Tips Berbicara pada Anak agar Didengar
Membentak anak dapat membuat mereka tidak mau mendengarkan Mama, lho
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berkomunikasi dengan anak merupakan keterampilan yang penting untuk dikembangkan oleh setiap orangtua.
Cara kita berbicara kepada anak tidak hanya mempengaruhi perilaku mereka, tetapi juga hubungan jangka panjang yang kita bangun dengan mereka.
Berikut Popmama.com merangkum tips berbicara pada anak agar mereka lebih mendengarkan dan memahami apa yang Mama sampaikan sekaligus juga membangun hubungan yang erat antara Mama dan anak.
1. Tanyakan pertanyaan terbuka untuk memulai percakapan yang panjang
Pertanyaan terbuka mendorong anak untuk berbicara lebih banyak dan berbagi pemikiran mereka secara mendalam.
Alih-alih bertanya dengan cara yang memungkinkan anak menjawab "ya" atau "tidak," gunakan pertanyaan yang mendorong mereka untuk berpikir dan merespon dengan lebih detail.
Misalnya, Mama bisa mencoba untuk bertanya, "Apa bagian terbaik dari harimu?" atau "Bagaimana perasaanmu saat bermain dengan teman-teman tadi?"
Pertanyaan seperti ini membantu anak merasa lebih dihargai dan didengarkan, sehingga mereka lebih termotivasi untuk berbicara dan berkomunikasi dengan lebih baik.
2. Tetap sabar jika anak tidak mau mendengarkan
Ketika anak tidak mau mendengarkan, sangat penting bagi Mama untuk tetap tenang dan sabar. Jangan tergesa-gesa untuk memaksa anak mendengarkan, karena ini bisa membuat mereka merasa tertekan dan semakin menjauh.
Alih-alih, berikan waktu bagi anak untuk tenang dan siap mendengarkan. Mama juga bisa mencoba berbicara pada saat yang lebih tepat, misalnya ketika suasana lebih santai atau saat melakukan kegiatan bersama.
Kesabaran Mama akan menunjukkan kepada anak bahwa Mama menghargai perasaan mereka dan memberi mereka ruang untuk merespons dengan cara mereka sendiri.
3. Berikan instruksi yang jelas tentang cara bersikap
Anak-anak membutuhkan instruksi yang jelas dan spesifik untuk memahami apa yang Mama harapkan dari mereka.
Instruksi yang ambigu atau terlalu umum sering kali membuat mereka bingung tentang tindakan yang diinginkan.
Misalnya, alih-alih mengatakan "Berperilakulah dengan baik," cobalah untuk lebih spesifik seperti "Duduk dengan tenang di kursimu saat kita makan malam."
Dengan memberikan instruksi yang spesifik, anak akan lebih mudah mengikuti dan mengetahui perilaku yang diharapkan, sehingga mereka dapat belajar bertindak dengan tepat dalam situasi tertentu.
4. Memahami dan validasi emosi anak
Memahami dan memvalidasi emosi anak adalah langkah penting dalam berkomunikasi. Ketika anak menunjukkan emosi, baik itu marah, sedih, atau kecewa, penting untuk mengakui perasaan tersebut dan menunjukkan bahwa Mama mengerti.
Misalnya, Mama bisa mengatakan, "Kamu sedih ya mainannya rusak? Itu wajar kok, nanti Mama belikan yang baru, ya." Dengan memvalidasi emosi mereka, anak merasa dihargai dan lebih mudah untuk berbicara tentang perasaan mereka.
Ini juga membantu anak belajar mengenali dan mengelola emosinya dengan lebih baik dalam jangka panjang.
5. Hindari berbicara dengan nada kasar
Nada bicara yang kasar atau keras dapat membuat anak merasa takut dan enggan mendengarkan. Penting untuk berbicara dengan nada yang tenang dan lembut, bahkan ketika Mama sedang merasa frustasi.
Nada bicara yang positif menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk berkomunikasi tanpa merasa dihakimi atau terancam.
Misalnya, jika Mama marah karena anak tidak mematuhi peraturan, cobalah untuk menenangkan diri sebelum berbicara dengan mereka.
Nada bicara yang lembut namun tegas akan membantu anak memahami pesan tanpa menimbulkan ketegangan atau perlawanan.
6. Jangan memberikan aturan yang terlalu banyak
Memberikan terlalu banyak aturan bisa membingungkan anak dan membuat mereka merasa kewalahan.
Alih-alih memberikan banyak aturan, fokuslah pada beberapa aturan utama yang penting dan konsisten.
Pastikan anak memahami alasan di balik aturan-aturan tersebut dan bagaimana aturan itu berfungsi untuk kebaikan mereka.
Misalnya, "Kamu hari ini tidur lebih awal agar bisa bangun dengan segar untuk sekolah besok, ya." Dengan cara ini, anak lebih mudah mengikuti aturan yang ada dan merasa lebih termotivasi untuk mematuhinya, karena mereka mengerti tujuan dan manfaat dari aturan tersebut.
7. Bersikap tegas, namun tetap lembut
Sikap tegas tidak harus berarti bersikap keras. Mama bisa menetapkan batasan dan aturan dengan cara yang tegas namun tetap memperhatikan perasaan anak.
Misalnya, ketika anak melanggar aturan, Mama bisa mengatakan, "Mama tahu kamu ingin bermain lebih lama, tetapi sekarang sudah waktunya tidur. Ayo bersiap-siap untuk tidur."
Dengan cara ini, anak memahami bahwa Mama sangat tegas mengenai aturan yang sudah dibuat, tetapi tetap merasa dihargai dan diperhatikan.
Pendekatan ini membantu anak belajar untuk menghormati batasan sambil merasa aman dan didukung secara emosional.
Nah, itu tadi tips berbicara pada anak agar didengar. Mulai praktekkan cara ini dirumah ya, Ma!
Baca juga:
- 20 Camilan Sehat Anak 1-3 Tahun
- Lirik Lagu 17 Agustus dan Not Pianika untuk Anak Coba
- Anak 4 Tahun di Pekanbaru Jadi Korban Dugaan Penganiayaan di Daycare