Ketika Anak Tidak Mau Menceritakan Kesehariannya, Lakukan Ini Yuk!
Anak-anak enggan untuk menceritakan kesehariannya karena beberapa alasan seperti malu bahkan takut
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak merupakan salah satu fondasi penting dalam hubungan keluarga yang sehat. Namun, terkadang orangtua mengalami tantangan ketika anak mereka enggan untuk berbagi tentang keseharian mereka.
Entah itu setelah pulang dari sekolah atau bermain, terlihat bahwa anak terlihat menutup diri dan enggan untuk berbicara. Hal ini dapat membuat orangtua merasa khawatir atau bahkan frustasi, karena ingin tahu tentang perkembangan dan pengalaman anak mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menemukan cara yang tepat untuk membuka jalur komunikasi dengan anak mereka tanpa membuat mereka merasa tertekan atau terpaksa.
Berikut ini Popmama.com rangkum beberapa tips yang dapat dilakukan orangtua ketika anak tidak mau menceritakan kesehariannya. Simak lebih lanjut, yuk!
1. Sambut anak setelah pulang sekolah atau bermain
Saat anak tiba di rumah setelah seharian beraktivitas di sekolah atau bermain, momen itu sebenarnya merupakan waktu yang sangat penting. Inilah saat-saat yang memungkinkan bagi orangtua untuk memperkuat hubungan dengan anak-anak.
Sambutan yang hangat dan penuh perhatian bisa menjadi kunci untuk membuka pintu komunikasi yang lebih dalam. Ketika orangtua menyambut anak-anak dengan senyum, pelukan, atau kata-kata yang ramah, Mama dan Papa memberi mereka sinyal bahwa peduli dan siap mendengarkan.
Hal ini tidak hanya membuat anak merasa dihargai, tetapi juga mendorong mereka untuk lebih terbuka dan mau berbagi. Dengan memberikan perhatian pada momen-momen ini, orangtua membuka jalan bagi anak-anak untuk merasa nyaman dan aman dalam berbicara tentang keseharian mereka.
2. Ceritakan keseharian orangtua secara singkat
Menunjukkan kepada anak bahwa orangtua juga bersedia untuk berbagi tentang keseharian sebagai orangtua adalah langkah yang sangat penting dalam membangun hubungan yang sehat dan saling pengertian.
Ketika orangtua berbagi pengalaman, entah itu tentang aktivitas di rumah atau hari-hari di tempat kerja, orangtua tidak hanya memberikan contoh bahwa berbagi cerita adalah hal yang wajar, tetapi juga menunjukkan bahwa sebagai orangtua juga memiliki pengalaman-pengalaman yang bisa dibagikan.
Mama bisa menceritakan tentang kegiatan sehari-hari di rumah, seperti memasak, membersihkan rumah, atau mungkin aktivitas menyenangkan lainnya. Sementara itu, Papa bisa berbagi tentang dinamika di kantor, tantangan yang dihadapi, atau bahkan momen-momen lucu yang terjadi selama hari kerja.
Dengan berbagi cerita tentang keseharian, orangtua memperluas jendela komunikasi dengan anak-anak. Mereka tidak hanya belajar untuk mendengarkan dan memahami pengalaman orang lain, tetapi juga merasa lebih dekat dan terhubung dengan orangtua.
3. Ajukan pertanyaan terbuka
Mengajukan pertanyaan terbuka kepada anak merupakan strategi efektif untuk memperluas percakapan dan mengundang mereka untuk berbicara lebih banyak. Ketika anak hanya menjawab dengan singkat, itu mungkin menandakan bahwa mereka merasa enggan atau tidak nyaman untuk membuka diri.
Namun, dengan mengajukan pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang lebih rinci, orangtua dapat membantu mereka merasa lebih aman dan dihargai dalam berbicara tentang pengalaman mereka. Misalnya, ajukan pertanyaan seperti, “Apa hal terbaik yang terjadi hari ini?” dan “Apa hal terburuk yang terjadi hari ini?”.
Dengan cara ini, orangtua memberikan kesempatan bagi anak untuk merenungkan momen positif dalam hari mereka, yang juga dapat meningkatkan mood dan kebahagiaan mereka. Di sisi lain, mengajukan pertanyaan tentang hal terburuk yang mereka alami hari itu juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan negatif atau kesulitan yang mereka hadapi.
Hal ini tidak hanya membantu mereka untuk belajar mengelola emosi dan mengatasi tantangan, tetapi juga memberikan orangtua wawasan yang lebih baik tentang kehidupan mereka.
4. Hindari pertanyaan “Ya/Tidak”
Menghindari pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban "ya" atau "tidak" merupakan langkah penting dalam memperluas percakapan dengan anak-anak.
Ketika orangtua mengajukan pertanyaan yang terlalu sempit, seperti "Apakah kamu senang hari ini?" atau "Apakah kamu bosan di sekolah?", itu memberi anak pilihan yang terbatas dalam merespons, yang mungkin hanya berujung pada jawaban singkat dan kurang informatif.
Sebagai gantinya, orangtua dapat mengajukan pertanyaan yang lebih terbuka dan menuntut jawaban yang lebih rinci, seperti "Bagaimana perasaanmu hari ini?" atau "Apa yang membuatmu merasa senang atau bosan di sekolah?".
Dengan cara ini, orangtua memberikan kesempatan bagi anak untuk lebih banyak berbicara tentang pengalaman mereka, menyediakan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran mereka dengan lebih mendalam.
5. Tanyakan anak mengenai harinya pada waktu sebelum tidur
Momen sebelum tidur merupakan waktu yang sangat berharga untuk terhubung dengan anak-anak secara emosional dan menciptakan ikatan yang lebih dalam. Saat anak-anak bersiap-siap untuk tidur, pikiran mereka seringkali lebih tenang dan mereka lebih terbuka untuk berbicara tentang pengalaman mereka selama hari itu.
Ketika orangtua memberikan perhatian penuh kepada anak-anak di saat ini, itu tidak hanya menunjukkan bahwa orangtua peduli tentang apa yang mereka alami, tetapi juga mengartikan orangtua adalah pendengar yang baik yang siap mendengarkan dan menghargai cerita mereka.
Selain itu, momen sebelum tidur juga dapat menjadi waktu yang menyenangkan dan suasana yang hangat untuk saling berbagi cerita antara orangtua dan anak.
Demikian beberapa tips yang dapat dilakukan orangtua ketika anak tidak mau menceritakan kesehariannya. Ingatlah untuk selalu memberikan dukungan dan perhatian penuh pada mereka, sehingga mereka merasa nyaman untuk berbagi cerita.
Baca juga:
- Mengupas Fakta Soal Pasta Gigi Tertelan, Bahayakah?
- 7 Mindsets yang Harus Diajarkan pada Anak, Mama Wajib Tahu!
- Balita Juga Bisa Stres, Apa Saja Tanda dan Penyebabnya?