Orangtua Harus Tahu 5 Macam Gangguan Mental yang Dialami Anak Balita
Gangguan mental membuat anak sulit menjalani aktivitasnya secara normal
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Tidak jarang, penderita penyakit mental jadi sulit melakukan aktivitasnya secara normal.
Bagi orangtua, sangat penting untuk mendeteksi gangguan mental pada anak. Ya, gangguan mental tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, anak balita pun juga bisa mengalami risiko yang sama.
Mengetahuinya sedari dini guna untuk mencegah atau menangani sang anak dengan cara tepat jika ia memiliki gangguan mental.
Nah, dalam kesempatan kali ini Popmama.com akan membahas 5 macam gangguan mental pada anak balita yang bisa Mama pelajari. Berikut rangkumannya:
1. ADHD memunculkan gangguan dalam perilaku anak
ADHD atau biasa disebut sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder memiliki sifat neurobihavioral yang merupakan gangguan sistem saraf, sehingga memunculkan gangguan dalam perilaku.
Di mana anak akan terasa sulit diatur dan terkesan tidak peduli pada nasihat orang sekitar. Selain itu, mereka juga tampak sulit fokus saat mengerjakan sesuatu.
ADHD paling sering terjadi pada anak pra sekolah atau usia balita.
Anak dengan ADHD biasanya suka mengamuk, menendang dan berteriak. Bahkan mereka tidak enggan membenturkan kepala atau memukul dirinya ketika sedang marah.
Apabila sedang bermain dengan teman-temannya, anak ADHD cenderung berulah dan membuat orang di sekitarnya terganggu.
2. Anti sosial personality cenderung mengasingkan diri
Anti sosial personality adalah gangguan mental yang cenderung mengasingkan diri dan tidak suka berinteraksi dengan orang sekitar.
Hal inilah yang membuat sang anak sulit bergaul atau menerima orang lain untuk berteman. Anak yang memiliki kehidupan anti sosial umumnya tumbuh dari trauma seperti bullying atau asuhan dari orangtua yang memang sudah sejak kecil diasingkan diantara masyarakat sosialnya.
Gangguan anti sosial personality kadang disebut sosiopat atau dengan singkatan ansos atau antisosial juga bisa terjadi karena perceraian orangtuanya, sehingga menekan psikis anak. Hal inilah yang membentuk anak jadi tertutup.
3. Gangguan disosiatif menyebabkan anak memiliki kepribadian ganda
Anak-anak yang tengah berkembang rentan mengalami gangguan mental, salah satunya adalah gangguan disosiatif.
Di mana disosiatif biasanya terjadi karena pernah mengalami suatu keadaan tertentu atau peristiwa trauma psikologis yang berat.
Pada kebanyakan kasus, disosiatif merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Bahkan mood sang anak bisa berubah-ubah sesuai dengan kepribadian mana yang sedang berkuasa.
Penyebab terbentuknya kepribadian ganda bisa disebabkan oleh kesalahan pada pola asuh dan kurangnya kepedulian orangtua yang tidak mampu menyadari trauma tersebut.
4. Gangguan kecemasan membuat anak sulit tidur
Dalam kebanyakan kasus, gangguan kecemasan pada anak balita bersifat sementara dan dapat dipicu oleh peristiwa stres tertentu. Sering kali dampaknya membuat anak sulit tidur.
Perlakuan sering dimarahi oleh orangtua secara terus menerus bisa menjadi faktor penyebabnya.
Hal tersebut berkaitan dengan kondisi mentalnya, di mana anak tidak berada pada keadaan siap saat dimarahi.
Akibatnya, dapat menimbulkan trauma psikologis seperti gangguan kecemasan yang dirasakan sang anak.
5. Retardasi mental yang meliputi gangguan perkembangan otak anak
Mungkin Mama baru mendengar penyakit mental ini, namun beberapa anak mengalami retardasi mental.
Ya, retardasi mental adalah keterbelakangan mental atau biasa disebut oligofrenia yang meliputi gangguan perkembangan otak anak yang tidak sesuai dengan usia seharusnya.
Retardasi mental dapat disebabkan selama masa kelahiran bayi tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup atau kelahiran prematur, sehingga paru-parunya belum matang secara sempurna.
Beberapa gejala retardasi mental berbeda-beda pada setiap anak, tapi diantaranya:
- Daya ingat yang buruk
- Sulit memecahkan suatu masalah
- Kesulitan berbicara
- Kesulitan dalam pengendalian emosi
- Lambat dalam mempelajari hal-hal penting
- Ketidakmampuan memahami konsekuensi atas tindakan yang diambil.
Demikian penjelasan terkait beberapa gangguan mental yang terjadi di usia anak balita. Peran orangtua sangat penting untuk mengatasi gangguan mental pada anak.
Baca juga:
- Musim Hujan, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Anak dengan Makanan Ini
- 5 Permainan Ini Bisa Melatih Anak agar Jago Berenang
- Kapan Usia yang Tepat untuk Mendaftarkan Anak ke Sekolah?