5 Cara Menghindari Kekerasan pada Anak
Kekerasan pada anak dapat memberikan risiko yang buruk pada fisik dan mental anak.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kekerasan pada anak sering kali ditemui pada berbagai portal berita dan jejaring media sosial lainnya. Sebagai orangtua tentunya tidak mau anak mendapatkan kekerasan baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Bentuk kekerasan yang terjadi pada anak pun juga bermacam-macam, mulai dari kekerasan secara fisik, psikis hingga kekerasan seksual. Semenjak terjadinya pandemi Covid-19 tentu juga membuat tingkat kekerasan pada anak semakin meningkat.
Berdasarkan data dari Penetapan Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana (PPSKTDB) kekerasan yang terjadi pada anak menurun ketika awal pandemi, namun semakin lama tingkat kekerasan juga ikut meningkat.
Hal ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, seperti rasa jenuh, ekonomi menurun, stres karena kerjaan dan sebagainya.
Kekerasan yang terjadi pada anak pasti memiliki dampak yang besar bagi anak, tidak hanya untuk masa sekarang namun juga memiliki dampak jangka panjang.
Memberi perlindungan pada anak tentu bukan hanya tanggung jawab dari orangtua saja, namun juga semua orang. Lantas, bagaimana cara orangtua untuk menghindari terjadinya kekerasan pada anak?
Berikut Popmama.com sudah merangkum informasi mengenai cara menghindari kekerasan pada anak. Simak penjelasannya yuk, Ma!
1. Memberikan anak pengetahuan mengenai bagaimana cara melindungi diri
Orangtua tidak dapat mengawasi anak selama 24 jam. Karena itu pula terjadinya kekerasan baik secara fisik maupun seksual membuat orangtua merasa khawatir pada anak.
Agar anak tidak terkena dan mendapat kekerasan tentu orangtua perlu memberitahu anak mengenai langkah apa saja yang dapat ia lakukan untuk melindungi dirinya.
Informasi pertama yang dapat dijelaskan pada anak adalah jangan biarkan seorang pun untuk menyentuhnya secara tidak wajar. Beritahu dan ajarkan anak agar dapat menolak tindakan yang dirasa tidak pantas dan segera cari pertolongan.
Anak kerap takut apabila merasa terancam akan sesuatu hal, namun Mama dapat mengajarkan anak agar mau memunculkan keberanian dalam bersuara, melawan ketika terancam dan mengungkapkan pendapatnya.
Dengan adanya keberanian ini merupakan bentuk sebuah perlawanan yang dapat dilakukan ketika mengalami tindakan kekerasan. Kemudian, beritahu juga kepada anak untuk tidak mudah percaya pada orang asing.
Buatlah anak agar dapat merasa nyaman sehingga ia mau menceritakan berbagai kejadian yang terjadi pada dirinya ke orangtua.
2. Membangun komunikasi yang baik dengan anak
Anak yang mengalami kekerasan kerap akan menutup dirinya dengan siapa pun, termasuk pada orangtua. Maka sangat penting bagi orangtua agar dapat menjalin komunikasi dengan baik pada anaknya agar ia mau terbuka.
Mengajak anak untuk bercerita mengenai kesehariannya sangat penting karena orangtua tidak selalu berada di sekeliling anak.
Cobalah biasakan untuk menanyakan hari anak di sekolah, namun jangan memaksa anak untuk bercerita terutama saat keadaan emosionalnya sedang tidak bagus. Hal ini tentu akan membuat anak menjadi enggan bercerita dan memilih menghindar.
Perhatikan apakah terdapat perubahan perilaku pada anak ketika ia bercerita. Mama dapat menanyakannya kepada anak dan cobalah untuk mendengarkan ceritanya dengan sepenuh hati serta memberi bentuk perhatian agar anak merasa bahwa ia dihargai.
3. Memaksimalkan peran yang ada di sekolah
Selain untuk menuntut ilmu, sekolah juga berfungsi sebagai tempat untuk menjalin hubungan sosial serta melatih kontrol perilaku pada anak.
Penilaian ini tentu didapatkan dari pengamatan yang dilakukan oleh guru ataupun wali kelas anak mengenai kebiasan dan perilaku yang dilakukan di sekolah.
Pengamatan ini dilakukan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap penilaian anak pada orangtua semasa di sekolah. Guru tentunya merupakan pengganti orangtua di sekolah yang dapat memantau dan memberikan penilaian yang objektif mengenai perilaku anak di lingkungan sekolahnya.
Sekolah pun juga diharapkan mampu membentuk sebuah aktivitas internal yang bertugas untuk memantau kegiatan siswa selama di sekolah.
4. Memberi bekal pada anak mengenai ilmu bela diri
Tidak cukup hanya mengajarkan anak, namun orangtua juga harus membekali anak dengan ilmu dasar bela diri. Anak yang menguasai bela diri tentu akan membuat anak menghindari risiko menjadi korban dari kekerasan dan kejahatan.
Bela diri juga dapat mengajarkan anak menjadi perilaku yang disiplin serta mampu membentuk mental yang kuat secara jasmani.
Bela diri ini dapat dilakukan ketika sang anak sedang merasa di posisi terancam dan tidak dapat melakukan hal lain selain melawan. Walaupun bela diri ini sangat baik bagi anak, namun Mama juga harus menjelaskan mengenai pemahaman bela diri.
Bela diri dapat dilakukan ketika sedang berada di situasi terdesak dan mendapat ancaman dari sekitar, dan bukan dijadikan sebagai bahan untuk melakukan kekerasan pada anak lain atau orang yang tidak bersalah.
5. Segera lapor pada pihak berwajib ketika terjadi kekerasan
Apabila si Kecil mendapat kekerasan dan kejahatan baik secara fisik, psikis dan seksual, Mama dapat melaporkan peristiwa tersebut pada pihak berwajib. Melaporkan peristiwa tersebut pada pihak berwajib tentunya sangat penting.
Hal ini agar pihak berwajib dapat segera menjalankan kasus tersebut dan menindaklanjutinya serta dapat mengurangi terjadinya perilaku kekerasan pada anak.
Tidak hanya itu, anak yang menjadi korban kekerasan juga harus mendapatkan perlindungan dan mendapatkan perawatan medis. Kegiatan ini pun tentu juga harus dibantu oleh orangtua dan orang-orang terdekat.
Hal ini berguna agar anak nantinya dapat mengurangi rasa trauma dan mendapat dukungan agar ia dapat segera pulih seperti sedia kala.
Nah, itulah beberapa cara menghindari terjadinya kekerasan pada anak yang perlu Mama ketahui.
Ingatlah agar selalu memantau perilaku anak dan membantu ia agar menjadi anak yang lebih terbuka pada orangtuanya.
Baca juga:
- Waspada, Inilah 5 Bahayanya Sering Melakukan Kekerasan pada Anak
- Seringkali Melakukan Kekerasan pada Anak, Ini 7 Tanda Pola Asuh Toxic
- Anak-Anak Bisa Alami Kekerasan, Ini Solusi dan Perawatan yang Tepat