mama ketahui, aktivitas sensory play seperti bermain air atau membuat musik ternyata bisa memberikan efek menenangkan dan mendukung regulasi emosi anak, lho.

Ketika si Kecil dapat mengelola emosinya secara efektif, maka mereka akan lebih mampu untuk memecahkan masalah, berkolaborasi, dan berinteraksi secara kooperatif dengan teman-temannya.

Sebagai informasi, kegiatan bermain seperti melempar bola, bermain kejar-kejaran, dan bermain mengikuti pemimpin merupakan aktivitas yang bagus untuk mendorong perkembangan sosial emosional anak.

FYI, perhatian anak juga mudah teralihkan. Hal tersebut jelas dapat menimbulkan tantangan tersendiri, seperti kesulitan mengelola emosi atau kesulitan mengendalikan perilaku.

Nah, orangtua bisa mengatasi masalah itu dengan mengajarkan keterampilan mindfulness kepada anak. Bagi Mama yang belum tahu, mindfulness merupakan kesadaran sepenuhnya dengan apa yang terjadi saat ini.

Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa keterampilan mindfulness bermanfaat bagi otak anak dan rentang perhatian mereka juga akan meningkat. Selain itu, kesehatan mental juga akan menjadi lebih baik dan lebih tahan terhadap stres.

Keterampilan mindfulness juga berkaitan erat dengan aktivitas sensorik. Berikut beberapa cara sederhana yang bisa Mama lakukan untuk mengajarkan keterampilan mindfulness kepada anak, antara lain:

  • Berpura-pura berjalan di atas es tipis: Mama dapat mengajarkan anak untuk lebih sadar akan tubuh dan gerakannya. Untuk mengajarinya, Mama bisa mengatakan kepada mereka untuk berpura-pura sedang berjalan di es tipis dan mereka harus bergerak secara perlahan dan berhati-hati. Mama bisa juga memberikan instruksi seperti, "Angkat kaki kanan secara perlahan dan turunkan kembali dengan hati-hati."
  • Fokus pada aroma: Aroma memang menjadi cara yang bagus untuk membantu anak menjadi lebih sadar akan keadaannya saat ini. Cara yang mudah untuk melatih indra penciumannya adalah dengan memberikannya sesuatu yang beraroma, seperti toples berisi bumbu, bunga, atau kulit jeruk. Ajak anak untuk memejamkan mata dan berkonsentrasi pada apa yang mereka cium. Setelah itu, Mama bisa menanyakan kepada si Kecil tentang pendapat mereka mengenai bau tersebut.
  • Menikmati rasa makanan: Cara yang bisa Mama lakukan untuk melibatkan indra perasa anak adalah dengan mendorongnya untuk menikmati rasa. Oleh karena itu, Mama bisa memberikan si Kecil makanan tertentu, seperti permen atau kismis. Setelah itu, minta anak untuk memperhatikan potongan makanan dan memasukkannya ke dalam mulut, tetapi beri tahu anak untuk tidak mengunyah makanannya. Mama bisa memberikan instruksi kepada mereka untuk memperhatikan rasa dari makanan itu. Mereka mungkin akan merasakan tekstur atau rasa yang belum pernah mereka sadari sebelumnya.
  • Fokus pada pernapasan: Cara sederhana untuk menenangkan pikiran anak ialah dengan mengajarkannya untuk memperhatikan pernapasan. Mama bisa mendorong anak untuk menutup mata dan fokus pada pernapasannya. Dalam hal ini, ajarkan anak untuk kembali mengamati napas saat pikirannya mengembara. Latihan ini seharusnya tidak mengubah pola pernapasan mereka. Hal tersebut justru akan membantu mereka menjadi lebih sadar akan napas mereka dan bagaimana perasaan tubuh dan paru-paru mereka ketika tersadar.

5. Meningkatkan kreativitas dan imajinasi

Freepik/jcomp

Sensory play adalah cara yang luar biasa untuk meningkatkan kreativitas dan imajinasi pada anak. Hal itu tak mengherankan lagi karena sebenarnya aktivitas ini mendorong anak untuk mengeksplorasi lingkungannya dan terlibat dengan berbagai materi secara bebas dan tidak terstruktur.

Jenis permainan terbuka ini memungkinkan si Kecil untuk menggunakan imajinasi dan kreativitasnya, saat mereka bereksperimen dengan tekstur, bentuk, dan warna yang berbeda, dan menciptakan pengalaman unik mereka sendiri.

Jenis-Jenis Kegiatan Sensory Play yang Dapat Dilakukan si Kecil

Freepik

Berikut beberapa jenis kegiatan sensory play yang dapat dilakukan si Kecil berdasarkan panca indranya, serta dua tambahan karakteristik permainan berdasarkan gerakan dan keseimbangan:

  • Permainan taktil (sentuhan): Ini merupakan permainan yang menggunakan indra sentuhan. Saat si Kecil berinteraksi dengan dunia sekitar melalui sentuhan, mereka belajar tentang rangsangan sensorik penting seperti suhu, tekanan, tekstur, getaran, dan banyak lagi.
  • Sensory play pendengaran: Permainan auditori membantu anak untuk membedakan suara dan mengembangkan pendengarannya. Mama bisa berikan anak sendok kayu dan panci, dan lihat bagaimana mereka mengeksplorasi suara melalui permainan.
  • Sensory play visual: Sistem sensorik visual berkaitan erat dengan sistem auditori dan vestibular. Permainan visual dapat membantu mengembangkan penglihatan anak. Oleh karena itu, bermain dan mengidentifikasi warna dan pola merupakan cara yang menyenangkan untuk mendorong sensory play visual.
  • Sensory play penciuman dan pengecapan: Penciuman memang berkaitan dengan indra pengecap. Hal ini tentunya berhubungan langsung dengan indra perasa. Tak dipungkiri, memang lebih sulit untuk mengukur kapan seorang anak menggunakan indra penciuman dan perasaannya, tetapi contoh yang jelas adalah saat si Kecil mencium bunga atau menguji rasa makanan baru. Anak bisa mengembangkan indra tersebut melalui permainan yang mendorong eksplorasi rasa dan penciuman.
  • Sensory play proprioseptif: Bentuk kegiatan permainan ini berkaitan dengan persepsi spasial tubuh, dan mengajarkan anak untuk menggerakkan tubuhnya tanpa harus melihat bagian tubuh tertentu yang coba digerakkan. Permainan ini paling baik dikembangkan melalui aktivitas sensorik seperti melompat, mendorong, menarik, dan bergerak sebebas mungkin dan sangat berdampak pada perkembangan fisik dan kemampuan atletik anak. 
  • Sensory play vestibular: Sistem vestibular terletak di dalam telinga bagian dalam anak, dan bertanggung jawab atas keseimbangan dan koordinasi. Aktivitas sensorik yang berkaitan dengan gerakan, baik itu melompat, memanjat, mengayun, atau berguling-guling, membangun koneksi saraf pada tubuh anak. Ditambah lagi, ini akan membangun koneksi dalam sistem vestibular, membantu perkembangan fisik anak.

Rekomendasi Kegiatan Sensory Play untuk Anak Berdasarkan Usia: Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

Freepik/ArthurHidden

Pada setiap usia dan tahapan, sensory play dapat berubah dan beradaptasi untuk anak-anak segala usia.

Contohnya, kegiatan sensory play yang diperuntukkan bagi anak kecil dan bayi masih bisa digunakan untuk anak yang lebih besar, tetapi dengan tambahan untuk pengembangan, seperti dengan tambahan fokus pada bicara untuk mengembangkan keterampilan verbal.

Berikut rekomendasi kegiatan sensory play untuk anak bayi, balita, dan usia prasekolah:

  • Kegiatan sensory play untuk bayi: Sensory play harus fokus untuk mendukung perkembangan awal pancaindra. Sensory play pada bayi mendukung perkembangan penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa, untuk membantu mereka mulai memahami dunia di sekitarnya. Berangkat dari pemahaman itu, aktivitas yang fokus pada warna dan tekstur merupakan yang terbaik untuk usia ini. Aktivitas ini bisa dilakukan dengan membuat kotak harta karun dengan bahan dan kain berbeda yang bisa mereka sentuh dan rasakan.
  • Kegiatan sensory play untuk balita: Sensory play pada balita bisa lebih fokus pada kreativitas dan memungkinkan si Kecil untuk berekspresi, tetapi tetap mendukung perkembangan sensoriknya. Jalan-jalan sensorik yang mencakup mengumpulkan daun-daun yang jatuh yang bisa mereka bawa pulang untuk dibuat karya seni. Itu merupakan pengalaman interaktif yang akan dinikmati balita. Sementara itu, ketika berjalan-berjalan atau menciptakan karya seni, mendeskripsikan apa yang dilihat, dengar, rasakan, dan cium, membantu mendukung perkembangan bicara serta perkembangan sensoriknya.
  • Kegiatan sensory play untuk anak-anak prasekolah: Sensory play untuk anak-anak prasekolah bisa memberikan lebih banyak otonomi kepada anak, dengan permainan terbuka yang mana mereka bebas bereksplorasi. Contohnya, seperti menutupi lantai atau dinding dengan kertas dan meletakkan perlengkapan seni di dekatnya, sehingga mereka bisa memilih bagaimana dan di mana untuk melakukannya. Selain itu, kegiatan sensory play untuk anak usia prasekolah juga bisa dilakukan dengan melibatkan mereka memasak resep sederhana bersama orang dewasa, misalnya seperti membuat kue.

Sensory play juga mendorong pembelajaran melalui eksplorasi, rasa ingin tahu, pemecahan masalah, dan kreativitas. Saat si Kecil terlibat dalam kegiatan sensory play, maka mereka akan membantu otaknya berkembang dan belajar dari aspek tertentu di lingkungannya.

Selain itu, sensory play juga dapat membantu anak untuk berinteraksi dan memahami dunia di sekitar mereka. Alam sering kali dapat menjadi teman terbaik anak dalam hal sensory play.

Jadi, itu dia Ma rangkuman penjelasan lengkap tentang sensory play. Semoga artikel kali ini bermanfaat dan bisa menjadi tambahan wawasan bagi Mama untuk lebih mengajak si Kecil dalam kegiatan sensory play!

Referensi:

  • Cleveland Clinic Health Essentials. Diakses pada Agustus 2024. The Benefits of Sensory Play For Your Child.
  • Only About Children. Diakses pada Agustus 2024. Exploring the Benefits of Sensory Play for Children.
  • Parents. Diakses pada Agustus 2024. Why Sensory Play Is Important for Kids.
    Forbes. Diakses pada Agustus 2024. The Power Of Sensory Play In Childhood Development.

Baca juga:

The Latest