32.265 Balita Alami Stunting Akibat Gizi Buruk di Cimahi
Gizi buruk menjadi salah satu dari banyaknya masalah kesehatan di Indonesia
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi hingga Juli 2021 mencatat angka kelahiran di Kota Cimahi sebanyak 5.909 anak. Namun, balita yang mengalami stunting selama 2021 ini mencapai 3.551 atau 11,05% dari total 32.265 balita se-Kota Cimahi.
Saat ini stunting menjadi salah satu masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Karena, stunting tersebut merupakan ancaman terhadap kualitas manusia di Indonesia sekaligus menjadi ancaman kemampuan daya saing bangsa.
Tidak hanya pertumbuhan dan perkembangan fisiknya saja yang terganggu, tetapi perkembangan otaknya ikut terganggu dan akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasinya, termasuk produktivitas dan kreativitasnya di usia produktif.
“Stunting bisa terjadi jika tumbuh kembang anak tidak diperhatikan dari masa kehamilan,” kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinkes Kota Cimahi, Indah Gilang Indira pada Selasa (14/9/2021).
Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkap terkait Balita alami stunting akibat gizi buruk di Cimahi. Hal tersebut menjadi perhatian penting yang perlu Mama perhatikan, mulai dari saat kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan anak. Disimak ya, Ma!
1. Apa itu stunting pada anak
Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek atau kerdil dibanding tinggi badan anak seusianya. Atau dengan kata lain, adanya masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam kurun waktu yang lama, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu.
Kondisi tubuh anak yang pendek sering kali dianggap akibat dari faktor keturunan atau genetik kedua orangtuanya. Padahal, faktor genetika sendiri merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya. Sebenarnya, stunting masih dapat dicegah dengan perbaikan pola makan, pola asuh, sanitasi, dan akses air bersih.
2. Perlunya memperhatikan tumbuh kembang anak
Masa periode emas balita akan sanget mempengaruhi tumbuh kembang anak hingga dewasa. Karena, hari pertama kehidupan setelah kelahiran sangat berkaitan erat dengan pemenuhan gizi. Jadi, ketika ada kelainan pada anak, Mama bisa langsung mengintervensinya.
Sebagai upaya mencegah terjadinya stunting, bahkan Mama harus memperhatikan gizinya ketika anak masih berada dalam kandungan. Apalagi pada kondisi pandemi Covid-19 ini. Mama harus memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya 1000 hari pertama kehidupan (HPK) setelah kelahiran anak.
“Gagal tumbuh hingga menyebabkan stunting pada balita disebabkan oleh asupan gizi yang kurang maksimal, anemia pada ibu, hingga komorbid, seperti TBC. Kondisi ibu saat mengandung akan berpengaruh terhadap anak ketika dilahirkan. Karena itu, saat masa kehamilan kandungan harus diperiksakan minimal empat kali,” ujar Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kota Cimahi, Dikke Suseno Isako.
3. Cara mencegah stunting pada anak
Tumbuh kembang anak tidak dapat diukur dari pertumbuhan dan perkembangan fisiknya saja. Faktor kesehatan pun menjadi salah satu indikator penting yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sebab itu, Mama perlu memerhatikan asupan gizi yang harus dipenuhi oleh anak.
Indonesia menduduki urutan keempat di dunia dan urutan kedua di Asia Tenggara terkait kasus balita stunting dan jumlah kasus tertinggi terjadi pada tahun 2019 yang mencapai 27,67%.
Akan tetapi, Mama tidak perlu khawatir. Stunting tersebut dapat dicegah, baik untuk ibu hamil maupun anak balita.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum cara mencegah stunting pada anak.
1. Mencegah stunting untuk ibu hamil
- Memeriksa kehamilan atau ante natal care (ANC) secara rutin dan berkala.
- Makan makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien untuk bayi.
- Melakukan deteksi penyakit sejak dini, baik penyakit menular maupun tidak menular.
- Pada 1000 hari pertama kehidupan bayi, lakukan pemantauan ksehatan secara optimal sekaligus penanganannya.
- Cegah bayi terserang cacingan.
- Beri ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Bila perlu, dampingi juga dengan menu MPAZI bergizi.
2. Mencegah stunting untuk anak/balita
- Secara rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan anak/balita.
- Beri anak makanan tambahan dengan asupan gizi yang cukup.
- Stimulasi dini perkembangan anak.
- Pola asuh yang benar.
- Berikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal.
- Makan makanan dengan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan harian anak.
Perlu Mama ketahui, bahwa stunting yang terjadi pada anak tidak dapat dikembalikan seperti semula. Dengan kata lain, saat anak mengalami stunting sejak kecil, pertumbuhannya akan terus lambat hingga dewasa dan tidak dapat mencapai pertumbuhan maksimal saat puber nanti. Apabila Mama menemukan kejanggalan dalam tumbuh kembang pada anak, segera konsultasikan ke dokter ya, Ma. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
- 10 Daftar Makanan yang Mengandung Seng untuk Balita
- Penemuan Jenazah Balita dan Orangtua pada Tumpukan Baju di Banjarmasin
- Waspada, Kenali Penyebab dan Ciri-Ciri Gegar Otak pada Anak Balita