TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Alasan Kenapa Harus Berhenti Merokok Jika Punya Anak Balita!

Merokok bisa bikin kematian mendadak pada anak

Freepik

Tahukah Mama dan Papa bahwa rokok adalah salah satu penyebab utama penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker. Selain bisa membahayakan tubuh si perokok, tindakan merokok ini juga membahayakan orang-orang sekelilingnya lho, termasuk si Kecil.

Meskipun begitu, masih banyak orangtua merokok di depan anak-anak mereka. Padahal mereka tahu, paparan asap rokok akan memengaruhi kesehatan, terutama bagi balita.

Menurut dr. Mesty Ariotedjo, dokter spesialis anak melalui akun Instagram miliknya, menyampaikan bahwa merokok menimbulkan banyak dampak buruk yang sangat merugikan bagi perkembangan otak dan kesehatan si Kecil. Lebih parahnya, bahkan bisa menyebabkan kematian mendadak pada balita. Wah, ngeri banget ya, Ma, Pa!

Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com akan bagikan rangkuman pemaparan dari dr. Mesty mengenai alasan kenapa harus berhenti merokok jika punya anak balita.

Bahaya Zat Beracun yang Menyelinap di Rumah dan Mengancam Kesehatan si Kecil

Freepik

Rokok sangat ampuh untuk menyebarkan bahan kimia beracun ke lingkungan sekitar. Hal ini terjadi karena asap yang dihasilkan rokok dapat terperangkap di dalam rumah dan menempel di benda-benda sekelilingnya dengan zat beracun, seperti nikotin, karbon monoksida, dan zat pemicu kanker.

Selain itu, asap rokok bisa tetap berada di udara selama 2–3 jam, bahkan ketika ventilasi rumah atau jendela terbuka. Racun dari asap rokok juga bisa menempel pada tubuh, pakaian, rambut, dan tangan dan bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Asap rokok yang menempel pada benda-benda itu membawa bahaya karena benda-benda tersebut dapat menjadi sumber paparan asap rokok pasif bagi balita.

Balita dikategorikan lebih berisiko terkena dampak buruk asap rokok dibandingkan dengan orang dewasa karena saluran pernafasan mereka dan sistem imun mereka yang masih berkembang. 

Menyadari bahaya asap rokok merupakan langkah penting bagi orangtua untuk melindungi kesehatan dan perkembangan optimal anak-anak mereka.

dr. Mesty memberikan beberapa alasan mengapa berhenti merokok menjadi keputusan yang sangat penting untuk kesejahteraan si Kecil.

4 Alasan Berhenti Merokok Jika Punya Balita di Rumah

1. Asap rokok bisa menempel di liur si Kecil sampai 5 hari

Freepik

Saat mereka mengeksplorasi dunia sekitarnya, balita cenderung memasukkan benda-benda ke dalam mulut mereka untuk menghilangkan rasa penasarannya.

Ketika balita memasukkan benda-benda tersebut, mereka dapat secara tidak sengaja mengonsumsi zat-zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok yang menempel di liur tersebut dan bisa bertahan sampai 5 hari lamanya.

Zat-zat tersebut dapat masuk ke dalam tubuh balita dan berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada si Kecil, seperti gangguan pernapasan, iritasi pada saluran pernapasan.

2. Asap rokok bisa menempel di rambut si Kecil sampai 10 hari

Freepik

Mengelus rambut si Kecil merupakan salah satu ungkapan rasa sayang dari orangtua. Namun, hal ini bisa sangat berbahaya ketika orangtua tersebut adalah perokok aktif.

Pasalnya, balita cenderung menyentuh rambut mereka dan kemudian menyentuh wajah atau mulutnya. Sementara itu, rambut memiliki permukaan yang cukup luas dan dapat menyerap partikel-partikel dari udara dengan mudah, termasuk partikel-partikel yang terdapat dalam asap rokok.

Di sisi lain, asap rokok juga mengandung zat-zat yang memiliki sifat lengket, seperti tar dan nikotin, yang dapat membuatnya menempel kuat pada serat-serat rambut. Hal ini membuat asap rokok dapat bertahan di rambut balita untuk jangka waktu yang cukup lama, bahkan hingga 10 hari.

3. Asap rokok bisa saja menempel di baju sampai 19 hari

Freepik

Saat menggendong si Kecil, orang dewasa yang merokok dapat membuat asap rokok menempel pada pakaian mereka. Hal ini terjadi karena pakaian berkontak langsung dengan udara yang terpapar asap rokok atau bersentuhan dengan permukaan yang telah terkena asap rokok, seperti tangan orang dewasa yang merokok atau pakaian yang mereka pakai.

Asap rokok yang menempel di pakaian si Kecil dapat bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama, bahkan hingga 19 hari. Akibatnya, anak-anak bisa merasa tidak nyaman dan mengalami iritasi kulit maupun infeksi pernapasan.

4. Bertahun-tahun asap rokok bisa menempel di sofa

Freepik

Ruang tamu seringkali menjadi tempat yang nyaman bagi orangtua mengajak si Kecil untuk bermain. Namun, tempat itu bisa menjadi masalah untuk si Kecil ketika benda-benda seperti sofa sudah terpapar asap rokok.

Sofa yang terkontaminasi asap rokok dapat menjadi sumber paparan pasif bagi balita yang sering berinteraksi dengan benda tersebut. Lebih parahnya, asap rokok ini bisa menempel berbulan-bulan atau tahunan. Meskipun Mama atau Papa sudah tidak merokok lagi, asap rokok yang menempel tersebut dapat bertahan di sofa selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Kalau Mama dan Papa berpikir untuk mencuci benda-benda tersebut dapat menghilangkan racun dari asapnya, jawabannya adalah tidak. Asap-asap tersebut akan terus menempel meskipun sudah dicuci dan berpotensi membahayakan seluruh anggota keluarga, terutama si Kecil.

Oleh karena itu, jangan pernah merokok di dalam ruangan. Sebaiknya cuci tangan, bersihkan wajah, dan ganti pakaian sebelum berinteraksi dengan si Kecil. Terlepas dari itu, berhenti merokok tetap menjadi cara efektif untuk melindungi si Kecil.

Beberapa Dampak Buruk Jika si Kecil Terpapar Asap Rokok

Freepik

Setelah mendapat penjelasan mengapa orangtua harus berhenti merokok. Mama dan Papa harus tau ada begitu banyak dampak berbahaya ketika si Kecil menjadi perokok pasif.

Paparan asap rokok dari orang tua atau lingkungan sekitar dapat berdampak serius pada kesehatan anak balita. Sejak awal kehidupan, bayi dan balita sangat rentan terhadap efek negatif asap rokok karena sistem pernapasan dan kekebalan tubuh mereka masih berkembang.

Meskipun tidak dihisap, bahaya lebih besar justru asap yang terhirup tidak sengaja oleh si Kecil. Si Kecil sangat berisiko mengalami masalah kesehatan serius dan lambatnya perkembangan pada otaknya.

Asap rokok yang mereka hirup dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, alergi, dan peningkatan risiko terhadap penyakit serius seperti asma, infeksi pernapasan, dan bahkan yang terparah adalah si Kecil mengalami sindrom kematian mendadak pada bayi (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS). Sindrom ini biasanya terjadi pada bayi berusia di bawah 1 tahun.

Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65.000 anak meninggal tiap tahunnya karena penyakit yang terkait dengan paparan asap rokok sebagai perokok pasif, salah satunya penyakit SIDS ini.

Selain itu, paparan asap rokok juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental balita, serta dapat memengaruhi kualitas tidur dan tingkat stres mereka. Paparan rokok ini juga bisa membuat IQ anak mengalami penurunan. Kedepannya, anak akan kesulitan belajar, berpikir, dan menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya.

Dampak lainnya adalah dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh anak, menghambat pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anak mengalami stunting.

Oleh karena itu, sebagai orangtua sebaiknya meninggalkan kebiasan merokok agar si Kecil bisa terlindungi sepenuhnya dari paparan asap rokok yang berbahaya.

Jadi, itulah alasan dan dampak kenapa Mama dan Papa harus berhenti merokok jika punya anak balita menurut dr. Mesty Ariotedjo, dokter spesialis anak. Semoga, bermanfaat ya, Ma, Pa!

Baca juga:

The Latest