Waspada Tuberkulosis, Si Kecil Rentan Tertular Penyakit Ini
Jaga anak agar tak terkena penyakit ini ya, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahukah Ma, bahwa setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Dunia.
Maka, ada baiknya kita cari tahu lebih dalam tentang penyakit Tuberkulosis (TB), karena peka sedari awal akan melindungi dan menyelamatkan Mama beserta orang yang dicinta.
Penyakit menular ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang tidak mengenal gender ataupun usia.
WHO menyatakan sekitar sepertiga dari populasi dunia adalah penderita TB, di mana diperkirakan 1 juta anak-anak sakit dan 250 ribu anak-anak meninggal karena TB pada tahun 2016 (termasuk 52.000 anak-anak dengan TB terkait HIV).
Anak-anak itu sangat rentan terinfeksi TB. Mama harus tahu itu.
Sebagai orangtua, Mama dan Papa tentu tidak mau si Kecil tertular dan terinfeksi TB, bukan?
Maka dari itu, Popmama.com akan sampaikan beberapa informasi penting mengenai TB, sehingga Mama bisa lebih aware.
1. TB pada anak
Bukan sebuah penyakit keturunan, melainkan penyakit yang cara penularannya melalui udara.
Sehingga, jika sanak saudara atau orang terdekat terkena TB dan tidak ditangani dengan benar, mereka dapat menularkan dan kita pun dapat tertular, Ma.
Perlu Mama tahu bahwa TB adalah penyebab utama kematian Dunia.
Dilansir dari tbindonesia.or.id, TB merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering pada anak.
Tingginya kesakitan dan kematian pada anak dikarenakan mereka lebih berisiko untuk menderita TB berat (TB milier dan meningitis TB).
Anak sangat rentan terinfeksi TB, terutama mereka yang kontak dekat dengan penderita (ternyata salah satu orang terdekat di lingkungan sekitar kita positif TB).
Anak di bawah usia 3 tahun dan dengan malnutrisi atau kondisi immunosupresan juga memiliki risiko paling tinggi untuk menderita TB terutama yang menyerang paru-paru, tetapi 20-30% TB menyerang organ lain pada anak.
2. Gejala
Diperkirakan, banyak anak penderita TB yang tidak mendapatkan penanganan yang benar. Maka dari itu, Mama perlu tahu gejala-gejala TB:
- batuk (berdahak atau tidak berdahak),
- batuk berdahak (dapat bercampur darah),
- sesak nafas dan nyeri dada,
- demam meriang berkepanjangan,
- berkeringat tanpa sebab (terutama pada sore-malam),
- badan lemas nafsu makan berkurang, dan
- berat badan menurun.
Di atas adalah gejala yang umum dirasakan oleh orang dewasa, di mana batuk berkepanjangan adalah gejala utamanya.
Sehingga, kita harus waspada pada orang-orang yang batuk berkepanjangan.
Cobalah peka, sarankan mereka untuk periksa kesehatan ke dokter.
Sedangkan pada anak, batuk bukanlah menjadi gejala utama, karena jarang terjadi.
Tidak ada gejala TB yang khas pada anak.
Namun, jika si Kecil merasakan badan lemas, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan yang drastis, Mama harus segerakan pemeriksaan anak ke tenaga medis ya.
3. Pemeriksaan
Pemeriksaan TB dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Pemeriksaan dahak, di mana dahak diambil dengan waktu 2 kali dalam waktu 2 hari.
- Rontgen dada, bila pemeriksaan dahak hasilnya negatif tetapi gejala TB lainnya ada, maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa rontgen.
- Tes cepat molekuler (TCM), cara yang lebih efektif karena hasil diagnosa bisa didapatkan dalam waktu kurang dari 90 menit.
Namun, disebutkan juga bahwa kendala utama TB pada anak adalah ketika mendiagnosis.
Kesulitan menemukan bakteri menyebabkan penegakan diagnosis TB pada anak memerlukan kombinasi gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang yang relevan.
Karena diagnosis pada anak tidak boleh hanya berdasarkan pada foto rontgen dada.
4. Pengobatan
Pengobatan berlangsung selama 6-8 bulan yang terbagi dalam 2 tahap:
- Tahap awal (fase intensif) di mana obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan
- Tahap lanjutan di mana obat diminum 3 kali seminggu selama 4 atau 5 bulan
Namun jika kasusnya pada anak, pengobatan bisa berlangsung lama, karena dosis yang disesuaikan.
Mama perlu mengingat bahwa pengobatan TB harus dilakukan sesuai yang dianjurkan oleh dokter, ikuti arahannya.
Jika si Kecil harus minum obat setiap hari, biarpun dengan hati yang terasa berat, tetaplah teratur meminumkan obat untuk si Kecil.
Biarpun Mama merasa si Kecil sudah sehat sebelum waktu yang telah ditentukan.
Tetaplah meminumkan si Kecil obat hingga dokter benar-benar menyatakan bahwa mereka terbebas dari TB.
Karena jika berhenti tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, si Kecil bisa mengalami resistansi pada obat yang malah akan menambah parah TB di kemudian hari.
5. Cara pencegahan
Cara pencegahan TB adalah dengan melalui perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu:
- makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh,
- membuka jendela agar rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara segar,
- menjemur alas tidur agar tidak lembab,
- olahraga teratur, dan
- tidak merokok.
Namun, dilansir dari tbfacts.org, cara utama mencegah TB pada anak-anak adalah dengan menggunakan vaksin BCG.
Lalu, sejauh apa dan bagaimana dengan efektivitas vaksin dalam pencegahan TB untuk si Kecil?
Vaksin BCG tidak dapat mencegah penyakit TB pada anak lho, Ma, tetapi dapat mencegah timbulnya penyakit TB yang berat.
Karena perlu Mama ketahui bahwa bayi dan balita adalah mereka yang paling berisiko terkena TB berat seperti meningitis TB yang dapat menyebabkan buta, tuli serta kelumpuhan.
Nah, setelah membaca semua informasi di atas, apakah Mama masih mau bersikap tidak peduli?
Yuk, kita berubah, Ma!
Mulai jaga pola hidup Mama dan keluarga, ya! Karena tubuh dengan daya tahan yang kuat bisa terbebas dari TB namun tetap perlu waspada dengan menggunakan masker terutama ketika berada di ruang publik.
Baca juga: Bahaya! Cepat Jauhkan Si Kecil dari Asap Rokok