TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Jangan Anggap Remeh, Ini Dampak Serius Anemia pada Anak!

Anemia bukan hanya membuat anak jadi lemas dan kurang aktif saja lho Ma!

Freepik/user3802032

Anemia pada anak bukan sekadar masalah kekurangan darah, tetapi kondisi serius yang bisa menghambat tumbuh kembang mereka. Ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, pasokan oksigen ke organ vital terganggu.

Akibatnya, anak mudah lelah, sulit berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi. Jika dibiarkan, anemia dapat berdampak jangka panjang pada kecerdasan, daya tahan tubuh, bahkan produktivitas di masa depan.

Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar dampak anemia pada anak. Bisa serius lho, Ma. Simak informasinya di bawah ini.

1. Anemia tidak hanya sekadar membuat anak lemas

Freepik

Anemia pada anak sering kali dianggap sebagai masalah sepele yang hanya menyebabkan kelelahan. Namun, dampaknya jauh lebih serius dan dapat memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, serta daya tahan tubuh anak. Ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, organ-organ vital tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.

Akibatnya, anak mengalami kelelahan yang berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Dampak jangka panjangnya bisa berupa penurunan prestasi akademik, gangguan pertumbuhan, dan bahkan risiko penyakit kronis di kemudian hari.

Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang menderita anemia pada usia dini memiliki perkembangan kognitif yang lebih lambat dibandingkan anak-anak dengan kadar hemoglobin normal. Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh, sehingga anak lebih mudah terserang penyakit.

Oleh karena itu, deteksi dini dan pencegahan anemia sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang anak yang optimal.

2. Risiko anak kekurangan zat besi

Freepik

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa satu dari tiga anak di Indonesia berisiko mengalami kekurangan zat besi, yang merupakan penyebab utama anemia. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya masalah kekurangan gizi mikro di Indonesia.

Zat besi adalah mineral esensial yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin. Ketika asupan zat besi tidak mencukupi, produksi sel darah merah menurun, sehingga tubuh kekurangan oksigen. Anak-anak yang kekurangan zat besi cenderung mengalami gangguan perkembangan otak, penurunan daya tahan tubuh, dan kelelahan kronis.

Faktor penyebab tingginya angka kekurangan zat besi pada anak meliputi pola makan yang tidak seimbang, kurangnya konsumsi makanan sumber zat besi seperti daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, serta infeksi cacing yang menghambat penyerapan nutrisi.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan berbagai lembaga kesehatan telah menggalakkan program fortifikasi pangan dan edukasi gizi bagi masyarakat. Namun, peran orang tua dalam memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup juga sangat krusial.

3. Gerakan skrining anemia untuk orangtua dan anak

Freepik/pressfoto

Sebagai upaya pencegahan anemia pada anak, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) meluncurkan gerakan skrining anemia yang melibatkan 500.000 orangtua dan anak melalui platform e-Nutri. Salah satu fitur andalannya adalah Kalkulator Zat Besi, yang membantu orang tua menghitung kebutuhan zat besi harian anak berdasarkan usia, berat badan, dan pola makan.

Dengan menggunakan kalkulator ini, orangtua dapat mengetahui apakah asupan zat besi anak sudah mencukupi atau masih perlu ditingkatkan. Selain itu, platform e-Nutri juga memberikan rekomendasi makanan kaya zat besi dan suplemen yang sesuai untuk mencegah serta mengatasi anemia.

Program skrining ini juga melibatkan pemeriksaan kadar hemoglobin secara massal di sekolah-sekolah dan posyandu, sehingga kasus anemia dapat terdeteksi lebih awal. Dengan adanya data yang akurat, pemerintah dapat merancang kebijakan yang lebih efektif untuk menekan angka anemia pada anak.

Partisipasi aktif orangtua dan kesadaran akan pentingnya zat besi dalam pertumbuhan anak menjadi kunci keberhasilan gerakan ini. Dengan langkah preventif yang tepat, diharapkan generasi mendatang dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas.

Itulah informasi mengenai dampak serius anemia pada anak. Dengan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan orangtua, anemia dapat dicegah demi masa depan anak yang lebih sehat serta berkualitas.

Baca juga:

The Latest