Anak Tantrum, Begini Cara Ayudia Bing Slamet Menenangkan
Ketahui tips menenangkan anak saat tantrum yuk, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tantrum adalah keadaan ketika anak meluapkan emosinya dengan cara menangis kencang, berguling-guling di lantai, hingga melempar barang. Pernah mengalami kondisi seperti ini? Pasti membuat Mama stres dan bingung harus berbuat apa.
Tenang, Ma. Kondisi tantrum ternyata normal terjadi karena termasuk dari proses perkembangan anak. Tantrum biasanya dialami oleh anak berusia 1 sampai 4 tahun.
Ketika anak mengalami tantrum, jangan panik dan ikut terbawa emosi ya, Ma. Jika Mama semakin emosi, maka anak akan semakin jadi nantinya.
Sama seperti yang dialami seorang influencer Mama, Ayudia Bing Slamet. Ditemui pada peluncuran Hansaplast Cooling Fever karakter pada Kamis (12/09/2019) di Cerita Rasa, Jakarta Selatan. Mama satu anak ini mengungkapkan bahwa putranya, Sekala, juga perenah mengalami tantrum.
Tidak ingin ikut terbawa emosi karena melihat anak yang tantrum, Ayu melakukan cara-cara yang bijak untuk menenangkan emosi Sekala saat tantrum.
Cara seperti apa ya yang Ayu terapkan jika Sekala mengalami tantrum? Yuk, simak informasi yang sudah Popmama.com rangkum untuk Mama berikut ini.
1. Berusaha santai dan biarkan anak meluapkan emosinya
Pada saat anak tantrum, kebanyakan orangtua akan ikut terbawa emosi dan berakhir memarahi anak yang sedang meluapkan emosinya itu.
Padahal, anak kecil yang sedang marah sama seperti orang dewasa. Mereka butuh waktu untuk menenangkan dirinya sendiri. Yang perlu Mama lakukan adalah bersikap santai dan biarkan terlebih dahulu anak meluapkan apa yang menjadi perasaannya.
Pada kesempatan yang sama, Ayu melakukan reka adegan ketika Sekala mengalami tantrum, dirinya hanya berdiam diri di hadapan Sekala yang sedang meluapkan emosinya dengan menangis.
"Aku diamin terus. Aku pun juga napas, karena kadang aku terpancing emosi," ucap Ayu setelah melakukan reka adegan tersebut.
2. Saat sudah tenang, tanyakan padanya apa yang ia rasakan
Anak yang tantrum tidak selamanya terus seperti itu, Ma. Pasti akan ada masa ia merasa lelah dan harus berhenti dari tantrum tersebut.
Ketika anak sudah tenang, Mama bisa menanyakan lagi padanya apa yang ia rasakan. Nah hal ini sama seperti yang Ayu alami ketika Sekala tantrum, ia membiarkan Sekala menangis kencang untuk meluapkan emosinya kemudian bertanya pada anaknya mengapa ia menangis dan apa yang ia rasakan.
Selain bertanya apa yang anak rasakan, yang perlu Mama lakukan adalah meminta anak untuk mengambil napas dalam-dalam. Sebab saat tantrum, biasanya napas anak menjadi lebih sedikit dan membuatnya lelah.
Ketika sudah mulai tenang, Ayu mengajarkan Sekala untuk tarik napas agar bisa mengontrol tantrum yang ia alami.
"Sekala ayo napas, jadi sekarang dia kalau marah selalu nangis habis itu tarik napas sendiri tanpa diajarkan," ujar Ayu menjelaskan.
3. Cara tahu penyebab tantrum
Saat anak mulai tenang dari tantrum, anak akan menjelaskan apa yang ia rasakan. Sebab tantrum terjadi akibat berbagai faktor, baik karena keinginnya tidak terpenuhi, ataupun yang umum terjadi karena kondisi badan yang tidak fit.
Penyebab umum yang sering menjadi faktor anak mengalami tantrum adalah karena kondisi badan anak yang sedang tidak fit. Jika faktor ini yang menyebabkannya tantrum, Mama perlu mengetahui sakit apa yang menyerang tubuhnya.
Segera lakukan penanganan pertama yang bisa meredakan rasa sakit yang ia alami. Jika dibiarkan, maka anak akan semakin sering mengalami tantrum.
4. Alihkan perhatiannya dari tantrum
Anak yang tantrum biasanya akan meluapkan emosinya dengan menangis, berteriak, ataupun berguling di lantai. Jika sudah seperti itu, Mama bisa mengalihkan perhatiannya agar sedikit melupakan apa yang sedang ia rasakan itu.
Anak kecil biasanya sangat mudah melupakan sesuatu dan akan tertarik pada suatu hal yang baru. Mama bisa memanfaatkan hal ini untuk mengalihkan perhatiannya saat tantrum. Misalnya, memberikan mainan yang sudah lama tidak ia mainkan ataupun memberikan cemilan kesukannya saat ia berteriak, marah, atau terlihat rewel.
Mama juga bisa mengalihkan perhatiannya dengan bercerita hal-hal menarik yang membuat anak terpancing untuk mendengarkan sekaligus ikut bercerita apa yang pernah ia alami.
Selain itu semua, masih ada cara lain untuk mengalihkan perhatiannya dari tantrum, versi Mama seperti apa nih? Yuk, berbagai di kolom komentar, Ma.
5. Jangan memarahi apalagi memukul anak saat tantrum
Saat anak mengalami tantrum, hal ini tentu membuat stres dan bingung para orangtua. Tak jarang orangtua terpancing emosi dan berakhir memarahi bahkan memukul anak yang sedang tantrum.
Perlu Mama ketahui, jik si Kecil mengalami kondisi seperti ini, jangan memarahi, memukul, atau mencubitnya ya, Ma. Sebagai gantinya, lebih baik Mama memeluk atau mencium si Kecil untuk menenangkan emosinya.
Selain ampuh untuk menenangkan anak yang tantrum, memberikan pelukan dan ciuman bisa menjadi cara untuk menunjukkan padanya bahwa Mama peduli dan mencintai mereka.
Itulah tips untuk menenangkan anak yang mengalami tantrum. Intinya, Mama jangan sampai terpancing emosi ya. Tetap tenang dan tanyakan apa yang ia rasakan agar Mama mengetahui apa penyebab ia tantrum.
Namun, jika tantrum yang dialami anak terlihat terlalu sering, bahkan membuatnya menyakiti diri sendiri atau orang lain, ada baiknya Mama membawa si Kecil ke dokter anak. Hal ini agar Mama bisa mendiskusikan perilaku tersebut dan cara tepat menanganinya.
Semoga bermanfaat ya, Ma.