Perkembangan Kognitif Anak Usia 1 Tahun: Si Kecil dan Bahasa Planetnya
Rajin-rajinlah mengajaknya bercakap-cakap dengan kosakata orang dewasa
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di usia 1 tahun, si Kecil telah memiliki perpustakaan kosakata setidaknya tiga hingga empat kata. Ia mungkin sudah bisa mengucapkan "mama", "papa", "dada", atau bahasa planet seperti "ta ta" untuk "terima kasih", "bop" untuk botol atau bola, atau bahasa lain yang ia ciptakan sendiri.
Tetapi, jangan sedih jika anak Mama belum bisa melakukannya. Meski anak belum bisa mengucapkan satu-dua kata, para ahli menyebut fase ini sebagai fase pasif pengenalan bahasa. Sesungguhnya, anak sedang mengenali dan menyerap kata-kata dari dunia di sekitarnya untuk digunakan di kemudian hari. Meski ia belum bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas, ia bisa berkomunikasi lewat gestur tubuh, suara atau pun sikap tubuh.
Untuk mendorong perkembangan kognitif berbahasanya, rajin-rajinlah mengajaknya berbicara dalam kosakata bahasa orang dewasa sehari-hari. Bercakap-cakap dengan anak batita, walaupun ia belum bisa merespon sepenuhnya, membuatnya merasa menjadi bagian dari dunia di sekitarnya dan membuatnya ingin terlibat dan percakapan.
Mama juga bisa mengajaknya menyanyi dengan gerakan. Misalnya lagu "Topi Saya Bundar", yang membuat kegiatan belajar bicara jadi menyenangkan dan menarik, sekaligus memperkenalkan musik padanya.
Hal lain dari berbicara adalah mendengarkan. Dengarkan apa yang diocehkan si Kecil, meski itu dengan bahasa planet yang Mama tak mengerti.
Responlah dengan aktif. Lakukan kontak mata dan tanggapi dengan senyum atau anggukan kepala. Lihatlah, si Kecil akan semakin bersemangat bicara lebih banyak lagi. Ia pun akan belajar hal penting tentang mendengarkan dan menyimak saat orang lain berbicara.
Belajar Intonasi dan Keberadaan Obyek
Batita Mama kini mendengar dengan seksama bagaimana dunia sekitarnya bercakap-cakap. Maka jangan heran jika kini ia bisa bicara dengan intonasi suara yang dinamis, walaupun kata-kata yang diucapkannya masih belum terlalu jelas. Ia sedang mengeksplorasi perbedaan intonasi suara dengan makna kata.
Contohnya, saat Mama mengatakan "Tidak!" ketika ia menyentuh benda yang membahayakan. Jika Mama melihat ia bereaksi terhadap seruan Mama, itu artinya anak sudah menyadari bahwa intonasi suara berperan penting dalam komunikasi manusia.
Di sisi lain, si Kecil mulai menyadari keberadaan obyek di sekitarnya. Ia kini memperhatikan ke mana atau di mana sebuah obyek yang menjadi perhatiannya, terletak. Mama bisa mengujinya dengan menggelindingkan mainan dan lihatlah si Kecil mengikuti ke mana mainannya pergi.
Baca Juga:
- Begini Proses Bayi Belajar Bicara, Dimulai dari Menggumam Tanpa Makna
- Ketagihan ‘Screen Time’ Bisa Bikin Anak Lambat Bicara? Cek Faktanya!
- 12 Pilihan Terapi Anak Terlambat Bicara Beserta 4 Penyebab Utamanya