Eksklusif: Cerita Ezra HiVi! Selalu Hadir Secara Fisik dan Psikologis untuk Anak
"Kita harus berperan sebagai papa baik secara fisik dan emosional, tidak hanya materi"
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang Papa di Indonesia lebih umum dicitrakan sebagai pencari nafkah. Di zaman dulu kehadiran Papa hanya dianggap sebagai pemenuhan materi dan fisik saja. Padahal hal ini bisa meninggalkan perspektif yang kurang baik untuk anak lho.
Istilah "fatherless" pertama kali diperkenalkan oleh Edward Elmer Smith, psikolog dari Amerika Serikat. Menurut Smith, fatherless adalah ketiadaan peran ayah dalam perkembangan seorang anak. Ketiadaan peran ini dapat berupa ketidakhadiran, baik secara fisik maupun psikologis dalam kehidupan anak.
Walaupun seorang ayah hadir secara fisik dan materi, tetapi jika secara emosional dan psikologis ia tidak memenuhinya, maka seorang anak bisa mengalami kondisi fatherless.
Indonesia sendiri berada di urutan ketiga di dunia sebagai negara tanpa ayah (fatherless country). Isu ini makin hangat dibahas dan dicermati oleh papa-papa millennial, termasuk Ezra Mandira atau Ezra HiVi!.
Millennial Papa of the Month edisi November 2022 ini mengaku penting sekali untuknya selalu hadir untuk anak. Tidak hanya secara fisik dan materi saja, melainkan melihat dan membimbing tumbuh kembangnya hingga dewasa dan memiliki keluarga sendiri.
Berikut Popmama.com rangkum cerita Ezra yang berkaitan dengan semangat Hari Ayah Nasional 2022 ini!
1. Punya anak laki-laki, Ezra ingin menanamkan nilai-nilai ini
Setiap orangtua pastinya menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Begitupun dengan Ezra dan istrinya, Anjana Demira saat mendidik putra mereka Aksara Eisa Madera.
Di keluarga kecilnya, Ezra menerapkan tiga nilai penting. Selain berlaku untuk hubungannya dengan sang Istri, tiga nilai ini pun berusaha diajarkan Ezra kepada Aksara sejak kecil.
Tiga nilai itu adalah 'harus mau dan saling ngobrol', 'harus mau dan saling mendengarkan,' sama 'harus mau dan saling mengerti'.
"Selain tiga nilai itu, saya juga ingin Aksara menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Karena sebagai laki-laki ketika dia dewasa dia akan memimpin keluarganya. Rasa tanggung jawab sangat perlu dan penting sekali untuk laki-laki, karena itu bekal bisa merangkul keluarganya kelak," pungkas Ezra kepada Popmama.com.
2. Ezra dan istri tidak punya pembagian peran tertentu di keluarga
Sosok istri di rumah umumnya memerankan karakter feminim untuk anak. Ini membuat sosok ibu seolah menjadi karakter malaikat di rumah. Sementara sosok papa kerap disandingkan dengan maskulinitasnya, yang membuatnya menjadi karakter tegas dan keras.
Untuk pembagian peran dan karakter ini di rumah, Ezra mengaku ia dan istrinya tidak ada pembagian yang kaku. Ia percaya bahwa karakter feminim dan maskulin harus dikenalkan kepada anak lewat sosok mereka masing-masing.
"Kita tidak ada bad guy dan good guy, sama-sama yang penting dikomunikasikan sama anak," tutur Ezra.
Menurut penelitian Demartoto A. tahun 2010, dalam bukunya menyebut keseimbangan sifat feminim dan maskulin dalam pengasuhan harus dipahami oleh orangtua. Ini penting karena agar anak laki-laki tidak tumbuh menjadi anak yang hanya mengandalkan kekuatan fisik dan anak perempuan tidak selalu merasa lemah dan rendah diri.
Maskulin merupakan sebuah bentuk konstruksi kelelakian terhadap laki-laki. Meliputi sifat kemandirian, kekuasaan, kerja, dan lain-lain. Sedangkan feminim menurut merupakan ciri-ciri atau trait yang dipercaya dan dibentuk oleh budaya sebagai ideal bagi perempuan, seperti keibuan, lemah lembut, penyayang, dan lain-lain.
Menurut Demartoto A., orangtua bisa mengajarkan anak keseimbangan ini dengan memberikan kesempatan anak untuk melakukan tugas di rumah, baik yang biasanya dilakukan oleh mama atau papa. Namun, orangtua tetap memperhatikan minat dan kemampuan masing-masing anak.
Tidak harus bertukar peran misalnya perempuan mengerjakan pekerjaan laki-laki dan sebaliknya. Namun, berbagi peran jadi saling bantu dan saling dukung dalam keharmonisan. Orangtua juga memberikan contoh pemecahan masalah tidak harus dengan emosi yang negatif.
3. Cara Ezra dan istri kompak mendisiplinkan Aksara di rumah
Dalam perkembangannya setiap anak memiliki eksplorasinya dan pengalaman masing-masing. Untuk Ezra dan Anjana sendiri jika Aksara melakukan kesalahan atau rewel mereka punya cara tersendiri.
Ketika Aksara melakukan kesalahan, keduanya akan memberitahukan alasannya. Sehingga tidak serta-merta menyalahkan anak tanpa sebab. Ini akan membuat anak belajar setiap kesalahan yang dilakukannya memiliki dasar.
"Kalau misalnya dia nakal atau salah kami beri tahu alasannya. Mungkin anak belum mengerti kalau sekarang, tetapi ketika itu diterapkan terus-menerus nanti pasti bisa paham," ucap Ezra.
Ezra tidak mau menjadi sosok orangtua yang hanya bisa menyalahkan anak saja. Sehingga anak akan merasa apa yang dilakukannya selalu salah dan malah takut terhadap orangtuanya sendiri.
"Jadi jangan sampai orangtua tidak memberikan alasan benar dan salah, karena anak pun berhak belajar," tuturnya.
4. Pentingnya papa mendampingi anak secara psikologis
Musisi dan dosen kelahiran 29 September 1991 ini pun paham, mungkin sebagian besar para papa di Indonesia masih berpikir kalau tugasnya hanya mencari nafkah untuk keluarga. Padahal tugas dan peran papa untuk keluarga tidak hanya itu saja.
Papa di keluarga bagi Ezra menjadi sosok penting dalam pertumbuhan anak. Pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh peran papa di rumah dalam proses pengasuhan anak bersama istri.
"Saya pun mungkin bisa menyebut memang di Indonesia sepertinya Papa masih banyak untuk keluarga itu bekerja dan mencari uang. Bukannya kerja keras itu tidak bagus, tentu saja penting, tetapi kita juga harus memikirkan sebagai papa keluarga juga butuh kita hadir langsung. Bukan hanya materi," pungkasnya.
Data dari Child Crisis Arizona, ada lima peran penting yang dimiliki oleh papa dalam pengasuhan setiap anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan yakni:
- Papa yang berperan aktif dalam berinteraksi dengan anaknya bisa meningkatkan kecerdasan anak tersebut.
- Dukungan emosional dari papa kepada anak bisa meningkatkan kepercayaan dirinya.
- Bagi anak, sosok papa menjadi contoh untuknya kelak. Ini akan membentuk perilaku dan kontrol diri yang baik pada anak, sehingga anak terhindar dari gangguan perilaku.
- Sosok papa bisa mengajarkan mengenai critical thinking, sehingga anak bisa menyelesaikan masalah dengan lebih baik.
- Anak yang mendapat kasih sayang dan dukungan yang cukup dari kedua orangtuanya bisa membuatnya tumbuh dan berkembang dengan gembira dan sehat.
5. Pesan Ezra untuk para papa agar selalu hadir fisik dan psikologi untuk anak
Orangtua mana yang tidak ingin menyaksikan anaknya tumbuh sehat dan bahagia? Oleh karenanya peran pengasuhan dan bimbingan ini tidak hanya dititik beratkan kepada sosok ibu saja.
Peran papa layaknya seimbang dan sejalan dengan istri untuk mendukung pertumbuhan anak. Ezra bisa memahami kalau orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, salah satunya memanjakan dan memfasilitasi secara materi dengan cukup.
Namun, jangan sampai itu membuat para papa hilang fokus dan tidak ingin dekat dengan anak secara emosional. Ketika anak dewasa, masa-masa emasnya sudah terlewat. Sehingga ia tidak akan punya waktu banyak dengan orangtuanya lagi.
"Misalnya ada papa yang terus bekerja dan berharap bisa menghabiskan masa tua bebas dengan anak. Padahal waktu kita belum tentu sampai sana. Walaupun diberi kesempatan, kita sudah kehilangan masa-masa bermain dan masa emas anak. Oleh karenanya dari sekarang kita harus meluangkan waktu sebagai papa untuk keluarga. Kita harus berperan sebagai papa baik secara fisik dan emosional. Kalau tidak, kita kan tidak tahu pengaruhnya apa nanti ke anak di masa depan," ucap Ezra.
Itulah tadi cerita Ezra soal pentingnya kehadiran sosok papa untuk anak dan keluarganya. Seperti yang musisi satu ini ungkapkan, anak tidak hanya butuh materi selama hidupnya. Melainkan afeksi yang cukup dari kedua orangtuanya.
Millennial Papa of the Month Edisi November - Spesial Hari Ayah Nasional 2022: Ezra Mandira
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Reporter - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Ediarti
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Michael Andrew P.
Videographer - Norman Indra Issudewo, Krisnaji Iswandi
Stylist - Onic Metheany, Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist & Hair Do - Linda Kusumadewi
Ezra's Wardrobe - Shining Bright & Bertjorak
Aksa's Wardrobe - Bohopanna at Buiboo & Mothercare
Baca juga:
- Eksklusif: Ezra HiVi! Bangga Melihat Pertumbuhan Pesat Aksara, Sempat Stres Karena GTM!
- Eksklusif: Cara Ezra Mandira dalam Membentuk Karakter Anak di Masa Depan
- Eksklusif: Ezra HiVi! Terharu saat Mengenang Perjuangan Istri dari Hamil, Melahirkan dan MengASIhi Anaknya