IDAI: Orangtua Jangan Halangi Anak untuk Dapat Vaksin Polio
Biarkan anak mendapat vaksin polio agar terlindungi dari paparan virus polio
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di awal abad ke-20, penyakit polio merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara industri sebab dapat melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun.
Di Indonesia pun saat ini, polio ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) usai ditemukannya satu kasus polio di Pidie, Aceh.
Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia memberikan imunisasi atau vaksin polio kepada anak-anak. Akan tetapi terdapat beberapa orangtua yang justru berdalih tidak ingin anaknya divaksin.
Untuk informasi selanjutnya, berikut Popmama.com telah merangkum ujaran IDAI terkait orangtua jangan halangi anak untuk dapat vaksin polio.
1. Orangtua tidak boleh menghalangi anak untuk peroleh vaksin polio
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso merasa geram sekaligus jengkel kepada para ibu yang menghalang-halangi anaknya untuk memperoleh suntikan vaksin polio.
Padahal vaksin polio penting guna mencegah anak terkena polio. dr Piprim Basarah Yanuarso mengatakan apabila seorang anak telah terkena polio, maka anak tersebut dapat mengalami kelumpuhan fatal seumur hidup.
"Kalau polio, lumpuh seumur hidup. Anak itu susah mau jadi pemain bola. Ya kan? Susah jadi atlet sprinter. Kita bisa bayangkan bagaimana sedihnya seorang anak yang lumpuh seperti itu," ucap dr Piprim.
2. Polio memiliki efek berbahaya bagi anak
Anak yang terkena infeksi virus polio memiliki risiko mengalami paralisis atau kelumpuhan permanen. Jika virus menginfeksi otot-otot pernapasan, anak yang terkena polio bahkan bisa mengalami kematian akibat gagal napas.
Maka dari itu, untuk mencegah polio, anak perlu untuk mendapatkan vaksin polio. Vaksin polio tidak menimbulkan efek yang serius, Ma.
Sebetulnya efek dari vaksin jauh lebih tidak berbahaya dari efek dari penyakit polio itu sendiri. dr Piprim berharap para orangtua tidak perlu bingung apakah harus memberikan si Kecil vaksin atau tidak.
"Ini kita kan enggak boleh gagal fokus. Enggak boleh keliru memilih prioritas hidup. Masa kita lebih galau sama vaksinnya, padahal efek sampingnya mungkin hanya demam sedikit, itu pun enggak semua demam, mungkin agak bengkak-bengkak, merah-merah sedikit," ujar dr Piprim.
3. Orangtua diminta untuk jadi sosok bijaksana
Demi memberikan perlindungan kepada anak dari paparan virus polio yang menyebabkan penyakit polio, maka anak perlu untuk diberikan vaksin polio.
dr Piprim Basarah Yanuarso, selaku ketua IDAI pun berharap para orangtua harus menjadi sosok yang bijaksana dan cerdas. Dia meminta masyarakat agar mau melakukan imunisasi atau vaksin guna mencegah penyakit polio.
4. Semua provinsi di Indonesia harus pasang 'alarm' terkait polio
Ditemukannya satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio.
Oleh karena itu, dr Piprim mengatakan bahwa perlu peran lintas sektor termasuk Majelis Ulama Indonesia hingga pemerintah daerah untuk meyakinkan pentingnya imunisasi atau vaksin polio. Sembari senantiasa mengingatkan bahaya penyakit atau risiko polio terhadap anak apabila anak tidak divaksinasi.
dr Piprim menambahkan semua provinsi harus memasang 'alarm' atau kewaspadaan mengenai risiko penyebaran polio. Hal ini tentu berkaca pada kasus polio di tahun 2005 lalu, kasus yang awalnya dilaporkan hanya terjadi di Cidahu, Sukabumi, ternyata pada akhirnya menyebar tidak cuma di satu wilayah.
"Saya kira kalau sudah ada satu (kasus) muncul, ini seluruh provinsi harus waspada dan ingatkan kembali masyarakatnya," ucap dr Piprim.
Nah, itulah tadi informasi mengenai pentingnya vaksin polio bagi anak. Maka dari itu, Mama sebagai orangtua jangan halangi anak untuk dapat vaksin polio, ya.
Baca juga:
- IDAI Imbau Beli Obat Sesuai Resep Dokter Terkait Ginjal Akut Misterius
- Penjelasan IDAI, Hubungan Ginjal Akut Misterius dan Covid-19 pada Anak
- Pertumbuhan Tinggi dan Berat Badan Anak Balita Menurut IDAI