Intinya Sih...
- HFMD atau Flu Singapura sering menyerang anak-anak, menyebabkan lesi pada mulut, tangan, dan kaki.
- Penyakit ini disebabkan oleh Enterovirus 71 yang dapat menyebar melalui kontak langsung maupun tidak langsung.
- HFMD bisa menyebar melalui droplet saluran pernapasan, air liur, feses, atau cairan dari vesikel yang muncul pada kulit penderita.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau yang dikenal sebagai Flu Singapura kembali meningkat di Indonesia. Penyakit ini sering menyerang anak-anak, terutama bayi dan balita di bawah usia lima tahun. Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan orang tua,
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) mengadakan Media Briefing pada Senin (28/10/2024). Acara ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, SpA(K), seorang ahli penyakit infeksi tropis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
HFMD merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dan biasanya menyebabkan lesi pada mulut, tangan, dan kaki. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat dan membutuhkan perhatian lebih dari orang tua untuk mencegah penyebarannya.
Ini dia informasi penting terkait HFMD yang telah dirangkum oleh Popmama.com.
Apa Itu HFMD dan Mengapa Harus Diwaspadai?
HFMD (Hand-foot-and-mouth disease) atau Flu Singapura adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, seringkali menyerang bayi dan balita. Penyakit ini menyebabkan lesi pada mulut, telapak tangan, dan kaki, serta dapat menyebabkan gejala lain seperti demam, sakit tenggorokan, dan kesulitan makan.
Prof. Edi Hartoyo menjelaskan, "Penyakit ini disebabkan oleh Enterovirus 71 yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, dan dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Selain itu juga bisa disebabkan oleh Cox 16."
Penyakit ini biasanya lebih sering muncul di musim panas dan di daerah tropis seperti Indonesia, HFMD bisa menyerang kapan saja sepanjang tahun.
Bagaimana HFMD Menyebar? Kenali Faktor Risikonya
HFMD dapat menyebar melalui kontak langsung dengan droplet saluran pernapasan, air liur, feses, atau cairan dari vesikel yang muncul pada kulit penderita.
Kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi seperti mainan, handuk, atau peralatan makan juga dapat menjadi media penyebaran.
Prof. Edi Hartoyo mengingatkan bahwa menjaga kebersihan lingkungan sangat penting dalam pencegahan HFMD.
"Pastikan untuk selalu mencuci tangan setelah berinteraksi dengan penderita dan mendisinfeksi peralatan makan dan mainan yang mungkin terkontaminasi," tambahnya.
Penerapan pola hidup bersih dan higienis merupakan langkah awal yang efektif untuk memutus rantai penyebaran penyakit ini.
Kapan Harus Membawa Anak ke Rumah Sakit?
Meski HFMD umumnya bisa sembuh dengan sendirinya, ada beberapa gejala yang harus diwaspadai. Anak perlu segera dibawa ke rumah sakit jika mengalami demam tinggi yang tidak turun, kesulitan makan karena lesi pada mulut, atau jika kesadaran menurun. Prof. Edi juga menyarankan agar orang tua selalu memantau asupan cairan anak.
"Jika anak sulit minum dan tampak dehidrasi, jangan tunggu lama untuk membawa mereka ke rumah sakit," jelasnya.
Penting juga bagi orang tua untuk memperhatikan jika muncul gejala berat pada sistem kardiopulmoner seperti takikardi atau dispneu yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit.
Bedanya HFMD dengan Cacar Air
HFMD dan cacar air kerap disalahartikan karena keduanya memunculkan lesi pada kulit. Namun, ada beberapa perbedaan penting yang perlu diketahui.
- Lesi pada cacar air biasanya lebih mengkilap dan tidak diiringi kemerahan pada kulit di sekitarnya, sementara pada HFMD, kulit di sekitar lesi akan memerah.
- Lesi HFMD seringkali muncul di bagian dalam tubuh seperti telapak tangan, telapak kaki, dan mulut.
- Cacar air jarang menyerang mukosa mulut dan umumnya sembuh lebih cepat dibanding HFMD.
Memahami perbedaan ini dapat membantu orang tua memberikan penanganan yang tepat pada anak.
Jangan abaikan gejala-gejala awal HFMD. Jika si kecil menunjukkan tanda-tanda seperti demam, lesi kulit, atau kesulitan makan, segera lakukan tindakan pencegahan dan konsultasikan dengan dokter.
Baca juga: