Cara Mengatasi Stres pada Anak 4-5 Tahun saat Pandemi Covid-19
Anak juga bisa mengalami stres akibat perubahan besar dalam hidupnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Situasi pandemi virus corona menciptakan kecemasan baru bagi banyak orang. Walau di rumah saja bisa membantu mengurangi penyebaran virus, kebijakan itu berdampak pada sektor kehidupan lain.
Tak sedikit orang tua yang terkena potongan gaji, dirumahkan tanpa gaji, hingga kehilangan pekerjaan. Itu baru satu situasi.
Bagaimana dengan mereka yang terpapar virus corona dan harus dirawat intensif? Atau bagaimana jika orang tua bekerja sebagai tenaga kesehatan yang harus stand by merawat para pasien corona?
Kondisi demikian rupanya bisa berdampak pada anak, Ma. Perasaan cemas melihat orang tuanya mengalami kesulitan dapat berubah jadi stres.
Apalagi, ditambah pemberitaan di berbagai media seputar virus ini. Saat anak melihat dan mendengar berita demikian bisa menumbuhkan perasaan cemas bahwa sesuatu yang buruk dapat terjadi pada dirinya atau orang yang ia cintai.
Lalu, apa tanda dan bagaimana Mama bisa membantu anak mengelola stres? berikut Popmama.com rangkum dari Very Well Family.
Tanda kecemasan pada anak
Anak bisa saja tidak mampu mengenali rasa cemasnya sendiri. Ia juga belum cukup matang untuk menjelaskan apa yang ia rasakan atau pikirkan.
Itulah mengapa tanda kecemasan pada anak bisa bervariasi antara perubahan fisik dan perilaku. Hal tersebut membuat orang tua sulit membedakan apakah ini gejala kecemasan atau karena sakit.
Beberapa tanda umum stres dan kecemasan adalah:
- Perilaku atau emosi
- Susah berkonsentrasi
- Perubahan perilaku, moody, mudah marah, rewel, agresif
- Takut, seperti takut gelap, takut sendirian, atau takut orang asing
- Munculnya perilaku tertentu saat anak merasa gugup, seperti menggigit kuku berulang
- Menarik diri dari keluarga
- Menolak pergi ke sekolah
- Menimbun barang yang sebenarnya tidak penting
- Fisik
- Perubahan selera makan
- Mengeluh sakit perut atau sakit kepala
- Ngompol, padahal sudah lama tidak ngompol
- Sulit tidur atau sering mimpi buruk
Namun demikian, Mama juga perlu mencermati kapan gejala tersebut muncul. Misalnya, anak mengeluh demikian sebelum atau sesudah melakukan aktivitas tertentu.
Apa yang Bisa Mama Lakukan?
Sama seperti orang dewasa, anak juga dapat mengelola stres dengan meresponsnya secara tepat. Mama bisa membantu si Kecil melakukan hal-hal berikut.
1. Jadikan rumah sebagai tempat aman dan nyaman
Buatlah suasana rumah lebih hangat, aman, dan nyaman bagi anak. Bangun suasana rileks dan santai di rumah, tetapi tetap lakukan kegiatan rutinitas harian.
Berkegiatan rutin membuat anak tahu apa yang hendak dilakukan berikutnya. Sesuatu yang pasti seperti ini menambah rasa aman dalam dirinya sendiri.
2. Pantau apa yang ditonton, dimainkan, dan dibaca anak
Di rumah saja juga bukan berarti si Kecil bebas menonton dan bermain games. Mama tetap perlu menetapkan jam-jam kapan ia boleh nonton atau main games, terutama jika itu melibatkan gadget.
Perhatikan pula apa yang ia tonton atau mainkan. Misalnya, nonton televisi, usahakan hindari menonton berita seputar virus yang berpotensi meningkatkan kecemasan anak.
Ketika melihat YouTube pun pastikan ia hanya menonton tayangan yang sesuai usianya.
Demikian pula ketika membaca buku. Sediakan buku yang sesuai usia anak dan siapkan pada tempat terjangkau.
Tetap dampingi anak selama menonton, bermain games, dan membaca buku ya, Ma. Supaya anak merasa tenang dan dapat segera bertanya pada Mama jika ada hal-hal yang membuatnya penasaran.
3. Libatkan anak dalam kehidupan keluarga
Termasuk saat Mama harus mengambil keputusan besar terkait pekerjaan atau perubahan lain dalam hidup saat ini.
Misalnya, ketika si Kecil harus terpaksa berpisah dengan Papa yang tengah bekerja di kota lain dan situasi terkini tidak memungkinkan Papa pulang ke rumah.
Mama bisa bertanya, apa yang bisa ia lakukan untuk menghibur Papa. Minta anak menyiapkan hadiah kecil pada Papa yang bisa disampaikan lewat video call misalnya.
Cara ini membantu anak tahu bahwa di tengah situasi yang asing baginya seperti sekarang, ia tetap bisa mengontrol keadaan sesuai kemampuannya sendiri.
4. Jadikan diri Mama Papa sebagai contoh anak
Mama Papa juga perlu mengelola stres diri sendiri dengan cara sehat. Ingat, Ma, si Kecil senantiasa mencontoh apa yang orang tuanya lakukan.
Walau di rumah saja, Mama tetap bisa menerapkan gaya hidup sehat. Olahraga, selipkan sedikit me-time (meski hanya di kamar mandi atau setelah anak-anak tidur), dan makan makanan bergizi.
Memeluk dan berkata lembut pada anak bisa membantu ia merasa lebih tenang berada di dekat Mama. Cobalah belajar mendengarkan apa yang si Kecil katakan tanpa terburu-buru menilai atau menyelesaikan masalah untuknya.
Cukup beri ia panduan untuk memahami bahwa ia bisa mengandalkan dirinya sendiri saat perasaan cemas itu muncul. Misalnya, dengan mematikan televisi atau melakukan aktivitas lainnya.
Kecemasan ternyata lazim dirasakan berapa pun usia anak, termasuk ia yang baru 4-5 tahun. Hanya saja kesulitan memahami dan menjelaskan perasaannya sendiri membuat Mama kadang tak menyadari si Kecil pun bisa stres.
Jadi, tetap pantau keadaan anak setiap saat ya, Ma.
Baca juga:
- Gejala Psikosomatik pada Anak, Gangguan Pikiran yang Pengaruhi Tubuh
- Cara Terbaik Mengatasi Gangguan Psikosomatik pada Anak Remaja
- 5 Mainan yang Menambah Kecerdasan Balita