Masalah Kesehatan dan Fisik Anak Usia 2 Tahun: Kunjungan Rutin Dokter
Jangan lupa untuk selalu lakukan kunjungan rutin dokter tiap tahun ya, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi Mama kini telah bertumbuh menjadi batita. Tubuhnya semakin besar dan tinggi, makin lincah pula. Kebanyakan orangtua merasa pertumbuhan fisik anak baik-baik saja dan tidak menampakkan masalah kesehatan yang mengkhawatirkan sehingga mengabaikan pemeriksaan kesehatan rutin.
Padahal, meski tampak sehat dan baik-baik saja, anak usia 2 tahun tetap perlu menjalani pemeriksaan kesehatan rutin lho.
Tujuannya untuk memantau progres perkembangan fisik dan kesehatannya, misalnya tinggi dan berat badan, detak jantung, fungsi mata dan telinga, serta imunisasi.
Pemeriksaan Apa yang Dilakukan Saat Kunjungan Rutin Dokter pada Anak Usia 2 Tahun?
Berikut beberapa pemeriksaan rutin yang dilakukan dokter pada anak usia 2 tahun:
- Mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan untuk memastikan anak tumbuh sehat sesuai rata-rata
- Mengecek nafas dan detak jantung
- Mengecek fungsi telinga dan mata
- Mengukur lingkar kepala anak untuk memantau perkembangan otaknya
- Memberi imunisasi yang diperlukan, jika terlewat dari jadwal
- Konsultasi tentang kesehatan umum anak, termasuk mengetahui gejala adanya infeksi telinga, influenza dan demam
- Memantau kemampuan anak dalam hal toilet training, kedisiplinan, atau persaingan antar anak jika anak memiliki saudara
- Memberikan pandangan seputar perkembangan anak, temperamen dan perilakunya
- Melakukan screening anemia dan keracunan timbal jika anak memiliki risiko
- Konsultasi seputar rencana memasukkan anak ke PAUD atau aktivitas lainnya
- Mengecek kemampuan berjalan anak, koordinasi dan keseimbangan tubuhnya
Pertanyaan-pertanyaan yang Umum Diajukan pada Orangtua
Pada pemeriksaan kesehatan dan fisik anak usia 2 tahun, umumnya dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan ini pada orangtua:
Bagaimana siklus tidur anak?
Sebagian besar anak usia 2 tahun tidur selama 11 jam di malam hari dan dua jam di siang hari. Beberapa anak menolak tidur siang, karena ia akan tidur lebih lama di malam hari. Jika anak Mama sering mengalami mimpi buruk, jangan ragu mengatakan masalah ini pada dokter. Sebetulnya, mimpi buruk dan night terror lazim dialami anak-anak di usia ini. Namun, dokter bisa memberi saran untuk menenangkan dan membuat anak tidak lagi ketakutan sebelum tidur.
Bagaimana nafsu makan dan menu makanan anak sehari-hari?
Yang namanya ibu, pasti berusaha memberikan asupan nutrisi yang terbaik bagi anak-anaknya. Begitu pula membatasi asupan gula dan makanan junk food. Tetapi di usia ini anak akan mulai mengenal permen-permen dan junk food dari lingkungan di luar keluarganya. Dari kegiatan playdate atau di daycare, misalnya.
Jika anak sudah terpapar makanan-makanan yang berisiko terhadap kesehatannya, konsultasikan dengan dokter anak. Biasanya dokter anak punya tips dan trik menyediakan camilan sehat untuk anak dengan rasa yang enak dan gizinya tetap seimbang.
Bagaimana dengan toilet training yang dilakukan?
Sebagian besar anak menjalani toilet training pada usia ini, walaupun ia belum benar-benar fasih melakukannya. Dokter akan memberi masukan agar proses transisi dari popok ke toilet ini jadi lebih mudah.
Apa saja kata-kata yang sudah bisa diucapkan anak?
Pada usia ini, sebagian besar anak sudah menemukan kata "mengapa?". Karena itulah, ia ingin sekali mendapat penjelasan dari hal-hal yang memang ingin diketahuinya. Atau sesederhana, ia hanya ingin terus bercakap-cakap dengan Mama.
Perbendaharaan kosakatanya berkembang makin banyak dan ia ingin mencoba kata-kata baru setiap hari. Dokter akan menguji kemampuan berbahasanya dengan menanyakan beberapa hal sederhana pada anak. Umumnya, anak usia 2 tahun sudah memiliki 50 hingga 100 kosakata dan mulai bisa merangkai dua kata bersama-sama.
Itu dia beberapa hal yang umum ditanyakan dokter pada kunjungan rutin. Sebelum berkunjung, catat seluruh pertanyaan atau pun hal-hal yang Mama khawatirkan dari perkembangan kesehatan anak. Jangan ragu menanyakannya pada dokter, karena terkadang hal-hal serius justru bisa terdeteksi lewat perhatian Mama terhadap hal yang tampaknya remeh.
Baca Juga:
- 7 Cara Meredakan Rasa Takut Anak Pada Kemungkinan Mimpi Buruk
- 7 Tanda Anak Siap Toilet Training
- 4 Alasan Perlu Hindari Susu Kental Manis untuk Batita