Tanda-tanda Anak Harus Sering Dibacakan Buku!
Yuk Ma lebih aware dengan kemampuan komunikasi si Kecil!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan anak yang tidak boleh diabaikan. Sejak usia dini, anak-anak mulai belajar mengekspresikan diri melalui kata-kata, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Orangtua dapat membantu mengembangkan kemampuan komunikasi si Kecil dengan berbagai cara, salah satunya adalah membacakan buku.
Membacakan buku memiliki peran penting dalam perkembangan otak, bahasa, dan imajinasi anak. Dengan mendengarkan cerita, anak-anak dapat belajar mengenal kata-kata baru, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Selain itu, momen kebersamaan saat membacakan buku juga mempererat hubungan antara orang tua dan anak.
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk membacakan buku pada anak? Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang tanda-tanda anak harus sering dibacakan buku!. Simak informasinya di bawah ini.
1. Jumlah kosakata tidak sesuai umurnya
Anak yang kosakatanya tidak sesuai dengan usianya mungkin menunjukkan keterlambatan perkembangan bahasa. Maka dari itu ia harus distimulasi dengan membacakan buku. Berikut adalah penjelasakan mengenai kemampuan berbicara anak sesuai dengan umurnya:
- 3 bulan: Cooing (aah, uuh).
- 6 bulan: Babling (mamama, papapa, tatata).
- 12 bulan: Mengerti sekitar 70 kata tapi hanya mampu mengucapkan 3-6 kata.
- 18 bulan: Mampu mengucapkan 5-50 kata dan sebagian dapat dimengerti.
- 18-24 bulan: Membuat kalimat berisi 2 kata, dan 50% dapat dimengerti.
2. Terlalu banyak screentime
Anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar, seperti menonton televisi, bermain game, menggunakan perangkat digital, serta lebih memilih screen time dibandingkan bermain bisa menunjukkan perlunya lebih sering dibacakan buku. Penggunaan layar yang berlebihan dapat berdampak negatif pada perkembangan anak, terutama dalam hal kemampuan berbahasa dan kognitif.
3. Tidak tertarik dengan buku sama sekali
Jika anak menunjukkan ketidaktertarikan terhadap buku karena sering diberikan gadget, bisa menjadi tanda bahwa ia perlu lebih sering dibacakan buku. Anak yang jarang diperkenalkan pada buku sejak dini mungkin merasa asing dengan buku, sehingga tidak menunjukkan minat ketika buku diperkenalkan. Ia juga terbiasa dengan aktivitas seperti menonton TV atau bermain game, sehingga mungkin merasa bahwa membaca buku adalah kegiatan yang membosankan.
Minat terhadap buku dan membaca tidak selalu muncul secara alami, melainkan perlu ditumbuhkan melalui kebiasaan dan contoh yang diberikan oleh orangtuanya.
4. Sulit memusatkan perhatian / kurang fokus
Anak yang kesulitan untuk fokus pada satu aktivitas dalam waktu yang cukup lama mungkin memerlukan lebih banyak stimulasi melalui kegiatan seperti membaca buku. Kesulitan dalam memusatkan perhatian bisa menjadi indikasi bahwa anak memerlukan lebih banyak latihan dalam aktivitas yang membutuhkan konsentrasi.
Membacakan buku adalah salah satu cara untuk mengajarkan anak pentingnya mendengarkan dengan baik, dan merupakan keterampilan penting untuk melatih fokusnya.
5. Perkembangan imajinasi yang lambat
Imajinasi adalah bagian penting dari perkembangan anak. Jika seorang anak tampak kurang imajinatif atau jarang menunjukkan tanda-tanda bermain peran atau bercerita, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka perlu lebih sering dibacakan buku. Buku adalah salah satu cara terbaik untuk merangsang imajinasi dan kreativitas.
Cerita dalam buku seringkali mengajak anak untuk membayangkan situasi, karakter, dan dunia yang berbeda, yang dapat merangsang imajinasi mereka. Dengan mendengar berbagai cerita, anak dapat terinspirasi untuk menciptakan cerita mereka sendiri atau bermain peran, yang merupakan tanda perkembangan kreativitas.
Baca juga:
- Manfaat Membacakan Buku Sebelum Anak Tidur
- 7 Rekomendasi Buku Cerita untuk Anak
- 7 Rekomendasi Buku Seri Anak yang Wajib Dipunya, Penuh Edukasi