TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apa itu Food Jags dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Si Kecil mungkin hanya mau makanan yang itu-itu saja karena sedang mengalami food jags Ma!

Freepik/alexandergrant

Mungkin Mama sudah tidak asing lagi dengan yang namanya GTM atau Gerakan Tutup Mulut, di mana anak akan menolak makan dengan cara menutup mulutnya.

Tentunya, kondisi GTM dapat membuat Mama merasa sangat pusing sekaligus khawatir. Namun, tahukah Mama bahwa terdapat kondisi lain yang menyebabkan anak akan menolak sebuah makanan?

Kondisi tersebut adalah food jags, berbeda dengan GTM food jags adalah sebuah kondisi di mana anak hanya mau mengkonsumsi satu jenis makanan saja dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, ia hanya ingin makan dengan nasi dan telur mata sapi selama berhari-hari dan akan menolak jika diberikan menu yang lain.

Lantas, apakah food jags berbahaya untuk kesehatan anak?

Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang apa itu food jags dan bagaimana cara mengatasinya? yang dikutip dari Dokter Spesialis Anak DR.dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K) dalam sebuah unggahan pada akun Instagram pribadinya @dr.fitrihartanto_spak. Simak informasinya di bawah ini.

1. Ciri-ciri anak mengalami food jags

Freepik

Food jags adalah kondisi ketika anak secara konsisten hanya ingin mengonsumsi jenis makanan tertentu dan menolak makanan lain, termasuk menu baru. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak, terutama pada usia balita. Berikut penjelasan panjang dari ciri-ciri anak yang mengalami food jags:

Konsisten terhadap Pilihan Makanan

Anak yang mengalami food jags cenderung hanya mau makan satu jenis makanan berulang kali, baik itu makanan favoritnya atau makanan tertentu yang sudah dia kenal. Misalnya, anak hanya mau makan nasi dengan telur mata sapi setiap hari, tanpa ingin mencoba makanan lain. Ini menunjukkan kebiasaan makan yang monoton dan terbatas, dan dapat menjadi tantangan bagi Mama untuk memastikan ia mendapatkan gizi seimbang.

Menolak Menu Makanan Baru atau yang Tidak Dikenal

Anak dengan food jags biasanya menolak keras ketika ditawarkan makanan baru atau yang belum pernah dia makan sebelumnya. Penolakan ini sering kali disertai ekspresi ketidaknyamanan, seperti merengek atau menangis. Faktor utama di balik ini adalah rasa takut atau kecemasan terhadap hal baru (neophobia) yang sering terjadi pada anak-anak. Mereka merasa lebih nyaman dengan makanan yang sudah biasa ia makan sebelumnya, sehingga sulit menerima perubahan atau variasi.

Keterikatan Emosional terhadap Makanan Tertentu

Dalam beberapa kasus, anak memiliki hubungan emosional yang kuat dengan makanan favoritnya. Makanan ini mungkin memberikan rasa aman, kenyamanan, atau menjadi bagian dari rutinitas yang membuat mereka merasa tenang. Misalnya, seorang anak mungkin hanya mau makan roti saat sarapan karena mengasosiasikan makanan itu dengan rutinitas paginya yang nyaman.

Penolakan terhadap Variasi Menu Makanan

Anak yang mengalami food jags sering kali menolak variasi menu, meskipun makanan tersebut serupa dengan yang biasa dia makan. Sebagai contoh, jika anak menyukai roti dengan selai stroberi, dia mungkin menolak roti yang dioles dengan selai cokelat, meskipun secara tekstur dan rasa tidak jauh berbeda. Hal ini membuat orang tua sulit mengenalkan makanan baru yang masih dalam kategori serupa sekalipun.

2. Apa penyebab food jags?

chocchildrens.org

Food jags dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan perkembangan, emosi, atau pengalaman anak terhadap makanan. Berikut adalah beberapa penyebab utama food jags:

Kurangnya Variasi Makanan Baru

Jika anak terbiasa dengan menu makan tertentu, seperti selalu makan makanan yang sama setiap hari, mereka cenderung merasa nyaman dengan kebiasaan tersebut. Sehingga, jika diberikan menu makanan yang berbeda akan terjadi penolakan.

Pengalaman Negatif dengan Makanan

Pengalaman buruk terkait makanan, seperti alergi, tersedak, atau sakit perut setelah mengonsumsi makanan tertentu, dapat menyebabkan trauma. Anak mungkin mengasosiasikan makanan tersebut dengan rasa tidak nyaman, sehingga enggan untuk mencobanya lagi.

Neophobia (Ketakutan terhadap Hal Baru)

Neophobia atau rasa takut terhadap hal baru, termasuk makanan, sering muncul pada anak-anak, terutama di usia balita. Ini adalah mekanisme alami yang membuat anak enggan mencoba makanan baru karena dianggap asing atau tidak aman. Mereka lebih memilih makanan yang sudah akrab karena memberikan rasa aman.

Perkembangan Sensorik

Pada masa tumbuh kembang, anak-anak menjadi lebih sensitif terhadap rasa, tekstur, aroma, atau tampilan makanan. Sensitivitas ini membuat mereka menolak makanan tertentu yang dianggap tidak nyaman atau asing. Misalnya, makanan yang terlalu lembut, kasar, atau memiliki bau yang kuat mungkin ditolak karena anak merasa terganggu oleh sensasi tersebut.

3. Apakah food jags berbahaya?

Pexels/Sklei

Food jags merupakan tahapan yang normal dalam tubuh kembang anak. Meskipun begitu, food jags harus ditangani dengan tepat. Jika tidak, maka akan menyebabkan beberapa kondisi serius seperti:

  • Anak dapat kekurangan gizi, karena hanya mau makan satu jenis menu makanan saja.
  • Kebiasaan rewel dan selalu menolak makanan.
  • Membuat Mama atau pengasuhnya stress dan kelelahan.
  • Pola makannya akan menjadi terbatas sehingga mengganggu proses tumbuh kembang.

4. Bagaimana cara mengatasi food jags?

Pexels/RDNE Stock project

Mengatasi food jags membutuhkan pendekatan yang penuh kesabaran dan kreativitas dari orang tua atau pengasuh. Berikut adalah penjelasan panjang tentang cara-cara mengatasi food jags agar anak kembali memiliki pola makan yang lebih sehat dan beragam:

Hindari Pengulangan dalam Penyajian Menu Makanan

Meskipun anak mungkin memiliki makanan favorit yang mereka inginkan setiap hari, mengulang menu yang sama secara terus-menerus dapat memperkuat pola makan yang monoton. Sebagai gantinya, cobalah memperkenalkan variasi kecil pada makanan tersebut. Misalnya jika anak hanya mau makan nasi dengan telur, variasikan penyajian telur (orak-arik, rebus, atau omelet dengan tambahan sayuran).

Gunakan alat makan berbentuk unik atau menyajikan makanan dalam bentuk yang menarik (seperti menggunakan cetakan untuk membentuk makanan menjadi karakter lucu). Dengan perlahan mengubah elemen-elemen dalam makanan favoritnya, anak akan mulai terbiasa dengan variasi dan lebih terbuka terhadap menu baru.

Libatkan Anak dalam Proses Memasak

Anak-anak cenderung lebih tertarik mencoba makanan jika mereka terlibat dalam proses pembuatannya. Libatkan mereka dalam kegiatan sederhana seperti mencuci sayuran, mengaduk adonan, atau menyusun makanan di piring. Hal ini tidak hanya membuat mereka merasa lebih dekat dengan makanan, tetapi juga memberikan rasa kepemilikan terhadap makanan yang mereka buat.

Ajak anak membuat sandwich sendiri dengan berbagai pilihan bahan. atau libatkan mereka dalam memilih sayuran atau buah saat berbelanja. Keterlibatan ini dapat meningkatkan rasa penasaran anak terhadap makanan baru dan membantu mereka lebih terbuka untuk mencoba berbagai jenis makanan.

Sajikan Makanan Baru Berdampingan dengan Menu Kesukaan Mereka

Anak-anak yang mengalami food jags cenderung menolak makanan baru secara langsung. Salah satu cara efektif untuk mengatasi ini adalah menyajikan makanan baru bersama dengan makanan yang mereka sukai. Contohnya jika anak menyukai roti tawar, tambahkan sedikit selai buah yang baru sebagai pelengkap. jika mereka suka pasta dengan saus bolognese, tambahkan protein seperti ayam, daging, atau sosis disamping untuk dicoba tanpa memaksa mereka memakannya.

Dengan cara ini, anak tidak merasa tertekan untuk mencoba makanan baru, tetapi tetap diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi rasa dan tekstur baru dengan cara yang nyaman.

Jadikan Waktu Makan Menjadi Waktu yang Santai dan Menyenangkan

Anak-anak lebih mungkin menikmati makanan mereka jika suasana makan tidak penuh tekanan. Hindari memaksa anak untuk mencoba makanan baru atau menghabiskan makanan mereka. Sebagai gantinya ciptakan suasana makan yang positif dengan menghindari kritik terhadap pilihan makanan anak. Gunakan pendekatan cerita atau permainan untuk mengenalkan makanan baru, seperti menceritakan asal-usul makanan atau mengajak anak bermain tebak rasa.

Libatkan seluruh keluarga dalam waktu makan, sehingga anak dapat melihat orang lain menikmati makanan yang beragam, yang dapat mendorong mereka untuk mencoba hal yang sama. Suasana yang santai membantu anak merasa nyaman dan lebih terbuka terhadap perubahan dalam pola makan mereka.

Itulah informasi tentang apa itu food jags dan bagaia cara mengatasinya? Dengan pendekatan yang lembut dan konsisten, food jags biasanya dapat diatasi, membantu anak mengembangkan pola makan yang lebih sehat dan seimbang. 

Baca juga:

The Latest