6 Cara Sukses Menghadapi Anak yang Bersikap Kasar, Mama Wajib Coba!
Nggak perlu marah, Mama hanya perlu menerapkan cara-cara ini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernah merasa kesal karena anak tiba-tiba bersikap kasar? Kalau tiba-tiba si Kecil bersikap kasar, Mama pasti kaget atau bahkan ingin langsung memarahinya.
Tapi, sebaiknya orangtua tidak langsung melabeli anak dengan istilah seperti, "Kamu kasar banget sih!" anak mungkin tidak sadar bahwa cara mereka bersikap tidak sopan.
Ada berbagai alasan mengapa anak bisa bersikap seperti itu. Mama juga perlu tahu bahwa sikap kasar bukan berarti Mama sedang membesarkan anak yang buruk.
Seringkali, ini menunjukkan bahwa anak merasa cukup nyaman dan aman untuk berbicara secara terbuka dengan Mama.
Lalu, bagaimana cara tepat untuk menghadapi situasi ini, selain memarahinya. Berikut ini, Popmama.com akan merangkum beberapa cara sukses menghadapi anak yang bersikap kasar. Yuk, disimak!
Alasan Mengapa Anak Mama Bisa Bersikap Kasar
Ketika anak bersikap kasar, seringkali hal ini mengejutkan dan membuat orangtua bingung.Namun, penting untuk memahami bahwa ada berbagai alasan mengapa anak menunjukkan perilaku tersebut. Berikut beberapa alasan mengapa anak bisa berperilaku kasar:
- Kurangnya interaksi dengan orangtua: Kalau anak jarang berbicara atau bermain dengan Papa dan Mama, anak mungkin merasa kesulitan untuk mengungkapkan keinginannya dengan baik. Ini bisa membuat anak berperilaku kasar karena mereka tidak tahu cara lain untuk mengungkapkan perasaannya.
- Orangtua sering mengabaikan perilaku kasar: Kadang-kadang, orangtua tidak langsung mengoreksi perilaku kasar anak karena menganggap anak masih kecil dan tidak mengerti. Namun, jika perilaku kasar ini tidak diperbaiki, anak bisa semakin sering melakukannya.
- Orangtua terlalu memanjakan anak: Jika anak selalu mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa batasan, anak mungkin merasa bisa bersikap sesuka hati. Memanjakan anak terlalu sering bisa membuat mereka menjadi kasar.
- Kurang bersosialisasi: Anak yang jarang bermain atau bergaul dengan teman-teman sebayanya bisa mengalami kesulitan dalam berbagi dan bekerja sama. Ini bisa membuat mereka berperilaku kasar dan ingin selalu menang sendiri.
- Kesulitan mengendalikan emosi: Beberapa anak mungkin kesulitan untuk mengontrol emosi mereka, terutama jika mereka mengalami gangguan seperti ADHD. Anak-anak dengan kondisi ini bisa lebih mudah meluapkan kemarahan dengan cara kasar.
Cara Mengatasi Anak yang Bersikap Kasar
Ketika anak Mama bersikap kasar, penting untuk menghindari reaksi cepat seperti "Kamu kasar!" atau "Jangan tidak sopan!".
Anak mungkin belum menyadari bahwa perilaku mereka tidak sopan atau mereka mungkin merasa tidak nyaman atau kesal.
Menghadapi situasi ini memang sulit, jadi Mama perlu tahu cara yang tepat untuk mengatasi anak yang bersikap kasar:
1. Bersikap dengan tenang
Saat anak bersikap kasar, penting untuk tetap tenang dan tidak langsung bereaksi dengan marah. Hindari menggunakan pernyataan seperti "Kamu kasar!" atau "Jangan tidak sopan!"
Ini bisa memperburuk situasi. Sebaliknya, tunjukkan empati dan pemahaman terhadap perasaan anak dengan berbicara lembut.
Katakan, "Mama tahu kamu kesal. Bicaranya yang baik ya, jangan marah." Ini membantu anak memahami bahwa Mama mengetahui apa yang mereka rasakan.
Dengan menunjukkan ketenangan, Mama bisa membantu anak belajar cara yang lebih baik untuk mengatasi emosi mereka.
2. Ajak anak untuk tarik napas sejenak
Ketika anak mulai menunjukkan perilaku kasar, ajak mereka untuk berhenti sejenak dan tarik napas dalam-dalam.
Cobalah untuk menciptakan suasana yang lebih tenang dengan mengatakan, "Yuk, kita tarik napas dalam-dalam dan tenang. Mama mau mendengarkanmu saat kamu berbicara dengan tenang dan sopan."
Ini memberikan waktu bagi anak untuk menenangkan diri dan mengatur emosinya sebelum melanjutkan percakapan.
Dengan memberikan mereka kesempatan untuk tenang, Mama membantu mengurangi ketegangan dan memungkinkan komunikasi yang lebih efektif.
Cara ini juga mengajarkan anak pentingnya mengendalikan emosi mereka sebelum berbicara atau bertindak.
3. Sampaikan pentingnya kesopanan
Tekankan bahwa menyampaikan perasaan adalah hal yang penting, tetapi harus dilakukan dengan cara yang sopan.
Ajak anak untuk berhenti sejenak dan mencari cara yang lebih baik untuk berkomunikasi. Dengan cara ini, Mama menekankan bahwa menyampaikan perasaan adalah hal yang baik, tetapi harus dilakukan dengan menghormati orang lain.
Ini membantu anak memahami bahwa kesopanan dalam berbicara sangat penting dan dapat memengaruhi bagaimana orang lain merespons perasaan mereka.
4. Tawarkan bantuan ke anak
Jika anak meminta bantuan dengan cara kasar, penting untuk menunjukkan bahwa sopan santun adalah bagian dari proses.
Katakan, "Mama mau membantu, tapi kamu harus meminta dengan baik. Bisakah kamu coba lagi?"
Dengan memberikan contoh permintaan yang sopan, Mama mengajarkan anak tentang pentingnya menghargai orang lain melalui cara mereka berbicara.
Ini juga membantu anak memahami bahwa permintaan yang kasar tidak akan mendapatkan respons yang baik.
Dengan melatih mereka untuk berbicara dengan sopan, Mama membantu anak mengembangkan keterampilan sosial yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
5. Beritahu bahwa bersikap kasar bisa menyakiti perasaan orang lain
Ajak mereka untuk mengungkapkan perasaan atau keinginan dengan cara yang lebih sopan.
Katakan, "Kata-katamu bisa menyakiti orang lain. Bisakah kamu mengatakannya dengan lebih sopan?"
Ini membantu anak memahami bahwa komunikasi yang kasar tidak disukai orang lain, lebih baik jika menggunakan kata-kata yang sopan dan kalimat yang baik.
6. Cari solusi bersama
Ketika ada masalah dan anak bersikap kasar, ajak mereka untuk mencari solusi bersama. Mama bisa ajak anak untuk bercerita tentang apa yang mereka mau.
Mama bisa katakan, “Kita harus bicara dengan baik. Kamu maunya seperti apa? Biar Mama bisa paham dan cari solusi bersama."
Dengan cara ini, Mama bisa tahu alasan anak bersikap kasar dan mengajarkannya untuk fokus mencari solusi yang baik tanpa harus bersikap negatif. Ini membantu anak belajar bahwa menyelesaikan masalah dengan sopan lebih efektif.
Itulah dia beberapa alasan dan cara sukses menghadapi anak yang bersikap kasar. Semoga bisa membantu Mama menghadapi situasi ini, ya.
Baca juga:
- Gejala Autis pada Anak 1 Tahun yang Penting Diketahui Orangtua
- 7 Cara Membuat Anak Semakin Dekat dengan Papanya
- 7 Cara Mengatasi Anak Demam di Malam Hari dengan Efektif