TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Merayakan Hari Anak Nasional, Ajarkan Anak Menjadi Pribadi GENIUS, Yuk

Untuk membentuk anak menjadi pribadi GENIUS, ini yang harus Mama lakukan

Unsplash/Jared Sluyter

Hari Anak Nasional sudah tinggal menghitung hari ini, Ma.

Tepat di tanggal 23 Juli 2018 nanti, seluruh anak-anak di Indonesia akan memperingati Hari Anak Nasional (HAN).

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) mengharapkan anak-anal di Indonesia bisa selalu berbahagia dan tetap merasa aman. 

Setiap anak pasti punya hak masing-masing untuk hidup, bertumbuh kembang, berpartisipasi sesuai harkat dan martabatnya hingga memiliki hak dalam mendapatkan perlindungan.

Untuk itu, peringatan Hari Anak Nasional 2018, Kementerian PPPA mengangkat tema GENIUS dengan harapan bisa terdengar sampai ke pelosok nusantara.

GENIUS sendiri merupakan sebuah singkatan nih, Ma. Anak-anak Indonesia diharapkan bisa menjadi pribadi yang Gesit, Empati, Berani, Unggul dan Sehat. 

Sebagai orangtua peran Mama diperlukan untuk membentuk Si Kecil menjadi pribadi yang GENIUS sesuai dengan peringatan Hari Anak Nasional tahun ini. 

Untuk Mama yang ingin menerapkan Si Kecil menjadi pribadi yang GENIUS, berikut rangkuman tips dari Popmama.com.
 

1. Gesit

Unsplash/Eye for Ebony

Terkadang usia anak-anak itu masih cenderung lelet dalam melakukan rutinitasnya sehari-hari ya, Ma. 

Namanya juga masih anak-anak jadi perlu belajar beradaptasi, beproses hingga Si Kecil mampu melakukan apa yang Mama inginkan. Peran Mama dalam hal ini dibutuhkan untuk menjadikan Si Kecil seorang anak yang gesit.

Sebenarnya sikap gesit ini bisa Mama perkenalkan sehari-hari dengan berbagai cara. Salah satu cara yang bisa Mama coba yaitu dengan mengajarkan Si Kecil mengenal angka. 

Mama bisa menggunakan angka jam untuk menunjukkan kapan waktu yang tepat untuk menyelesaikan rutinitasnya sendiri. Saat diperkenalkan dengan jam, Si Kecil pun akan belajar mengenai pentingnya waktu. 

Selain itu, Mama bisa mengajarkan sikap gesit saat jam makan. Ada baiknya untuk menjauhkan mainan atau tayangan televisi saat jam makan karena ini justru akan mengganggu perhatian Si Kecil.

Membiasakan memberikan mainan atau tayangan televisi terkadang membuat jam makan Si Kecil jadi lebih lama daripada saat dirinya fokus untuk makan saja. 

2. Empati

Unsplash/Wayne Dery

Seperti yang sudah Mama pahami nih kalau empati adalah perasaan mendasar yang sangat penting dimiliki semua orang. Pengaplikasian dari bersikap empati pun berhubungan langsung dengan perasaan. 

Untuk itu, bersikap empati ke orang lain di sekitarnya pasti akan dibutuhkan Si Kecil dalam bersosialisasi. Mama nggak ada salahnya lho memperkenalkan ini sejak dini. 

Mama bisa mengajarkan Si Kecil untuk bisa memahami perasaan orang lain atau bahkan melibatkan dirinya secara langsung.

Mama juga bisa mendiskusikan mengenali sikap kepedulian ke Si Kecil agar dirinya bisa terlibat secara aktif, tidak hanya menjadi pengamat pasif.  

Dengan memperkenalkan bagaimana caranya bersikap berempati, Si Kecil akan belajar mengetahui tentang perasaan orang lain dan keberagaman hidup ini. 

Yuk Ma, mulai berikan pemahaman mengenai cara berempati yang benar ke orang lain di sekitarnya!

3. Berani 

Unsplash/Eddie Kopp

Memiliki sikap berani menjadi salah satu aspek yang perlu Mama perhatikan juga nih. 

Berani bukan berarti harus melawan perintah orangtua atau bahkan menjadi jagoan di antara teman-teman sepermainannya.

Berani di konteks ini dimaksudkan agar Si Kecil bisa belajar berani untuk bersosialisai dan tampil di depan umum. 

Untuk membentuk Si Kecil menjadi pribadi seperti ini, Mama bisa lho membiarkan dirinya bereksplorasi diri lebih jauh. Apalagi anak-anak biasanya punya keingintahuan yang begitu tinggi hingga sering bereksplorasi sendiri. 

Saat Si Kecil sedang berusaha mengeksplorasi diri dengan berbagai hal, Mama tidak perlu melarangnya ya.

Berikan kesempatan dan biarkan Si Kecil berusaha mendapatkan jawaban atas rasa penasaran. 

Dari hal sederhana seperti ini, Si Kecil pelan-pelan akan terlatih dan lebih percaya diri. 

4. Unggul

Unsplash/Alexander Dummer

Mama pasti mau banget nih menjadikan Si Kecil pribadi yang unggul dan berprestasi, benar nggak?

Untuk membentuk pribadi Si Kecil yang unggul, Mama bisa lho menjadi melatihnya dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan bentuk sederhana.

Misalnya saja mengajarkan Si Kecil untuk memakaikan pakaiannya sendiri. Kegiatan yang satu ini juga bisa melatih kemandirian hingga keterampilan motorik halusnya. 

Bahkan Mama bisa menerapkan sikap unggul ini ke dalam permainan. Mama bisa memberikan tingkatan level yang harus diselesaikan Si Kecil ketika bermain.

Ini juga bisa membuat Si Kecil gigih dalam menyelesaikan sebuah masalah, meskipun hanya dalam sebuah permainan.  

Jika Si Kecil sudah cukup mahir dalam menyelesaikan permainan itu, Mama bisa menggantinya dengan permainan atau aktivitas lain. Tujuannya agar Si Kecil punya banyak keterampilan pada dirinya. 

Tetap semangat ya, Ma!

5. Sehat

Unsplash/Kelly Sikkema

Kalau Mama perhatikan dari poin-poin di atas. Masalah kesehatan Si Kecil harus diutamakan ya. 

Tanpa kesehatan yang baik, Si Kecil tidak akan bisa untuk belajar gesit, simpati, berani dan punya kepribadian unggul.

Dalam usaha menjaga kesehatan Si Kecil, Mama perlu memberikan makanan sehat agar Si Kecil bisa mendapatkan gizi terbaiknya. 

Jangan biasakan Si Kecil jajan sembarangan atau memberikannya makanan cepat saji. Jika diberikan terus-menerus Si Kecil justru jadi terbiasa untuk meminta makanan yang tidak punya nilai gizi.

Apalagi makanan tidak sehat ini justru mengantarkan Si Kecil ke penyakit-penyakit yang bisa membahayakannya. 

Tak hanya masalah kesehatan fisik saja nih, Ma. Perlu juga menjaga kesehatan mental Si Kecil agar tetap terjaga.

Berikan suasana rumah yang menyenangkan tanpa ada tekanan apalagi kekerasan di dalamnya. 

Demi kesehatan fisik dan mental Si Kecil dalam keadaan baik, Mama harus terus berusaha ya.  

The Latest