6 Cara Menyapih Anak Menurut Islam yang Tepat dan Mudah Dilakukan
Agar sesuai anjuran Islam, ikuti 6 langkah berikut saat menyapih anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menyapih anak adalah waktu di mana ia mulai berpindah ke makanan padat dari yang tadinya ASI saja. Proses ini merupakan sebuah langkah yang dilakukan secara bertahap sampai anak benar-benar berhenti menyusu ASI dari payudara Mama, biasanya sampai anak berusia 2 tahun. Pada umumnya, waktu ideal untuk mulai menyapih anak adalah saat ia berusia 6 bulan.
Namun, proses ini bisa lebih cepat maupun lebih lambat tergantung dari perkembangan tiap anak yang tidak bisa disama ratakan.
Nah, momen menyapih ini penting untuk diperhatikan dan diterapkan dengan sebaik-baiknya agar tak terjadi ‘drama’ saat menjalaninya.
Dalam Islam pun ternyata proses menyapih sudah di atur sedemikian rupa agar tetap nyaman bagi Mama maupun si Kecil.
Lalu, bagaimana aturan serta usia yang tepat untuk menyapih menurut pandangan dan hukum Islam?
Berikut Popmama.com telah merangkum 6 langkah tepatnya.
1. Niatkan dan berdoa
Cara menyapih anak menurut islam yang paling penting ialah niat dan doa dalam setiap prosesnya.
Dalam Islam, kita semua diajarkan untuk selalu membaca “Bismillah” sebelum memulai aktivitas baik, begitupun ketika hendak menyapih.
Tidak ada doa khusus untuk mempersiapkan si Kecil agar tak lagi ketergantungan ASI. Namun agar lebih optimal, Mama bisa memanjatkan doa untuk kelancaran menyapih setiap hari setelah salat wajib.
2. Perhatikan usia anak
Dari segi usia, Islam menyarankan bagi setiap orangtua untuk memberikan ASI hingga usia anaknya menginjak 2 tahun.
Bukan tanpa dasar, Allah SWT telah berfirman mengenai hal ini dalam Alquran surat Al-Baqarah, ayat 233.
Wal-wālidātu yurḍi'na aulādahunna ḥaulaini kāmilaini liman arāda ay yutimmar-raḍā'ah, wa 'alal-maulụdi lahụ rizquhunna wa kiswatuhunna bil-ma'rụf, lā tukallafu nafsun illā wus'ahā, lā tuḍārra wālidatum biwaladihā wa lā maulụdul lahụ biwaladihī wa 'alal-wāriṡi miṡlu żālik, fa in arādā fiṣālan 'an tarāḍim min-humā wa tasyāwurin fa lā junāḥa 'alaihimā, wa in arattum an tastarḍi'ū aulādakum fa lā junāḥa 'alaikum iżā sallamtum mā ātaitum bil-ma'rụf, wattaqullāha wa'lamū annallāha bimā ta'malụna baṣīr
Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah, ayat 233)
3. Bersikaplah sabar dan bijaksana
Menyapih anak bukanlah hal yang mudah, seringkali Mama diliputi rasa tak tega setiap kali melihat si Kecil ingin minum ASI.
Meski begitu, tetaplah sabar dalam menjalaninya, Ma. Tanaman sikap konsisten pada diri dan hati Mama bahwa ini dilakukan untuk kebaikan anak.
Tak apa untuk menggunakan trik tertentu yang dinilai aman. Misalnya, mencoba untuk mengoleskan beberapa bahan pahit pada puting susu atau mewarnai payudara dengan warna hitam hingga membuat anak enggan untuk menyusui.
Apapun cara yang dilakukan, sebaiknya Mama tetap perhatikan psikologis anak, karena proses menyapih sebaiknya terhindar dari berbagai hal yang membuat si Kecil trauma secara psikologis.
4. Ketahui dengan detil mengenai informasi MPASI yang baik
Dalam ajaran agama Islam, kadar halal dan toyyib atau halal serta kebaikan makanan menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan. Hal ini tentunya juga berlaku untuk pemberian MPASI pada si Kecil.
Tak hanya halal, Mama pun sebaiknya memerhatikan kadar kebaikan makanan tersebut bagi anak. Perluas pengetahuan Mama dengan mengetahui tekstur, bahan, dan kandungan makanan dan minuman yang cocok untuk usia anak.
Dengan begitu, setelah lepas ASI, anak pun masih tetap mendapatkan asupan nutrisi yang baik dari makanannya.
5. Lakukan secara perlahan
Menyapih merupakan proses yang membutuhkan waktu dan kerjasama antara orangtua dengan anak. Jangan terlalu memaksakana apalagi membandingkan si Kecil dengan anak yang lain.
Untuk itu, cobalah lakukan komunikasi yang baik dengan si Kecil bahwa ia sudah cukup besar untuk tidak lagi menyusu.
Mama juga bisa bertahap membiasakan si Kecil minum ASI di botolnya kemudian lama kelamaan menggantinya dengan susu formula di dalam botol.
6. Peran Papa dalam menyapih anak
Cara menyapih anak menurut Islam lainnya yang penting diperhatikan ialah keterlibatan serta peran Papa dalam setiap prosesnya.
Islam sangat mengatur hal ini yang sudah banyak ditegaskan mengenai tanggung jawabnya dalam Al-Quran.
Beberapa peran vital Papa dalam proses ini antara lain:
- Memberikan dukungan dan dorongan moral.
- Menyediakan sarana untuk memberi kebutuhan terbaik anak dan Mama.
- Jika Papa meninggal selama masa menyusui dan menyapih, biaya perawatan bayi harus ditanggung oleh ahli warisnya (biasanya kakek dari pihak Papa bayi).
- Membahas dan memutuskan menyapih bersama dengan Mama.
- Fakta bahwa Papa harus menjadi orang utama yang bertanggung jawab atas keuangan sangat penting dalam Islam, bahkan jika pasangan bercerai, Papa harus terus membayar biaya Mama dan anak sampai bayi disapih (dalam waktu dua tahun).
Nah, itulah 6 langkah mudah dan tepat menyapih anak menurut Islam
Semoga bermanfaat dan tetap semangat dalam menyapih si Kecil ya, Ma!
Baca juga:
- 3 Tips "No Drama" Saat Menyapih Anak ala Chua Kotak
- Ryana Dea Menyusui 2 Anak Sekaligus, Ketahui Manfaat dan Risikonya!
- Kapan dan Bagaimana Cara Efektif Menyapih Botol Susu pada Bayi?