Tanpa Ekspresi dan Kaku, Tanda Anak Alami Autisme
Ketahui perbedaan antara anak pendiam dengan tanda anak alami autisme
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Autisme spectrum disorder (ASD) atau lebih dikenal dengan autisme adalah gangguan perkembangan anak yang berdampak pada kemampuan sosialiasi dan komunikasi anak.
Gejala autisme pada anak sebetulnya sudah dapat dideteksi sejak bayi. Tetapi seringkali gejala autisme tidak disadari orangtua hingga menampakkan gejala yang jelas, yaitu saat anak menginjak usia 2-4 tahun.
Penting bagi orangtua mengenali tanda-tanda awal autisme pada anak untuk mengetahui apakah anak perlu mendapatkan evaluasi lebih lanjut terkait autisme dan bagaimana penanganannya.
Berikut ini Popmama.com merangkum tanda-tanda awal autisme pada anak, dilansir dari CDC:
1. Gangguan dalam interaksi sosial
Anak autisme mengalami gangguan terkait interaksi sosial yang ditunjukkan lewat:
- Tatapan mata yang kosong, tanpa ekspresi, dan kaku
- Kurangnya ekspresi yang hangat dan gembira
- Kurangnya minat berbagi
- Kurangnya respons terhadap isyarat kontekstual
- Kurangnya respons terhadap namanya sendiri
- Kurangnya koordinasi komunikasi nonverbal
- Enggan melakukan kontak mata denan orang lain
2. Gangguan berkomunikasi
Selain interaksi sosial, anak penderita autisme juga mengalami gangguan berkomunikasi yang tampak lewat perilaku:
- Kurang berminat menunjukkan diri atau pencapaian dengan orang lain
- Jarang menunjuk orang lain atau benda-benda yang dilihatnya
- Irama, penekanan, dan intonasi bicara yang tidak biasa
- Kurangnya konsonan yang komunikatif
- Menggunakan tangan orang lain sebagai alat
- Tidak merespons orang lain
3. Perilaku berulang dan minat terbatas
Anak yang menderita autisme tampak seperti punya dunianya sendiri karena mereka punya minat yang terbatas dan suka mengulang-ulang perilaku, antara lain:
- Gerakan atau postur tubuh berulang
- Gerakan berulang dengan obyek
- Kurang berminat memainkan berbagai mainan, sekalipun itu mainan baru
- Eksplorasi sensorik yang tidak biasa
- Ketertarikan berlebihan pada mainan tertentu
- Suka menjajarkan atau menyortir mainan dan perhatiannya tidak bisa dialihkan sebelum semuanya ditata sesuai keinginannya
4. Regulasi emosi
Anak yang menderita autisme umumnya mengalami kesulitan dalam meregulasi emosinya, yang ditunjukkan lewat perilaku-perilaku berikut ini:
- Kesulitan memindahkan benda
- Tidak mampu menenangkan diri ketika merasa tertekan
- Perubahan suasana hati dan sikap dalam keadaan emosional
- Tidak responsif terhadap interaksi
5. Perbedaan anak pemalu dengan autisme
Banyak orangtua yang merasa ragu dengan kondisi yang dialami sang Anak, apakah anak menderita autisme atau pemalu. Keduanya memang sekilas tampak mirip. Tetapi mama bisa melihat perbedaan antara anak pemalu dengan anak autisme dari penjelasan berikut ini.
Anak pemalu:
- Tenang dan cenderung menarik diri hanya dalam situasi baru
- Lambat dalam menyesuaikan diri dengan orang baru, tetapi menunjukkan perkembangan seiring keakraban yang terjalin
- Cenderung memalingkan pandangan dari orang lain atau melihat ke bawah
- Membutuhkan waktu yang lebih lama supaya bisa nyaman dalam lingkungan baru
Anak dengan autisme:
- Kurangnya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau pencapaian dengan orang lain
- Tidak mampu mengembangkan hubungan dengan teman sebaya sesuai dengan usia perkembangannya. Bahkan itu dengan orang terdekatnya karena lebih suka bermain sendiri
- Tidak ada kontak mata bahkan dengan orang yang dikenal dan anggota keluarga
- Kurang menunjukkan timba balik emosional atau sosial dan tidak memahami komunikasi dua arah
Sebagai orangtua, mama lah yang paling mengenal anak mama. Apabila anak menunjukkan gejala-gejala di atas, bahkan sebelum usia 2 tahun, sebaiknya segera konsultasikan kondisi anak kepada dokter anak. Dokter anak mungkin akan memberi rujukan ke psikolog dan terapis apabila diduga anak menderita autisme.
Penanganan dini adalah yang terbaik untuk memperbaiki kualitas hidup anak. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Diet Bebas Kasein dan Bebas Gluten untuk Anak Autisme, Efektifkah?
- 7 Cara Menunjukkan Rasa Sayang dan Dukungan pada Anak Autisme
- 10 Cara Efektif Mendorong Anak dengan Autisme untuk Berbicara