Benarkah Tayangan CoComelon Bikin Anak Terstimulasi Berlebih?
Adanya anggapan CoComelon membuat anak overstimulasi dan bikin kecanduan menontonnya.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perkembangan teknologi turut memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan kita. Tak terkecuali memengaruhi aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak sejak usia bayi dan balita. Salah satunya adalah tontonan yang dilihat anak-anak.
Sebetulnya menonton acara di layar kaca sudah menjadi kebiasaan anak-anak sejak dahulu kala. Namun, saat itu durasi dan jenis tayangan televisi untuk anak-anak cukup terbatas.
Seiring dengan perkembangan teknologi, seperti gadget, tayangan pun semakin bervariasi dan bisa diakses dengan mudah. Muncullah tayangan-tayangan yang ditujukan untuk segmen bayi dan anak-anak, seperti CoComelon.
Lalu, apakah tayangan CoComelon baik untuk perkembangan anak-anak?
Berikut ini Popmama.com merangkum beberapa hal yang penting orangtua ketahui di balik serial CoComelon, dilansir dari Parents:
1. Apa itu CoComelon?
CoComelon adalah tayangan animasi tiga dimensi yang ditayangkan melalui channel YouTube 'Cocomelon - Nursery Rhymes'.
CoComelon bercerita tentang petualangan bayi bernama J.J bersama keluarga dan teman-temannya. Di dalamnya terdapat konten tentang pelajaran sopan santun, kebiasaan baik, kebiasaan makan, tata krama, dan lain-lain.
CoComelon diproduksi oleh perusahaan asal Inggris bernama Moonbug Entertainment dan dikelola oleh studio animasi bernama Treasure Studio. Saat ini channel YouTube CoComelon telah diikuti lebih dari 155 juta subscribers.
2. Tayangan CoComelon disukai anak-anak
Dengan jumlah subscribers yang fantastis dan jumlah penayangan setiap videonya yang mencapai angka hingga belasan juta, CoComelon menjadi fenomena dunia anak-anak yang tak terhindarkan.
Anak-anak menyukai tayangan yang disajikan oleh channel ini karena secara visual menarik, karakter yang lucu dan menggemaskan, serta musik yang bernada gembira.
3. Kontroversi CoComelon: Overstimulasi anak
Di balik kesuksesannya meraih ratusan juta subscribers dan meraup keuntungan jutaan dollar, CoComelon dianggap sebagai tayangan yang dapat mengganggu tumbuh-kembang anak.
Mungkin bagi sebagian orangtua, memberi tontonan CoComelon dapat menghibur anak sekaligus mengajarkan berbagai pelajaran pada anak. Namun, hal yang berbeda diungkapkan sebagian orangtua yang merasakan pengalaman lain.
Seorang pengguna TikTok bernama @circusbrain membandingkan kecepatan perubahan adegan CoComelon dengan program populer lainnya, seperti My Little Pony.
Adegan dalam program My Little Pony berubah setiap empat hingga enam detik, sedangkan CoComelon berubah setiap satu sampai tiga detik.
Menanggapi apa yang disoroti oleh @circusbrain, beberapa pengguna di situs forum internet Reddit berpendapat bahwa kecepatan perubahan adegan dalam CoComelon dapat menimbulkan stimulasi berlebih pada anak. "Baru-baru ini saya melihat TikTok tentang bagaimana CoComelon merangsang bayi secara berlebihan dan seperti 'crack' (kehancuran) bagi mereka," tulis username First_Regret9418 di subreddit Parenting.
Lebih dari 300 user Reddit di forum tersebut ikut berpendapat. Mereka tidak memiliki studi peer-review untuk dibagikan, tetapi mereka memiliki banyak anekdot tentang bagaimana kecepatan pergantian adegan dalam tayangan memengaruhi anak-anak mereka.
4. Anak-anak kecanduan nonton CoComelon
CoComelon menayangkan animasi berdurasi pendek antara 2-3 menit. Sekilas tak ada yang salah darinya. Tetapi, anak-anak bisa menonton video CoComelon secara berulangkali dalam sehari.
Apalagi jika orangtua tak sadar membiarkan pengaturan autoplay di YouTube-nya.
Hal ini dapat menimbulkan efek kecanduan pada bayi dan anak-anak. Sebagian orangtua mengeluhkan anak yang marah dan histeris ketika harus mengakhiri jam menonton atau ketika tontonan diganti.
Mematikannya hanya akan membuat masalah baru di mana anak menjadi hilang kontrol dan terus-menerus menagih untuk menonton tayangan tersebut.
5. Apa dampak tayangan yang memancing stimulasi berlebih pada anak?
Penelitian seputar topik ini beragam. Pada tahun 2011, para peneliti menemukan bahwa menonton tayangan yang berganti adegan secara cepat selama sembilan menit dapat merusak fungsi eksekutif anak, yang merupakan seperangkat keterampilan kognitif yang diperlukan untuk pengendalian diri dan manajemen perilaku.
Namun pada 2015, peneliti yang sama, Angeline Lillard, seorang psikolog perkembangan di University of Virginia, melakukan penelitian lain. Kali ini, tim menyimpulkan bahwa 'konten yang fantastis' dari pertunjukan, bukan dari kecepatan pergantian adegan lah yang menjadi masalah. Dalam kedua studi tersebut, efeknya bersifat jangka pendek.
Seorang dokter anak dengan username @pedsdoctalk di TikTok, memposting video yang menyatakan menurutnya CoComelon tidak berbahaya dalam jumlah sedang.
Jadi, yang mana benar? Hingga kini masih belum ada penelitian yang secara spesifik meneliti pengaruh CoComelon pada perkembangan anak.
6. Tanda-tanda anak mengalami stimulasi berlebih
Berikut ini tanda-tanda anak mengalami stimulasi berlebih, antara lain:
- Menangis
- Mudah marah
- Tampak lelah
- Rewel
Jika anak mama mengalami stimulasi berlebih, kesal saat tontonan diakhiri, atau saat screen time selesai, orangtua dapat membantu mengatasi masalah tersebut dengan:
- Tangani emosi anak dengan tetap tenang dan sabar.
- Pindahlah ke tempat yang tenang bersama anak, misalnya kamar tidur atau halaman belakang rumah.
- Alihkan perhatian anak dengan kegiatan non-gadget, seperti jalan-jalan ke luar rumah atau membaca buku.
- Biarkan anak merasakan emosinya. Mungkin bagi kita mengakhiri screen time bukanlah masalah besar, tapi tidak begitu dengan anak kita. Validasilah perasaannya.
- Ajarkan anak strategi koping stres, seperti menarik napas dalam-dalam atau menghitung dengan perlahan-lahan sampai angka sepuluh, untuk menenangkan diri.
Kunci dari pengasuhan yang baik adalah memantau dan mengenal karakter anak kita. Begitu pula dengan memberikan apapun pada anak kita sesuai dengan porsinya dan tidak berlebihan.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- Apakah CoComelon Menghambat Kemampuan Bicara Anak dan Memicu Tantrum?
- Orangtua Bisa Jadi Alasan Anak Kecanduan Gadget, Yuk Ketahui Solusinya
- 7 Cara Menenangkan Anak Tantrum, Selain Menggunakan Gadget