TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

8 Cara Melatih Toilet Training pada Anak Usia 2-4 Tahun

Mengajarkan si Kecil toilet training bisa dilakukan dengan cara ini

Freepik

Belajar menggunakan pispot sendiri dan berhenti memakai popok adalah sebuah tindakan yang penting bagi si Kecil. Umumnya, beberapa balita bisa melakukannya dengan cepat, sementara lainnya membutuhkan kesabaran dan dukungan dari orangtua.

Perlu Mama ingat, jangan memulai latihan menggunakan toilet terlalu dini. Kebanyakan anak mulai menunjukkan tanda-tanda sudah siap menggunakan toilet saat usia mereka sekitar 18 dan 24 bulan. Proses pelatihannya pun bisa bervariasi.

Dalam artikel kali ini, Popmama.com sudah merangkumkan cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun dari berbagai sumber secara detail.

Yuk, disimak!

Cara Melatih Toilet Training pada Anak Usia 2-4 Tahun

1. Contohkan pada anak cara menggunakan toilet

Freepik/mrsiraphol

Sebelum masuk ke tahap mengajarkan toilet training pada anak, Mama bisa melakukan persiapan lebih dulu dengan mengajarkan anak tentang toilet.

Pada tahap ini, Mama bisa mulai menunjukkan kepada si Kecil tentang cara duduk di toilet dan jelaskan apa saja yang dilakukan. Di sini, anak dapat belajar dengan memperhatikan cara Mama dalam menggunakan toilet.

Jangan lupa mintalah kepadanya untuk memberitahu kamu jika memang sudah saatnya untuk buang air besar atau buang air kecil. Selain itu, beri tahu untuk tak perlu lagi menggunakan popok jika dia pergi ke toilet.

2. Ajarkan si Kecil menggunakan pispot atau toilet

Freepik

Apabila sudah mengajarkan anak tentang toilet, maka langkah berikutnya adalah mulai mengajarkannya untuk menggunakan pispot atau toilet.

Pada cara ini, Mama bisa meminta anak untuk duduk di atas pispot atau toilet. Jangan lupa, bantu mereka saat duduk di atas sana agar tetap dalam keadaan aman dan tidak terjatuh.

Menggunakan pispot pada saat toilet training memang sangat membantu. Akan tetapi, menggunakan closet saat toilet training juga bisa menjadi nilai tambah.

Pasalnya, itu bisa membantu mereka bersiap menghadapi saat-saat kamu tidak di rumah atau tidak memiliki toilet portable. Saat menggunakan closet, kamu bisa menyiapkan sisipan mangkuk toilet kecil agar bisa memberikan kestabilan bagi anak.

Saat mengajarkan anak, jangan biarkan dia duduk di sana dalam waktu yang lama. Pasalnya, hal itu bisa saja terasa seperti dihukum. Selain itu, Mama juga perlu membantu mereka membersihkan bokongnya di awal-awal belajar toilet training.

Jangan lupa ajari anak untuk mencuci tangan setiap kali pergi ke toilet. Hal ini bertujuan agar anak terbiasa dengan kebersihan. Mama bisa menggunakan sabun saat mengajarkan dia mencuci tangan.

Setelah selesai menggunakan pispot, Mama juga jangan lupa untuk membuang isinya ke dalam closet dan siram. Selain itu, Mama juga perlu mencuci pispot dengan air sabun hangat dan disinfektan hingga bersih.

Pada tahap pembersihan pispot, Mama bisa juga mengajarkan si Kecil untuk menyiram closet-nya. Cara ini tentu bisa membantu anak untuk mandiri.

3. Mulai hentikan penggunaan popok, dan kenakan pakaian yang mudah dipakai dan dilepas oleh anak

Freepik/rawpixel.com

Pada saat-saat toilet training, Mama bisa mulai menghentikan penggunaan popok pada siang hari dan kenakan padanya celana dalam. Selain itu, kenakan juga pakaian yang mudah dipakai dan dilepas, seperti celana dengan karet pinggang.

Ini bertujuan agar anak dapat dengan mudah melepaskan pakaiannya saat akan menggunakan pispot sendiri, dan mengenakan kembali pakaian dengan mudah setelahnya.

Supaya anak terbiasa tanpa popok, Mama bisa mulai membiarkannya tidak memakai popok selama 30 menit setelah mereka buang air kecil atau besar. Ini bisa akan membantu mereka untuk terbiasa tidak memakai popok.

4. Kenali tanda-tanda anak ingin pergi ke toilet

Freepik

Pada saat mengajarkan toilet training pada anak, Mama sebagai orangtua juga harus tahu tanda-tanda bahwa dia akan ingin buang air. Umumnya, mereka mungkin tampak gelisah atau bisa saja lebih memilih untuk diam.

Selain itu, anak juga bisa menunjukkan tanda-tanda lain, seperti mulai berjongkok, mengenjan, atau memberitahumu secara langsung. Jika kamu melihat tanda-tanda ini, maka bisa mengarahkan mereka dengan lembut untuk menggunakan pispot.

Cara ini tentu saja akan meningkatkan peluang keberhasilan mereka saat masih belajar cara menanggapi sinyal buang air kecil dan besar dari tubuhnya.

5. Mulailah ajarkan rutinitas untuk pergi ke toilet pada anak

Freepik

Janganlah ragu untuk memulai rutinitas pada anak agar dia terbiasa untuk pergi ke toilet. Mama bisa menerapkan ini dengan memintanya duduk di pispot setelah bangun dengan popok kering atau 45 menit hingga satu jam setelah minum banyak cairan.

Biarkan si Kecil duduk di pispot hanya selama beberapa menit dalam beberapa kali sehari, dan biarkan dia bangun jika mau sendirinya.

Cara lainnya, kamu bisa memintanya duduk di pispot dalam waktu 15 hingga 30 menit setelah makan untuk memanfaatkan kecenderungan alami tubuh untuk buang air besar.

Selain itu, Mama juga bisa meminta dia untuk duduk di pispot apabila kamu telah melihat tanda-tanda jelas bahwa dia perlu pergi ke kamar mandi.

6. Jangan paksa mereka jika menolak menggunakan toilet atau pispot saat toilet training

Freepik

Apabila si Kecil menolak untuk menggunakan toilet atau pispot, sebaiknya Mama jangan memaksa mereka. Mama bisa menghentikan dulu toilet training dan coba lagi dalam 2 hingga 3 minggu.

Namun, jika satu minggu berlalu tanpa adanya hasil, Mama bisa menunda pembelajaran toilet training dan coba lagi dalam beberapa minggu ke depan. Perlu diingat, toilet training bukanlah perlombaan atau ujian. Pada akhirnya, anak akan bisa menjalani toilet training.

7. Jangan ragu puji anak jika dia berhasil menjalani toilet training

Freepik/senivpetro

Setelah dia berhasil melakukan toilet training, Mama jangan ragu untuk memberikan dia pujian atas keberhasilannya itu. Di sini, Mama bisa mencoba hadiah seperti cap binatang di tangan mereka atau memuji dengan kata-kata.

Meski begitu, Mama juga perlu mengurangi pujian kepada anak apabila keterampilan mereka soal toilet training sudah dikuasai.

8. Bersikaplah santai saat ada kecelakaan di tahap toilet training

Freepik

Apabila terjadi kecelakaan saat toilet training, Mama disarankan untuk bersikaplah secara santai. Mama perlu ingat bahwa mengajarkan toilet training pada anak butuh proses dan waktu yang tidak sedikit.

Pasalnya, balita tidak bisa menahan keinginan untuk buang air terlalu lama. Terjadinya kecelakaan saat toilet training mungkin juga bisa membuat si Kecil jadi merasa kesal atau putus asa.

Jika itu terjadi, yakinkanlah mereka bahwa kecelakaan dalam fase toilet training tidak masalah dan sampaikan kepadanya bahwa butuh waktu dan latihan untuk menguasai teknik toilet training.

Jadi, itulah beberapa cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun yang bisa Mama lakukan sendiri dengan si Kecil di rumah. Semoga rangkuman informasi kali ini membantu ya, Ma.

Baca juga:

The Latest