TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Penyebab Kanker Paru-Paru pada Anak

Meskipun jarang, kanker paru-paru pada anak nyatanya tidak mustahil

Freepik

Kanker paru-paru pada anak-anak berasal dari pertumbuhan sel-sel paru-paru yang tidak normal, membentuk massa atau tumor di organ tersebut.

Gejala seperti gangguan pernapasan, batuk persisten, atau tanda-tanda lanjut seperti penurunan berat badan, memerlukan pemahaman mendalam serta deteksi dini.

Tantangan utama dalam penanganan kanker paru-paru pada anak adalah kesulitan dalam diagnosis dini karena gejalanya yang mirip dengan kondisi pernapasan lainnya.

Oleh karena itu, penelitian terus berlanjut untuk meningkatkan pemahaman, deteksi, dan pengobatan kanker paru-paru pada anak guna memberikan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Namun, apa sebenarnya penyebab kanker paru-paru pada anak? Popmama.com telah merangkumnya untuk Mama berikut ini. Disimak ya!

1. Paparan asap rokok pasif

Freepik/wirestock

Anak-anak yang terpapar asap rokok pasif, baik di rumah maupun lingkungan sekitar, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker paru-paru.

Zat-zat berbahaya dalam asap rokok dapat berdampak negatif pada sistem pernapasan anak.

2. Paparan polusi udara dan zat radioaktif

Freepik/wirestock

Paparan asbes, radon, debu radioaktif atau polusi udara, termasuk paparan polutan udara seperti polusi kendaraan bermotor atau industri, dapat menjadi faktor risiko untuk kanker paru-paru pada anak.

Paparan jangka panjang terhadap ini dapat merugikan kesehatan paru-paru anak.

3. Faktor genetik dan keturunan

Freepik

Faktor genetik dan keturunan memainkan peran penting dalam beberapa jenis kanker paru-paru pada anak. Riwayat keluarga dengan kanker paru-paru dapat meningkatkan risiko anak mengalami kondisi serupa.

Data dari Institut Kanker Nasional mencatat bahwa 6-8 persen kanker pada anak disebabkan oleh perubahan genetik yang diwariskan.

Perlu dicatat bahwa meskipun faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada risiko kanker paru-paru pada anak, risikonya lebih tinggi pada populasi dewasa yang memiliki paparan jangka panjang terhadap faktor-faktor risiko tersebut.

Deteksi dini dan tindakan pencegahan tetap penting dalam menjaga kesehatan anak-anak.

Baca juga:

The Latest