Mengenal Trauma Pada Anak Pasca Kejadian Bom
Trauma itu jangan dianggap remeh ya, Ma. Perasaan negatif ini bisa mengganggu untuk Si Kecil
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aksi terorisme dan kejadian lain yang terjadi beberapa hari belakang ini pasti menimbulkan perasaan takut dan cemas untuk semua orang. Tidak hanya orang dewasa saja yang merasakan perasaan ini, anak-anak pun ikut mengetahui berita yang ada.
Belum lagi anak-anak yang berada di lokasi kejadian, mental Si Kecil pasti akan terguncang dengan kejadian yang mereka lihat dan rasakan. Sebagai orangtua, Mama harus tetap melindungi Si Kecil dari rasa trauma yang mungkin saja ada di dalam dirinya.
Tidak bisa dianggap remeh untuk masalah trauma ya, Ma. Trauma bisa menimbulkan perasaan takut, cemas bahkan mengingatkan kejadian-kejadian buruk yang dilihat Si Kecil waktu kejadian berlangsung. Efeknya Si Kecil jadi terlihat murung, menangis, berteriak, bertindak agresif bahkan hingga mimpi buruk.
Untuk Mama yang sedang berusaha mengilangkan trauma pada Si Kecil, kali ini Psikolog Tara de Thouars, B.A, M.Psi. akan memberikan beberapa tips mengenai masalah ini. Yuk Ma, ketahui lebih lanjut untuk mengenal trauma pada Si Kecil!
1. Menenangkan diri sendiri terlebih dahulu
Sebelum mengatasi Si Kecil yang mengalami trauma, pastikan terlebih dahulu kalau Mama berada dalam keadaan emosi yang stabil. Kalau Mama sendiri masih memiliki perasaan-perasaan negatif, akan cukup sulit untuk menenangkan Si Kecil.
Untuk bisa menolong Si Kecil dari rasa trauma yang sedang dihadapinya, Mama harus bisa berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai Mama masih dalam keadaan panik karena akan memicu Si Kecil bertambah panik dan takut.
Kalau Mama bisa tenang menghadapi kondisi pasca ledakan bom atau kejadian-kejadian yang mencekam, Si Kecil juga akan terbawa tenang. Jadi, ada baiknya Mama bisa menenangkan diri sendiri terlebih dahulu ya.
2. Berikan rasa aman
Peristiwa atau kejadian yang terjadi pada Si Kecil, apalagi itu kurang mengenakkan pasti membuatnya trauma. Apalagi kalau kejadian serupa terjadi kembali, satu kejadian saja pasti sudah menimbulkan trauma.
Trauma yang terjadi pada Si Kecil bisa menimbulkan perasaan takut kalau kejadian serupa akan terulang kembali. Efek dari rasa ketakutan bahkan bisa membuat seseorang mengalami gangguan tidur dan mimpi buruk. Rasa takut itu ternyata tidak bisa dianggap remeh ya karena efeknya cukup mengganggu.
Si Kecil yang mengalami trauma membutuhkan rasa aman. Peran keluarga diperlukan ketika perasaan takut dan trauma dirasakan Si Kecil, Mama bisa memberikan rasa aman secara fisik dengan berada di dekatnya.
Selain itu, berikan juga kata-kata positif dan yakinkan Si Kecil bahwa akan selalu ada orang yang melindungi dirinya. Dengan begitu, Si Kecil merasa tenang bahwa dirinya aman dari segala ancaman.
3. Alihkan perasaan takut anak
Kalau sudah banyak kejadian yang menakutkan apalagi secara berulang-ulang, pasti ada perasaan ketakutan yang dirasakan olehnya.
Orang dewasa saja pasti punya beragam perasaan dan ketakutan jika berada di situasi yang mencekam, apalagi perasan yang terjadi pada anak-anak.
Sebenarnya Mama bisa lho mencoba mengalihkan perasaan takutnya dengan berbagai cara. Bisa dimulai dengan kegiatan-kegiatan yang positif, seperti mengajak bermain, bernyanyi, mewarnai atau mungkin kegiatan lain yang Si Kecil sering lakukan.
Hindari memberi tontonan mengenai peristiwa yang sedang terjadi ya, Ma. Ini hanya akan membuat rasa ketakutannya muncul kembali.
Intinya Mama harus bisa mengalihkan perasaan Si Kecil dengan kegiatan yang menghibur mereka. Dengan kegiatan yang lebih positif, Si Kecil jadi bisa mengurangi perasaan takutnya dan melampiaskan emosinya ke arah yang lebih positif tanpa ada rasa dendam.
4. Berikan pemahaman tentang kejadian yang terjadi
Ma, saat Si Kecil masih berada dalam ketakutan tetaplah menenangkan dirinya ya. Usahakan untuk tidak memberikan dirinya sendiri karena ini akan terus membuatnya semakin takut.
Mama bisa melakukan hal sederhana seperti memeluk tubuhnya dengan erat. Ini bisa membuat Si Kecil merasa nyaman dan menyadari kalau Mama selalu ada di sampinya. Lalu pelan-pelan ajaklah ia berbicara mengenai peristiwa yang sedang terjadi ini.
Tanyakan mengenai makna yang ditangkap dirinya mengenai peristiwa ini. Setiap anak bisa menangkap dan memaknai suatu peristiwa yang dilihatnya dengan cara yang berbeda-beda. Mama juga bisa mencari tahu hal apa saja yang paling mengusiknya selama kejadian terjadi.
Kemudian ada baiknya Mama memberikan penjelasan mengenai fakta dan realitas yang ada. Tujuannya agar Mama bisa mengatasi pikiran-pikiran buruk yang ada di benaknya.
5. Gunakan media untuk anak bercerita
Saat Si Kecil sulit mengungkapkan perasaan yang dirasakannya, jangan khawatir ya. Mama bisa menggunakan media lain untuk membuatnya mengeluarkan perasaan yang terjadi.
Salah satu media yang bisa Mama berikan yaitu dengan menggambar. Mama bisa meminta Si Kecil untuk memberitahukan perasaannya melalui gambar. Mengajaknya mengambar bisa menjadi media untuk Si Kecil untuk bercerita yang nyaman.
Setelah Si Kecil menggambarkan perasaannya sendiri mengenai peristiwa yang sedang terjadi, Mama jadi lebih mudah untuk membantu dirinya. Mama bisa memberikan pengertian dan kenyamanan sesuai dengan kebutuhannya.
Berada di kondisi yang mencekam memang tidak mudah ya, Ma. Apalagi kalau Si Kecil merasakan sendiri peristiwa yang ada di depan mata mereka.
Tidak hanya ketakutan yang akan mereka rasakan, melainkan trauma yang mungkin bisa berlarut-larut hingga ia beranjak dewasa.
Untuk itu Ma, beberapa tips tadi bisa Mama lakukan untuk mengatasi perasaan trauma Si Kecil. Jika rasa trauma yang dirasakan olehnya terlihat cukup mengganggu kondisinya, Mama harus membawanya ke orang yang lebih profesional ya.
Jangan anggap sepele ya untuk masalah trauma ini. Mama harus waspada sedini mungkin, demi kebaikan dan perkembangan mentalnya.
Tetap semangat ya, Ma!