Obesitas pada Anak dan Pengaruh Screen Time, Benarkah Berkaitan?
Sadari, dan benahi penggunaan screen time pada anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hidup di era digital membuat baik orang dewasa maupun anak-anak sulit untuk jauh dari gadget mereka. Ada banyak hiburan yang ditawarkan oleh smartphone milik kita dan membuat kita enggan beranjak dalam waktu lama saat menikmati hiburan tersebut.
Sialnya, era digital ini juga membawa sisi negatif yang jika disadari akan menimbulkan efek jangka panjang yang buruk untuk anak. Tidak sedikit penelitian yang mengungkapkan efek negatif terlalu banyak screen time terutama bagi anak yang masih di bawah usia.
Mengutip dari activesgcircle.gov.sg, anak-anak dan balita menghadapi konsekuensi kesehatan yang lebih parah karena tubuh dan otak mereka masih berkembang dan kontrol impuls mereka lebih buruk.
Secara khusus, obesitas pada masa kanak-kanak adalah salah satu dampak dari waktu menonton yang berlebihan di kalangan anak-anak yang tidak bisa kita abaikan. Seberapa besar keterkaitan obesitas pada anak dan pengaruh screen time? Cari tahu lebih lanjut bersama Popmama.comyuk!
Anak Membutuhkan Batasan dalam Menatap Layar Digital
Membatasi screen time anak adalah hal yang harus diterapkan oleh orangtua. Hampir di seluruh smartphone kini memiliki sistem yang mampu mengatur berapa lama penggunanya harus dibatasi dalam menggunakan smartphone.
Dalam video yang diunggah oleh Nikita Willy Official, Mesty Ariotedjo yang merupakan dokter spesialis anak juga menyarankan penggunaan screen time pada anak. Hal ini bisa menjadi acuan orangtua untuk mengetahui kapan anak bisa mulai dikenalkan pada screen time dan berapa lama waktu idealnya.
- IDAI menyebut anak berusia kurang dari 2 tahun disarankan tidak menggunakan screen time sama sekali
- American Academy of Pediatrics (AAP)merekomendasikan untuk mulai mengenalkan anak pada screen time secara bertahap saat menginjak usia 18-24 bulan
- Anak dengan rentang usia 2-5 tahun diperbolehkan menonton tayangan di smartphone dengan catatan tidak lebih dari 1 jam per hari, dan harus menonton program berkualitas tinggi
- Anak yang lebih dewasa di rentang usia 5-17 tahun disarankan tidak mendapatkan waktu screen time lebih dari 2 jam per hari. Namun, durasinya bisa bertambah jika ada pembelajaran virtual atau pekerjaan rumah yang membutuhkan bantuan smartphone dalam mengerjakannya
Bahaya Anak Terlalu Banyak Screen Time
Segala sesuatu yang berlebihan tentu akan membawa dampak negatif. Hal ini menjadi hukum alam yang berlaku di berbagai macam aspek. Ketika anak menggunakan screen time dalam waktu lama pun, orangtua harus sadar ada beberapa bahaya yang mengintai, salah satunya adalah obesitas.
Ada berbagai penelitian yang sepakat menyebut bahwa terlalu banyak screen time menyebabkan perubahan gaya hidup anak dari aktif menjadi kurang gerak, yang merupakan penyebab utama obesitas.
Hal ini juga dikenal dengan istilah sedentary lifestyle atau gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Meski tidak banyak bergerak, anak sudah mendapatkan stimulasi otak. Sehingga otak anak sudah merasa cukup. Padahal, di usia 2 tahun anak membutuhkan banyak stimulasi otak yang mendukung perkembangannya.
Selain itu, anak di usia tersebut masih sangat terbatas kemampuannya dan akan mudah membuatnya merasa overwhelming akan stimulus yang diterima.
Mengutip activesgcircle.gov.sg, penyebab lain anak menjadi obesitas saat terlalu banyak menatap layar adalah anak akan lebih terpapar iklan makanan. Ini akan membuat mereka cenderung ingin makan lebih banyak.
Memang asik sekali ya Ma, saat menonton acara kesayangan sambil ngemil. Namun, jika tidak ada pengawasan dari orangtua, hal ini akan membawa hal buruk bagi anak.
No Screen Time Apakah Sebuah Solusi?
Jika anak saat ini sudah terlanjur mengalami ketergantungan dengan screen time, tentu akan sulit untuk menghentikannya begitu saja. Maka, orangtua perlu membuat aturan baru yang akan lebih menyeimbangkan waktu penggunaan screen time.
- Buat batasan yang jelas, kapan dan berapa lama anak diperbolehkan menggunakan screen time. Salah satu waktu terlarang untuk anak menggunakan smartphone adalah saat waktu makan, dan 1 jam menjelang tidur. Karena, hal ini akan mengganggu konsentrasi makan dan juga berpotensi mengganggu pola tidur mereka. Sepakati bersama batasan ini dengan anak. Bila perlu, orangtua juga menerapkan batasan ini agar anak merasa tidak sendirian.
- Program interaktif bisa jadi pilihan. Menjalankan ini memang sedikit tricky, karena harus membuat anak mau memilih program interaktif yang bersifat dua arah saat screen timenya pun terbatas. Dampingi anak saat menonton, dan ajak anak tetap stay active saat menikmati tontonannya.
- Kamar anak adalah lokasinya untuk beristirahat. Mama dan Papa harus mengkaji ulang apakah memang butuh meletakkan televisi, atau mengizinkan anak membawa smartphone ke kamar.
- Mencarikan kegiatan yang membuat anak bergerak aktif. Kurang hobi di luar ruangan akan membuat perhatiannya tercurah pada smartphone. Kenalkan anak kepada ekstrakurikuler baru, atau ajak anak lebih rajin untuk keluar rumah dan menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan fisik.
- Ajarkan anak untuk bermain dengan teman. Kehadiran smartphone kini membuat banyak anak fokus terhadap gawainya, dan bukan kepada interaksi sosial. Jika anak masih terlalu kecil untuk dilepas sendiri dengan teman-temannya, orangtua harus hadir dan mendampingi mereka agar mereka merasa aman, tenang, dan nyaman.
Obesitas yang terjadi dan karena screen time berlebih adalah soal keseimbangan dan keterlibatan orangtua dalam keseharian anak. Berikan smartphone kepada anak saat usianya mencapai waktu yang dianjurkan, dan biasakan untuk memberikan batasan waktu kepada mereka, ya!
Baca juga:
- 5 Alasan Orangtua Gunakan Smartphone yang Dukung Parenting Ramah Anak
- Penggunaan Smartphone oleh Mama Berpengaruh pada Perkembangan Balita!
- Mudah dan Efektif, 10 Cara Mengatasi Kecanduan Smartphone pada Remaja