Mengonsumsi Gula Berlebih Dapat Sebabkan Anak Hiperaktif, Benarkah?
‘Sugar rush’ atau mengonsumsi gula berlebih disebut sebagai penyebab anak hiperkatif. Benarkah?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak-anak cenderung menyukai makanan dan minuman bercita manis. Hal ini bahkan sudah ditunjukkan sejak bayi mulai MPASI, dimana bayi umumnya lebih menyukai buah-buahan dengan rasa yang manis daripada rasa hambar dari sayur.
Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit lho, Ma.
Mitos yang berkembang bahkan menyebutkan sugar rush atau mengonsumsi gula secara berlebihan menjadi penyebab anak hiperaktif. Benarkah?
Simak penjelasan Popmama.com berikut ini yuk, Ma.
1. Mitos sugar rush sebabkan anak hiperaktif
Sugar rush menjadi momok yang menakutkan bagi para Orangtua. Sugar rush sendiri didefinisikan sebagai perilaku hiperaktif yang terjadi ketika anak-anak mengkonsumsi makanan manis yang mengandung glisemik tinggi.
Kadar glisemik yang tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, meskipun hal tersebut tidak akan bertahan lama dan akan segera kembali normal.
Meski demikian, kenaikan gula darah itulah yang disebut-sebut dapat mendorong energi berlebih pada anak sehingga mereka sulit untuk memfokuskan perhatian.
Namun, mitos yang berkembang seputar sugar rush rupanya dibantah oleh The American Dietetic Association (ADA) yang mengungkap fakta hingga saat ini belum ditemukan bukti ilmiah bahwa sugar rush dapat menyebabkan anak hiperaktif.
Meski demikian, dokter anak sekaligus penulis buku The Family Nutrition Book, William Sears, menyebutkan bahwa beberapa anak memang memiliki alergi atau sensitif terhadap gula. Sensitivitas tersebut mempengaruhi perilaku, kemampuan belajar dan konsentrasi ketika anak mengkonsumsi gula secara berlebih.
2. Kadar gula yang tepat untuk anak
Meskipun belum ditemukan bukti ilmiah bahwa gula dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif, mengkonsumsi gula secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada anak lho, Ma.
Baca juga: Hati-hati Ma, Ini Bahaya Gula Berlebih bagi Anak
Penyakit umum yang sering terjadi pada anak adalah obesitas dan kerusakan gigi. Sementara efek terburuk gula bagi tubuh adalah munculnya penyakit diabetes anak. Wah, Mama tentu tidak ingin hal ini terjadi pada si Kecil, bukan?
Oleh Sebab itu batasi konsumsi gula sejak diniya, Ma. Menurut WHO, kebutuhan gula pada anak seharusnya tidak melebihi 10% total kebutuhan energi yang mereka perlukan.
Anak usia 1-3 tahun misalnya, berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Indonesia, anak rentang usia tersebut membutuhkan energi 1000 kilo kalori. Maka kebutuhan gula anak 1 tahun maksimal hanya 25 gram atau setara dengan 5 sendok teh gula dalam sehari.
Jadi, memberikan makanan atau minuman manis kepada anak boleh-boleh saja kok, Ma.
Asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang masih wajar dan tidak berlebihan. Lebih baik gantikan makanan yang mengandung pemanis buatan dengan makanan sehat tinggi kalori seperti alpukat dan pisang.
Selain rasa manis yang disukai oleh anak, kandungan kalori yang tinggi pada alpukat dan pisang, juga bermanfaat menambah berat badan anak sekaligus membuatnya cepat kenyang, sehingga anak enggan mengkonsumsi cemilan manis lainnya.