Rentan Terjadi pada Anak, Ketahui Terapi Pengobatan Pneumonia
Begini pengobatan yang benar, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pneumonia merupakan suatu infeksi yang menyerang paru-paru dan menyebabkan penderitanya alami berbagai gejala, seperti sesak napas dan batuk. Tak hanya orang dewasa, balita juga rentan terkana penyakit yang menyerang paru-paru ini.
Pneumonia pada anak umumnya muncul sebelum si Kecil berusia 5 tahun. Tingkat keparahannya pun bisa beragam, mulai dari ringan hingga berat. Sehingga penanganan pneumonia pada anak sangat penting untuk dilakukan.
Berbagai pengobatan dilakukan sesuai penyebab serta tingkat keparahan yang dialami oleh masing-masing anak. Ketika anak didiagnosis pneumonia, apa saja pengobatan yang dilakukan?
Berikut Popmama.com telah merangkum dari berbagai sumber mengenai terapi pengobatan yang biasa dilakukan oleh penderita pneumonia. Disimak ya, Ma!
1. Terapi antibiotik
Saat pneumonia disebabkan oleh virus, biasanya tingkat keparahan yang dialami anak semakin memburuk. Oleh karena itu dibutuhkan terapi antibiotik, atau pemberian antibiotik untuk mengurangi gejala yang dialami anak.
Dilansir dari Hospital Care for Children, berikut adalah tahapan pada terapi antibiotik pada anak:
- Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. Bila anak memberi respons yang baik maka diberikan selama 5 hari. Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (15 mg/ kgBB/kali tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.
- Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam).
- Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat, segera berikan oksigen dan pengobatan kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
- Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB IM atau IV sekali sehari).
- Bila anak tidak membaik dalam 48 jam, maka bila memungkinkan buat foto dada.
- Apabila diduga pneumonia stafilokokal (dijelaskan di bawah untuk pneumonia stafilokokal), ganti antibiotik dengan gentamisin (7.5 mg/kgBB IM sekali sehari) dan kloksasilin (50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam) atau klindamisin (15 mg/kgBB/hari –3 kali pemberian). Bila keadaan anak membaik, lanjutkan kloksasilin (atau dikloksasilin) secara oral 4 kali sehari sampai secara keseluruhan mencapai 3 minggu, atau klindamisin secara oral selama 2 minggu.
2. Terapi oksigen
Sama seperti terapi antibiotik, pemberian oksigen pada anak penderita pneumonia biasanya dilakukan jika pneumonia sudah berat atau anak semakin alami gejala kesuilitan bernapas.
Itulah mengapa penting segara memeriksakan ke dokter jika anak sudah alami gejala pneumonia ringan. Jika sudah status pneumonia berat, Hospital Care for Children menyebutkan untuk memberikan terapi oksigen seperti berikut ini:
- Beri oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat.
- Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai panduan untuk terapi oksigen (berikan pada anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia oksigen yang cukup). Lakukan periode uji coba tanpa oksigen setiap harinya pada anak yang stabil. Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap stabil > 90%. Pemberian oksigen setelah saat ini tidak berguna.
- Gunakan nasal prongs, kateter nasal, atau kateter nasofaringeal. Penggunaan nasal prongs adalah metode terbaik untuk menghantarkan oksigen pada bayi muda. Masker wajah atau masker kepala tidak direkomendasikan. Oksigen harus tersedia secara terus-menerus setiap waktu.
- Lanjutkan pemberian oksigen sampai tanda hipoksia (seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang berat atau napas > 70/menit) tidak ditemukan lagi.
Selain pengobatan dengan antibiotik dan oksigen, Mama bisa melihat gejala awal yang anak alami. Bila anak diserta demam (> 39º C) yang tampaknya menyebabkan distres, Mama bisa memberikan parasetamol untuk mengurangi gejala agar tidak timbul kejang.
3. Perawatan pneumonia dari rumah
Selai perawatan dokter melalui kedua terapi yang sudah disebutkan, Mama juga harus memastikan masa pemulihan si Kecil dengan memerhatikan langkah-langkah selama proses penyembuhan dari rumah. Berikut yang bisa Mama lakukan:
- Penuhi kebutuhan cairannya, jangan sampai si Kecil dehidrasi ya, Ma!
- Jika anak mulai susah diajak makan, Mama bisa mengantisipasi dengan memberikan lebih banyak minum dari biasanya.
- Jika anak alami batuk akibat pneumonia, jangan asal berikan obat batuk, sebab itu tak akan membantu penyembuhan.
- Pastikan antibiotik yang telah diresepkan dokter, Mama berikan pada anak sesuai intruksi ya!
- Hindari anak dari paparan asap rokok.
- Hal terpenting, ajak anak untuk banyak beristirahat.
Itulah pengobatan dan terapi pneumonia yang bisa dilakukan jika anak mengalami penyakit ini. Ketahui gejala dan penanganan yang tepat ya, Ma. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Waspada Pneumonia dari Virus Corona, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya
- Bronkopneumonia pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mencegah & Mengatasi
- Cek 5 Daftar Makanan Terbaik untuk Balita dengan Pneumonia