TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Anak GTM Atasi dengan Latihan Sensori Bertelanjang Kaki

Ternyata ada kaitannya antara anak yang GTM dengan sistem inderanya lho, Ma

Pexels/Setiawan Project

Anak mogok makan, atau yang seringkali dikenal dengan istilah GTM (gerakan tutup mulut) adalah kondisi yang membuat orangtua khawatir. Pasalnya, jika anak tidak mau makan, tubuhnya tidak mendapatkan gizi dan nutrisi yang cukup untuk tumbuh-kembang yang optimal. Akibatnya, anak bisa mengalami malnutrisi hingga stunting.

Beragam cara ditempuh orangtua untuk mengatasi anak yang sedang GTM. Mulai dari menyiapkan makanan yang bervariasi bentuk, warna, dan teksturnya, hingga menyiasati waktu makan agar lebih fun. 

Namun, tahukah mama, anak yang GTM bisa jadi karena adanya masalah sensori yang melatarbelakanginya? Berikut ini Popmama.com merangkum informasi mengenai cara mengatasi anak GTM dengan latihan sensori.
 

1. Kaitan antara masalah sensori dengan GTM

Freepik/gpoinstudio

Meskipun bukan diagnosis medis yang resmi, gangguan pemrosesan sensorik terkait dengan perkembangan neurologis anak yang belum matang. Hal ini ditandai dengan pemrosesan informasi sensorik yang salah di otak.

Anak yang mengalami masalah sensori, bisa jadi otaknya salah membaca, kurang membaca, atau terlalu sensitif terhadap rangsangan sensorik. Stres yang diakibatkan oleh disregulasi sensorik ini memengaruhi perhatian, perilaku, dan suasana hati anak.

Makan adalah salah satu area masalah utama gangguan pemrosesan sensorik yang seringkali tidak disadari. Semua aspek makan, mulai dari persiapan hingga konsumsi, melibatkan pembacaan dan pengorganisasian data dari semua indera.

2. Masalah makan yang terkait dengan gangguan pemrosesan sensori

Freepik

Berikut ini beberapa masalah makan yang terkait dengan gangguan pemrosesan sensori:

Nafsu makan

Kelebihan sensorik merangsang pelepasan hormon stres anak. Stres yang ringan meningkatkan keinginan anak untuk makan makanan yang manis dan mengandung tepung. Sedangkan stres tingkat tinggi atau kronis mengurangi nafsu makan dan mengganggu pencernaan.

Sinyal lapar

Anak seringkali melewatkan sinyal lapar saat mereka asyik bermain. Hal ini membuat sinyal lapar menjadi hilang di tengah banyaknya data sensorik yang salah terbaca dan tidak teratur.

Karakteristik sensori makanan

Bagaimana otak memahami penciuman, rasa, suhu, warna, tekstur, dan lain-lain, akan memengaruhi pengalaman makannya. Karena makanan memiliki begitu banyak karakteristik sensorik, ada banyak area di mana anak kewalahan menerimanya.

3. Gejala masalah makan yang terkait dengan gangguan pemrosesan sensori

Freepik/stockking

Gejala masalah makan yang terkait dengan gangguan pemrosesan sensori biasanya terlihat dalam bentuk ketidakfleksibelan psikologis. 

Anak dengan gangguan pemrosesan sensori berusaha mengendalikan ketidaknyamanan sensori yang dialaminya dengan mengendalikan lingkungan eksternal mereka di area yang mereka merasa kewalahan. 

Dalam hal makan, kesulitan ini bisa berarti hanya dengan satu jenis makanan saja yang dapat diterima, misalnya hanya nugget kemasan, makan makanan yang sama berulang kali, aturan ketat mengenai makanan yang tidak boleh disentuh orang lain, atau pun kerewelan lain yang seringkali tampak tidak masuk akal.

4. Melatih sensori anak dengan bertelanjang kaki

Dalam akun Instagramnya, @rumi.eomma berbagi pengalaman tentang sang Anak yang mengalami GTM selama dua minggu karena sakit. 

"Selama 2 minggu lebih rumi sakit,makannya jdi sedikit bnget, krn tenggorokannya sakit jadinya dia trauma makan, BB terjun bebas🥲 Setelah kondisinya membaik,mulai saya rutinkan nyeker (bertelanjang kaki) lagi. Alhamdulillah hari ini sudah sangat bagus. Sarapan hingga makan malamnya bagus bnget,ngemilnya juga banyak. Mashaa Allah."

Bertelanjang kaki punya banyak manfaat, salah satunya meningkatkan performa sensori. Hal ini dikarenakan kaki memiliki ribuan saraf di telapak kaki yang terkoneksi dengan seluruh saraf anak, termasuk indera perasa dan peraba. 

5. Cara mengajak anak melatih sensori

Pexels/Alexey Demidov

Untuk melatih sensori anak, mama bisa melakukan hal-hal sederhana yang bisa dilakukan di mana saja. Misalnya, mengajak anak menginjak pasir, tanah, bebaturan, rumput, dan genangan air, tanpa menggunakan alas kaki. Cara ini akan merangsang indera perasa dan perabanya sehingga saraf anak menjadi lebih terlatih menerima berbagai tekstur dan rasa makanan.

Demikianlah informasi mengenai cara merangsang sensorik anak yang GTM dengan latihan bertelanjang kaki. Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga:

The Latest